The Queen is back

22 1 1
                                    

Dua bulan setelah kecelakaan yang menimpa Nahyun berlalu, selama itu para siswa lebih disibukkan dengan persiapan festival ulang tahun sekolah. Kabar buruk tentang Nayoung pun sudah tidak mengudara lagi meskipun hingga saat ini masih belum diketahui pasti siapa yang mendorong Nahyun hingga ia jatuh dari tangga.

"Ya! Mau ke mana kau!?"

"Aish! Aku lapar!" keluh Jehan yang hendak masuk ke ruang tata boga, namun ia harus rela menerima kegagalan karena Jachi menyeretnya ke ruang latihan dance.

"Daripada makan terus, lebih baik kau latihan!" omel Jachi.

Jehan hanya pasrah dan memautkan bibirnya. Kadang ia menyesal karena mau menggantikan posisi Nahyun di tim dance.

Dua jam tersisa sebelum festival dimulai. Seluruh siswa sangat bekerja keras mengatur jalannya acara ini.

"Jisoo sunbae, Juhee tidak bisa datang hari ini karena sakit. Kita kehilangan salah satu MC kita."

"Kalau begitu kau gantikan Juhee, berikan tugasmu ke anggota divisimu."

"A-aku!?"

"Iya, kau juga 'kan dekat dengan Raehwan. Kalian bisa bicara dulu, dia pasti membantumu."

Sementara ruang musik tampak sangat seru dengan bertambahnya Dohee yang kini namanya tidak sekedar tercantum sebagai anggota.

"Aju nice!! Kau melakukan rap dengan sangat bagus, Jiwoo-ya!" puji Jaeho selaku pemimpin tim mereka.

"Yeah! Tidak sia-sia aku berlatih keras!" seru Jiwoo.

Dohee memandangi kertas lirik sambil berpikir, "Aku ingin Jiwon juga bernyanyi selain di bagian reff," ujarnya.

"Eoh? Aku?" tanya Jiwon.

"Di sini, chorus pertama akan dinyanyikan oleh Jiwon. Liriknya cocok sekali untuk dia yang memainkan piano," jelas Dohee.

"Tapi... aku tidak yakin..." ucap Jiwon terbata.

"Hey, aku pernah mendengarmu menyanyikannya. Kau bagus. Kita coba saja," tambah Jaeho.

Di ruang dance, Euijin memandangi layar ponselnya. Ia menunggu balasan dari Jeonghan atas pertanyaan, 'Apa hari ini kau akan datang ke sekolah?'.

Gadis itu sangat khawatir, tentu saja, karena Jeonghan tidak pernah masuk sekolah sejak terakhir kali lelaki itu tidur sambil memeluknya di kelas. Meskipun komunikasi mereka tetap berjalan, namun tetap saja jika tidak bertemu terasa ada yang kurang.

"Selamat pagi. Maaf aku terlambat." Nayoung sudah memasuki ruang latihan, tandanya Euijin harus segera mengakhiri penantiannya.

"Kau sudah melakukan yang terbaik, Nayoung-ah. Kau memang leader yang keren, masih memprioritaskan kami di sela waktu trainee-mu." ujar Jachi.

"Padahal kau datangnya nanti saja biar Jachi kerja sedikit," celoteh Jehan.

"Ya! Aku sudah berhasil mencegahmu kabur ke ruang tata boga!"

Nayoung tertawa renyah melihat twin tower yang kadang selalu ribut. Ia kemudian melihat Euijin yang menghampirinya dengan lesu.

"Ya, kau itu tidak pernah begini sebelumnya, "Nayoung menarik pipi Euijin. "Karena Jeonghan, huh?"

Euijin tersenyum, "Aniyo! Ayo, kita bersiap untuk tampil!"

**

Seluruh siswa berbaris rapi di lapangan untuk mendengar sambutan dari pendiri ㅡsekaligus pemilikㅡ sekolah. Tepuk tangan meriah diberikan para siswa menyambut pria berumur hampir kepala tujuh yang naik ke atas panggung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NEW LOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang