Memory

28 3 1
                                    

Kim Nahyun
Nam Danny, lahir 17 Juli 1993.
Dia memang siswa di sekolah kita, empat tahun lalu.
Hobinya bermain piano, tapi bukan anak klub musik. Dia jarang sekolah, tapi dia masuk lewat jalur prestasi. Banyak di antaranya sertifikat lomba bermain piano.

Kim Nahyun
Hm... aku sedikit terkejut dengan hal ini, mungkin kau akan sedih.
Di pertengahan semester satu dia benar-benar tidak datang ke sekolah. Dia sakit. Sampai akhirnya dia meninggal sepulang dari rumah sakit tiga bulan kemudian.
Itu sebabnya dia tidak ada di buku tahunan sekolah.
Maaf Dohee-ya. Aku turut bersedih.

Dohee hanya diam setelah membaca pesan dari Nahyun. Rasanya... entah apa yang ia rasakan. Sedih? Tapi ia tak bisa menangis. Bahkan menurutnya itu bukan suatu hal yang harus membuatnya sedih. Ia yakin, ia melupakan sesuatu. Ada apa dengan Dohee?

DohighD
Aku tidak yakin tentang ini, tapi sepertinya aku melupakan sesuatu, dan Danny juga berusaha menyampaikan sesuatu kepadaku.

Kim Nahyun
Kenapa kau berpikir seperti itu?

DohighD
Dia tidak ingat apapun setelah ia mati. Ah, tapi dia ingat namanya. Kurasa dia ingin aku mencari tahu sesuatu tentangnya.

Kim Nahyun
Entahlah, aku sendiri masih sulit percaya dengan hal ini.
Kepalaku jadi sakit, kekeke
Tidurlah, Dohee-ya! Aku yakin kau hanya kelelahan!
Besok kita cari Danny bersama-sama!

DohighD
Iya. Terima kasih banyak!🌻🌈

**

"Nona, suaramu bagus sekali. Aku sangat menyukainya." Aku tersenyum kepada gadis yang baru saja turun dari panggung itu. Gadis yang membuatku jatuh hati dengan suaranya, tapi ia hanya berlalu begitu saja setelah sempat menoleh dan mendengar kalimatku.

'Ada apa dengannya?'

Itulah pertanyaan yang muncul di benakku. Aku mengikutinya tanpa berpikir panjang, tapi ia tampak tak peduli jika aku benar-benar mengikutinya.

"Hey, Nona!"

Aku memanggilnya lagi, dan ia hanya menoleh ke arahku. Tapi kali ini aku melihat pertanyaan melalui ekspresi wajahnya, seperti 'kenapa kau mengikutiku?'

Ah, aku tidak peduli.

"Nona, jika kau mengikuti audisi, kau pasti akan lolos dan jadi penyanyi terkenal."

"Aku tidak ingin jadi seorang penyanyi."

"Apa?"

"Aku tidak ingin jadi seorang penyanyi."

"Kenapa? Bukankah kau suka bernyanyi?"

"Aku tidak menyukainya."

**

Alarm pagi telah berbunyi, memaksa Dohee untuk bangun dari tidurnya. Dengan mata yang masih terpejam, ia mendudukan diri sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit. Tidak biasanya.

Kemudian matanya terbuka, tubuhnya bergerak mematikan alarm yang berbunyi nyaring di atas nakas. Kemudian ia turun dari tempat tidur dan bersiap pergi ke sekolah.

NEW LOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang