Jika aku bisa memilih
aku tidak ingin kalian berpisah.***
"Tidak bisa! Pokoknya Daniel akan ikut bersamaku!" Bentak seorang lelaki paruh baya.
"Maksud kamu apa? Kamu mau misahin anak sama mamahnya? Nggak bisa seperti itu, pokonya Daniel akan ikut bersamaku!" Seorang wanita kini mulai menaikkan sedikit nada bicaranya.
"Terserah kamu mau bilang apa pokoknya Daniel akan ikut papahnya. Masa depan dia terjamin bersamaku. Akan ku sekolahkan dia di sekolah temahal kalau perlu di luar negeri sekalian." Kini lelaki paruh baya itu telah bicara dengan nada tak kalah tingginya.
Mereka bertengkar saling menghina, mencemoh, bahkan saling melemparkan barang-barang.
Jam telah menunjukkan pukul 21.00 dan akhirnya Daniel seorang Putra tunggal dari Adrian Prasetya dan Ikha Larasati telah hadir di tengah pertengkaran rumah tangga yang sering terjadi di rumah megah dengan cat putih yang memiliki sejuta kenangan masa lalu tentang keluarga Daniel. Rumah megah inilah saksi perceraian papa dan mama Daniel. Dirumah ini pula Daniel pernah merasakan pelukan hangat orang tua.
Daniel yang baru saja pulang bermain futsal sangat terpukul. Ia mungkin tidak akan pernah mendengar lagi pertengkaran orang tuanya. Bahkan makan malam yang selalu ia rindukan di setiap harinya serta bisikan lembut mamanya di pagi hari. Atau mungkin candaan papanya di mobil. Kini ia hanya perlu menentukan pilihan antara mama ataupun papanya.
"Mah kenapa lagi sih? Kenapa sih kalian tuh kerjanya bertengkar mulu. Capek tau nggak liat kalian bertengkar!" Bentak Daniel yang sudah tidak tahan melihat keretakan rumah tangga kedua orang tuanya.
"Kamu capek liat kami bertengkar? Bagus. Sekarang kamu kemasi barang-barang mu dan ikut Papa ke Solo!" Teriak Adrian kepada Daniel.
"Apa maksud mu? Daniel akan tetap disini bersamaku. Ia kan nak." Pinta seorang wanita dengan nada memelas kepada Daniel.
Daniel pov
Hati ku kini telah mati entah siapa yang akan kupilih itu kuasa ilahi jelasnya hari ini aku akan pergi mungkin sampai esok hari ataupun tak akan pernah kembali.
Bukan karena tak sayang lagi tetapi kini aku telah mulai menyadari. Aku tinggal ataupun pergi tiada berguna lagi.
Bukan harta yang kupinta juga bukan barang-barang mewah yang kuharapkan. Aku hanya ingin semua kembali seperti biasanya.
Aku mulai menaiki satu per satu anak tangga. 15 menit kemudian akupun keluar dari kamar dengan pakaian yang berbeda namun tetap dengan kunci mobil ditangan kananku.
Aku sangat lelah dengan pertengkaran ini. Aku hanya bisa melewati pertengkaran keluargaku tanpa memperdulikan omongan papa ataupun mama.
"Dasar anak kurang ajar mau kemana kamu malam-malam begini? Kamu itu di sokolahin supaya nurut bukan malah bertindak sok pintar. Dan satu lagi kalau kamu berani keluar dari rumah ini papa akan stop semua fasilitas kamu!" Bentak Adrian yang mencoba menahan Daniel
Daniel hanya bisa menahan air matanya dengan setengah berlari ke arah mobilnya. Yang ia pikirkan saat ini hanya bagaimana masa depannya tanpa kasih sayang dari papa mamanya.
Hening. Hanya ada beberapa mobil saja yang memadati kota. Mobil Daniel seakan membelah heningnya malam di kota metropolitan. Kini bulan terlihat sangat bahagia denan pantulan sinar yang amat mempesona.
Saat ini Daniel berfikir Tuhan sedang tidak adil padanya. Mengapa ia harus merasakan sakitnya brokenhome. Percayalah rasa sakit brokenhome akan lebih membuatmu jatuh daripada brokenheart.
30 menit berjalan tanpa arah mobil Daniel tiba-tiba terhenti didepan kerumunan orang-orang di tengah jalan.
Rasa penasaran Daniel lah yang telah membuat lelaki tegap nan rupawan ini bersedia turun dari kendaraan nya. Ia melihat seorang gadis seusianya dengan lumuran darah dikepalanya. Daniel sempat bertanya dan orang-orang tersebut hanya mengatakan tabrak lari.
Daniel yang memang memiliki jiwa sosial yang tinggi tidak sungkan memberikan pertolongan kepada orang tersebut. Sekalipun ia tidak pernah mengenalnya.
"Pak tolong naikkan saja dia di mobil saya." Tawar Daniel yang merasa iba dengan gadis cantik di hadapannya
Orang-orang disekitar yang mendengar tawaran Daniel segera dengan sigap membantu Daniel mengangkat tubuh mungil uang kini mulai tak berdaya tersebut.
Daniel memacu mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Saat ini ia hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar gadis ini diberikan keselamatan dan karunianya.
15 menit kemudian mereka sampai di sebuah rumah sakit besar di tengah kota. Para perawat berlari dan melakukan perawatan intensif kepada korban.Daniel hanya bisa mengikuti para perawat yang akan membawa wanita itu ke ICU.
Sebelum wanita itu benar-benar masuk kedalam ruangan tersebut dokter sempat memberikan tas tangan berwarna merah muda dengan boneka beruang putih di ujung resletingnya.
Daniel hanya mengangguk. 25 menit telah berlalu tidak ada satupun petugas yang keluar untuk memberi kabar kepada Daniel tentang apa sebenarnya yang gadis itu alami.
22.10. Terdengar suara telepon ia mengangkatnya. Diseberang sana hanya ada omelan Bunda dari anak perempuan yang ia tunggu semenjak 25 menit yang lalu.
"Maaf tante. Saya Daniel saya nggak sengaja lewat. Saya dengar anak tante kena tabrak lari jadi sayabawa anak tante ke RS. Karena kondisinya sangat tidak memungkinkan." Daniel hanya bisa menjawab seadanya. Karena saat ini ia hanya memikirkan keadaan gadis malang itu.
Tuttt....tuttt ....tuuuuuuttttt
Sambungan terputus. Daniel mencoba memberanikan dirinya untuk membuka isi tas demi sebuah identitas.
Tanpa berpikir panjang ia membuka dan melihat isi dompet nya. Yap dia menemukan buku atm dan melihat namanya
" Aira Camelia Putri "
KAMU SEDANG MEMBACA
Danira
Genç Kurgu[Terbit setiap minggu] Dengan-mu, jatuh cinta adalah patah hati yang paling sengaja. Karena aku telah mencoba bertahan untuk kesekian kalinya. Namun yang kudapat hanya abu-abu saja. Tak jelas dan juga tak pasti.