"Min?"
Jungkook mengusap wajah, menyingkirkan tetes air yang tadi ia pakai cuci muka. Walaupun begitu, matanya masih setengah terbuka--separuh sadar, selebihnya tidak. Ditambah dengan menguap lebar-lebar, sudah bisa menjelaskan kalau pemuda itu baru bangun tidur.
Ia berjalan malas. Mengandalkan hidungnya yang mencium bau makanan untuk menuntun diri ke lelaki lain di dapur. Jungkook melihat Jimin berkutat dengan alat masak. Perlahan ia membawa kakinya mendekati pria itu, langsung melingkarkan lengan di pinggang yang lebih kecil dan menumpukan dagu di bahunya yang sempit.
"Tumben sudah bangun," kata Jimin. Sama sekali tak terganggu dengan beban tambahan di belakangnya. "Mimpi buruk atau apa?"
Jungkook menggeleng, "Tidak. Hanya terbangun saja. Memangnya aneh kalau aku bangun lebih pagi?"
"Yeah. Biasanya Eunkyung lebih dulu bangun daripada dirimu."
Jungkook mendengus saja. Tak ingin berdebat lebih lanjut. Lebih memilih mengeratkan pelukannya ditambah mengecupi leher pemuda pendek itu. Matanya sudah terpejam, entah karena efek mengantuk atau terlalu menikmati. Kalau iya, Jungkook bisa saja tidur di sini sekarang dan menambah beban Jimin--tapi dia tak ingin melakukan itu. Toh, perutnya sudah bergemuruh dari tadi dan menatapi makanan dari balik punggung Jimin membuatnya makin parah.
"Kook."
"Hm?" Jungkook bergumam. Mencuri satu kecupan di pipi Jimin sebelum mendengar lagi apa yang akan ia katakan.
"Tolong buatkan Eunkyung susu. Sebentar lagi dia bangun," katanya.
"Apa harus dibuatkan susu?" Jungkook mengernyit. Ada kerutan dalam di dahinya dengan sebelah alis yang terangkat. Menanyakannya seakan-akan ia tidak tau.
Jimin menghela napas. "Memangnya dia mau minum apalagi, Jungkook-ah. Kadang aku heran padamu, kenapa bisa otakmu berpikir seperti itu."
"Bukan begitu. Maksudku...." Jungkook menggantung ucapannya. Kedua tangan yang tadi di pinggang kini merayap masuk ke dalam kaus Jimin, perlahan naik dan membuat si empunya langsung menegang. Berhenti tepat di depan tubuhnya, menangkup dada itu dengan telunjuk di masing-masing tonjolan kecilnya. "Apa dia tak bisa menyusu dari dadamu saja?"
Tepat setelah Jungkook memberikan satu remasan, sebuah spatula menghantam kepalanya.
"Sialan kau mesum!"
Tapi Jungkook hanya terkekeh sambil mengusap kepalanya. Tak mau terkena hantaman lagi, Jungkook melakukan apa yang Jimin minta. Sekali-kali mencuri pandang pada pacar pendeknya yang menggerutu dengan muka memerah--dia terlihat marah, tapi sebenarnya menikmati. Jungkook tau itu.
Pemilik surai kelam itu mengambil botol di rak. Memasukkan beberapa sendok susu bubuk ke dalamnya sebelum menambahkan air panas dari termos. Jungkook bisa kalau hal seperti ini--gampang, Jimin yang mengajarinya. Sekarang pekerjaannya lebih rapi, tak lagi membuat susu bubuk bertebaran dan air panas tumpah di lantai seperti yang ia lakukan pertama kali.
Saat selesai, Jimin sedang menata piring untuknya. Lengkap dengan kongnamul-bab, galbi, dan moo-saengchae yang asapnya mengepul tipis. Pria itu kemudian ke kamar Eunkyung, sementara Jungkook sudah duduk manis dengan mata berbinar di kursinya.
Jungkook baru saja memasukkan satu sendok nasi ke mulutnya ketika Jimin kembali. Eunkyung bangun, tapi kepalanya masih terkulai lemas dalam gendongan Jimin. Terlihat sekali bayi itu sedang mengumpulkan kesadarannya dengan mulut yang masih setia mengenyot dot dari semalam.
Jimin meletakkan Eunkyung di kursi bayi sebelah Jungkook sebelum ia melipir lagi ke dapur. Jungkook melanjutkan makannya, sekali-kali memerhatikan Eunkyung yang hampir tidur lagi di kursinya. Pria Jeon itu harus menepuk pipinya sekali-dua kali agar itu tak terjadi.
Jimin kembali lagi dengan botol susu dan mangkuk yang mengepulkan asap. Pria itu segera mengambil dot yang diemut Eunkyung sebelum menyodorkan dot lain berisi cairan putih. Mata bayi itu langsung melebar, dan kemudian mulutnya sibuk menyesap susu dari sana.
Jungkook melanjutkan lagi makannya, Jimin juga. Tapi atensi pacarnya itu lebih tertuju pada Eunkyung daripada makanannya. Memastikan sang bayi menghabiskan susunya dan tidak membuat kekacauan. Jungkook ikut menengok, mengunyah sambil menatapi pipi Eunkyung yang makin menggembung--penuh susu di dalamnya.
Makanannya tandas ketika Jimin mengambil semua alat makan kotor termasuk botol Eunkyung yang sudah kosong. Bayi itu memang cepat kalau sudah soal minum susu, apalagi es krim. Jungkook kadang berpikir kenapa bayi lebih suka dengan cairan dari sapi itu daripada teh atau kopi. (Yeah, Jungkook tau ia konyol. Dan memikirkan hal-hal bodoh adalah salah satu bentuk kekonyolannya.)
"Kau sudah selesai, kan?" Jimin bertanya tiba-tiba dari dapur. "Tuh, suapi Eunkyung. Aku mau mengurus pakaian kotor dulu." Dan dengan itu suara jejak kakinya terdengar menjauh.
Jungkook menatapi Eunkyung yang menatapinya balik. Kemudian beralih mengamati mangkuk yang masih mengepulkan segaris putih di udara. Berisi bubur dengan potongan kecil wortel dan brokoli, juga daging yang digiling halus. Apa ini namanya? Nasi bubur?
Pria itu mengambil sesendok penuh bubur, mendekatkannya dengan Eunkyung yang langsung membuka mulutnya lebar-lebar. Jungkook menyengir, gigi kelincinya sampai muncul ketika Eunkyung memakannya dengan lahap.
Kadang-kadang Jungkook akan memberhentikan sendoknya saat akan memasuki mulut Eunkyung yang langsung memberengut. Jemarinya yang kecil menggapai-gapai tangan Jungkook supaya cepat memasukkan makanannya ke dalam. Tapi Jungkook adalah Jungkook, ia akan tetap menahannya sampai membuat bayi itu nyaris menangis.
Tak jarang Jungkook juga akan bertingkah lebih konyol dari itu. Seperti mengangkat sendoknya tinggi-tinggi dan bilang, "Tut-tut, keretanya datang." Sambil menyuapinya perlahan. Jungkook senang dengan reaksi Eunkyung--yang tersenyum lebar-lebar dan mengepalkan tangannya gemas.
"Oh? Sudah selesai?" Jimin datang lagi tepat ketika Eunkyung mengunyah suapannya yang terakhir.
Pria bersurai blonde itu mengambil tisu, mengelap mulut Eunkyung yang belepotan dan mengambil lagi mangkuk kotor yang tersisa. Dalam jalannya ke dapur, ia berhenti. Lalu menatap Jungkook sambil mengatakan, "Kau harus bangun pagi lebih sering, Jungkook-ah. Jadi aku tak kerepotan sendiri."
Dan Jungkook membalasnya dengan, "Yeah. Tapi lain kali kau harus membiarkan Eunkyung menyusu dari dadamu."
Pagi itu Jungkook dapat double. Sebuah antaman dari spatula juga lemparan sendok bekas makan Eunkyung. Disusul Jimin yang mengatakan, "Kau kira aku perempuan, hah?!" Dengan teriakan melengking.
Hai!
Maapkan kalo ini rada aneh ya. Gw buatnya ngebut bgt soalnya :") dan tolong kasi tau kalo ada typo, makaseh :"D
BYe WorLD
KAMU SEDANG MEMBACA
aegya | kookmin
FanfictionJungkook dan bayi jelas bukan sebuah kombinasi yang bagus. 28102017 © kookmicin