"nak, ayo kita belajar."

5.4K 871 161
                                    

"Dan jangan lupa untuk merebus botolnya dulu sebelum buat susu. Jangan biarkan Eunkyung makan terlalu banyak biskuit, nanti dia muntah. Dan--oh! Kalau kalian tidur bersama, Jungkook, jangan peluk dia seperti bantal guling, oke?"

Jungkook menjawabnya dengan sebuah gumaman juga sebuah putaran bola mata--Jimin sudah mengatakan itu berkali-kali, dan Jungkook bahkan sudah mengingatnya di luar kepala.

"Aku akan kembali lusa. Mungkin malam--tapi itu tidak penting. Nanti sore aku akan menelponmu," Jimin bilang lagi. Dia sibuk berjalan ke sana ke mari, memasukkan berbagai macam barang ke tas sambil menjepit telpon di antara bahu dan telinganya.

Jungkook hanya mengamati pria yang kerepotan itu sembari mengetukkan jemari di atas meja. Eunkyung sibuk mengenyot dot si mulutnya, tapi ia ikut mengamati Jimin dengan tatap bingung--ada perasaan buruk yang mengatakan kalau sesuatu akan terjadi, namun sayangnya bayi Eunkyung belum sampai sejauh itu untuk mengerti.

Jimin mengambil semua barangnya--satu tas punggung dan koper untuk digeret. Berjalan setengah terburu-buru ke pintu. Jungkook mengekor di belakang dengan Eunkyung di gendongan.

Pria blonde itu bilang ada acara di luar kota (jumpa fans? Tanda tangan? Apalah itu Jungkook tidak mengerti). Selama beberapa hari (tiga hari, terhitung dari sekarang) dia akan ada di sana--dan itu berarti hanya tinggal Jungkook dan Eunkyung berdua. Mau tak mau, Jungkook dengan separuh hati mengiyakan permintaan pria itu yang memintanya menjaga Eunkyung selama ia tak ada.

Dan kau tau, kadang kombinasi antara Jungkook dan Eunkyung tidak berjalan dengan baik.

Namun begitu Jimin tetap akan pergi. Semalam ia sudah memberikan berbagai macam wejangan pada Jungkook, dan menyuruhnya langsung menelepon kalau-kalau terjadi sesuatu. Jimin bahkan sudah menyiapkan banyak ramen dan catatan kecil nomor restoran untuk delivery karena tau Jungkook ditambah dapur sama dengan kehancuran.

Pria itu menahan langkah saat hendak meraih kenop pintu. Ia berbalik, menghela napas sambil menatap Jungkook. Jungkook pikir, ia sedang bertengkar dengan batinnya sendiri untuk tidak jadi pergi dan semuanya aman atau pergi dengan kemungkinan kabar buruk.

Jimin mendekat ke Jungkook. Sedikit berjinjit dengan jempol kakinya, meletakkan jemari di bahu Jungkook untuk bisa menciumnya lebih baik. Jungkook langsung merespon dengan memperdalam ciuman itu, menggunakan tangannya yang bebas untuk menahan tengkuk Jimin dan menikmati rasa yang ada pada bibir pria itu.

Eunkyung diam. Melongo, sih, tepatnya. Matanya melebar dan ia sampai juling untuk menatapi 'mama' dan 'papa'nya dengan lebih baik--korban adegan tujuh belas plus plus yang mirisnya malah menggapai-gapai Jimin supaya pria itu juga memberikannya ciuman di wajah.

"Oh, astaga." Jimin malu. Rona merah menjalar di pipi sampai telinganya, dan Jungkook yang menyebabkan dia begini tampak tak merasa bersalah sedikit pun. "Sial, kau. Bagaimana kalau Eunkyung mempraktekkannya dengan bayi lain?"

Jimin berkata begitu tapi ia tetap mendekati si bayi untuk mmemberinya kecupan di dahi dan kedua pipi. Lalu dia kembali menggenggam kopernya lagi sambil bilang, "Aku akan merindukan kalian."

Jadi Jimin pergi diiringi dengan lambaian separuh niat Jungkook dan Eunkyung yang terus mengatakan 'ta-ta-ta-ta' dengan lantang.

Sedetik kemudian mereka kembali lagi ke dalam. Jungkook mengangkat Eunkyung tinggi-tinggi, menghela napas pendek dan memunculkan sedikit senyum miring. "Nah, bayi, kau harus menurut padaku, oke?"

Sehabis itu Jungkook sibuk sendiri--mandi, membuat ramen, memandikan Eunkyung, bersiap-siap lagi. Dia ada kelas sehabis ini--dan yeah, tentu saja Jungkook akan membawa si bayi bersamanya. Dan yeah lagi, seorang bayi di tengah-tengah kumpulan orang dewasa yang stres dengan materi--kalau bukan karena dosennya yang baik hati, mungkin hal ini tak akan terjadi.

Eunkyung siap dengan jaket jeans dan celana jeans dan converse biru yang ukurannya mini sekali (bayi itu terlalu dimanja Jimin, tak heran ia punya banyak pakaian remaja masa kini versi mini di dalam lemarinya). Jungkook sendiri seperti biasa--kaus putih, jeans, dan timberland yang belum dicuci selama dua bulan.

Jungkook menata rambutnya, memastikan semua sudah rapi dan mengatakan 'kau bisa Jungkook, cuma tiga hari' di depan kaca. Lalu kembali lagi ke ruang tengah sambil menghela napas.

Jungkook menggendong Eunkyung dengan gendongan, memposisikan tubuhnya ke depan supaya ia bisa melihat lebih banyak hal saat mereka berjalan. Tas punggung terpasang di belakangnya, berisi buku dan barang-barang miliknya. Kali ini, ditambah dengan tas selempang warna biru dengan motif kotak-kotak dan gambar beruang lucu--itu punya Eunkyung. Isinya popok, beberapa botol air dan susu, bungkusan biskuit bayi, mainan dengan bel bergemerincing, dot dan yada-yada-yada lainnya.

Pria itu lagi-lagi menghela napas. Agak ragu saat meraih kenop pintu. Eunkyung yang tersenyum dan sedikit tertawa sama sekali tak membuatnya lebih tenang. Namun, ia tetap melangkah. Terus berpikir tentang 'ayo Jungkook, kau pasti bisa,' semata-mata untuk menyemangati dirinya sendiri.

Kakinya sudah melangkah keluar, tangan sibuk mengunci pintu dan kini ia berhadapan dengan lorong juga sederet masalah yang mungkin terjadi hari ini. Ia menghela napas (lagi) sebelum mengusap rambut Eunkyung pelan dan mengatakan,

"Nak, ayo kita belajar."

Hai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!

Tadinya gua ga mau apdet samsek karna terlanjur males dan badmood but yeah ga jadi. Gua pingin banget gambar ilustrasi Jungkook di sini--dengan dua tas dan bayi. Tapi gua ga bisa jadi ga jadi /?

And next chapter bakalan ada orang-orang baru!1!1 (dan ga bakal ada Jimin beberapa chap ke depan tapi bakal ada yg lain /?) Udah ada klu di chap chap sebelumnya tentang siapa yg bakalan muncul
(͡° ͜ʖ ͡°)

Last,
Á bientot!

aegya | kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang