Kalau ada yang lebih menyebalkan daripada kalah main game dengan Taehyung, maka itu adalah dibangunkan pagi-pagi di hari libur padahal dia masih sangat mengantuk (yah, kau taulah, efek melakukan sesuatu bersama Jimin semalam).
Jungkook tidak tahu bagaimana pastinya. Tapi dia tahu kalau Jimin yang membuka gorden kamar mereka hingga sinar matahari yang masuk membuat Jungkook merubah posisi jadi tengkurap, menyembunyikan wajah pada bantal. Jimin menyuruhnya bangun saat itu, namun Jungkook ngeyel. Tak juga bergerak sedikit pun lalu tertidur lagi.
Beberapa menit kemudian, kesadarannya baru kembali ke permukaan walau belum sepenuhnya. Jungkook, yang matanya masih terpejam, mengerang pelan ketika rambutnya dijambak (keras pula). Dia berkata dengan suara seraknya, "Hyeong, hentikan."
Yang dipinta berhenti. Namun, tak lebih dari hitungan lima, Jungkook mengerang lagi. Kali ini rambutnya dijambak lebih kuat. "Ah! Hyeong, lima menit lagi!" Jungkook merengek. Nyaris terdengar seperti bayi--dan kalau iya pun, berarti dia bayi raksasa.
Bukannya berhenti, jambakan itu malah makin brutal. Ditambah dengan pukulan-pukulan kecil yang (sebenarnya, tak seberapa sakit) membuatnya mengaduh. Jungkook perlahan membuka matanya dan baru menyadari ada tambahan beban di punggungnya.
"Ooo!"
Oh sial.
Tentu saja.
Siapa lagi yang berani mengganggunya selain Jimin dan bayi kecil kesayangannya?
"Dadaaaaa!"
(Dada? Serius? Jungkook mencoba tak berpikir buruk karena, duh, yang Eunkyung maksud bukan dada perempuan, kan?)
"Astaga Eunkyung." Jungkook mengerang lagi. Dia bangkit sambil memegangi bocah yang ada di punggungnya supaya tak jatuh. "Kau membuatku kaget, tahu."
Eunkyung, yang kini sudah duduk manis di pangkuan Jungkook, malah menunjuk-nunjuk kepala pria itu sembari tertawa. Lebar sekali. Jungkook sampai harus memegangi punggungnya agar dia tak terjengkang ke belakang. Dan baru ketika Jungkook menatap cermin, ia tahu apa yang Eunkyung tertawakan; rambutnya yang mirip pantat bebek.
Jungkook mendengus, "Belum saja kau ku bikin botak." Si bocah yang tidak mengerti ucapannya hanya lanjut tertawa.
Pria Jeon itu membawanya ke ruang makan. Ada Jimin di sana, berkutat dengan segala alat masak yang kalau Jungkook sentuh mungkin akan rusak. Jungkook dan Eunkyung baru saja akan duduk kalau Jimin tak bilang, "Tidak boleh ada orang bau di dapur," sambil menatap mereka dengan tajam.
Jungkook mengerti maksudnya apa. Maka dia mengerang lagi, kali ini dialanjut dengan cemberut yang muncul di bibir. Iya, sih, dia bau. Tapi, kan, tidak lebih bau dari Eunkyung yang mungkin saja mempipisi popoknya lebih dari tiga kali semalam. Jungkook ingin protes, namun dia tak ingin kena tampar makanya ucapan itu tertelan lagi dalam tenggorokan.
Jungkook membawa Eunkyung mandi. Untungnya intensitas tertawa sang bayi sudah berkurang jadinya Jungkook tak kerepotan lagi. Dia melepas baju Eunkyung juga bajunya sendiri sebelum sama-sama masuk ke dalam bath tub yang terisi setengah.
Memandikan Eunkyung jadi sesuatu yang mudah untuk Jungkook. Sudah seperti pekerjaan rumah biasa. Semakin Jungkook terbiasa semakin rapi pula pekerjaannya. Tak ada lagi cipratan sabun, gelembung-gelembung busa yang meluber, atau sikat gigi yang masuk dalam toilet. Yeah, dan itu artinya tidak ada lagi Jimin yang marah-marah.
Mereka selesai dalam seperempat jam. Sudah kembali lagi ke tempat di mana Jimin berada. Kali ini Jimin tak bisa protes tentang bau lagi karena Jungkook sudah memakaikan minyak wangi sampai habis setengah botol ke tubuh mereka. Sengaja ingin membuat Jimin mabuk karena wangi yang tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
aegya | kookmin
FanfictionJungkook dan bayi jelas bukan sebuah kombinasi yang bagus. 28102017 © kookmicin