Ciliders Virus bius

64 2 0
                                    

Rissa masih tak berkutat di kursinya, Ia merasa bosan sembari kaki digoyang-goyangkan. Rissa belum menghampiri Althair sebagaimana alasan dirinya pada Ghina.

Gadis itu sendiri di kelas. Hening. Sunyi. Tak ada teriakan anak-anak bengis dikelasnya. Yang terdengar dari tadi hanyalah pusingan kipas angin yang melintang jauh di atas kepala, suara jam dinding, serta suara samar-samar anak-anak kelas lain yang sekedar lewat.

Rissa merasa jengah. Diperhatikannya di setiap 'Seantero' kelas.
Ah. Tak ada yang berubah.

Matanya kerling memperhatikan disetiap langit-langit kelasnya.
Rissa memperbaiki tatanan rambutnya yang mulai berantakan.

Setelah memperbaiki rambut dengan berpadankan Cermin Mini, ia langsung mengeluarkan ponsel dari saku dan mengetikkan pesan.

-Althair Hendry-

|Ir, kamu dimana? Aku ke kelas ya sekarang.|

Sembari menunggu Althair membalas, Gadis itu bersenandung Lirih tak jelas. intro kunci G, Irama kunci A, nada kunci J. Serupa dari G ke J, 'Ga je'.

Ia meralat pertimbangan suaranya yang diakuinya pas-pasan.

Dreett !!

Getar pesan menormalkan pikirannya. Segera diraih ponselnya. Dan benar saja, Althair membalasnya.

|Gue ngga lagi di kelas. Kalo mau samperin, Gue ada di lapangan basket samping Tribun.|

Merasa cukup tau. Rissa mematikan ponselnya dan bergegas keluar. Namun, ponselnya tiba-tiba bergetar kembali.

|Loe udah makan? kalo belum, Nih gue sisain. Buruan -_-|

Rissa berdecak sebal. Mengapa laki-laki itu menawarkannya makanan Sisa?

Tapi, soal makanan bukanlah perihal penting sekarang. Pasalnya, gadis itu lebih tertarik meluahkan curhatannya yang masih membekas hebat di hati.

Rissa men-sillent kan ponselnya dan menuju ke lapangan.

Setiba di lapangan, Rissa terkejut memperhatikan banyaknya kerumunan murid. Pelajar SMA
'Taruna Bakti' Kota Bandung Mungkin akan mengadakan perlombaan yang men-temakan khusus kaum Adam.
Kecuali Althair. Ia tau betul bagaimana kualitas sahabatnya jika bermain bola Voli. Berantakan.

Risa mengerlingkan matanya.

Apakah akan konser Boomster?

Sedang di tepi Lapangan, Gadis-gadis syantik nan modis bersorak Ria ala
'Jippi ee, Jipi uu, Jippi You.... Ilafflu'

"Ciliders kurang antik." Gerutu Rissa kesal.

Gadis itu paling geli jika disuruh melakukan sesuatu yang merendahkan Reputasi dan harga diri.

Melihat Rissa yang sedang meminta celah dengan menepis bahu-bahu temannya, mengundang perhatian Azra yang sedari tadi berkelompok di bawah tangga tak jauh dari kakaknya.

"KAK RISSA !!" Panggil azra memekik.

Mendengar kejanggalan yang bertaut namanya, Rissa menoleh.

"Sini."

"Yah, kirain orang yang manggil penting." Sungut Rissa keki seraya tersenyum.

"ini yang manggil sederet Prof. Drs. Dra. Hajjah. Ummi 'Qatrun Azrana'".
Pekiknya Memberi Gelar diri sendiri melebihi Profesor tingkat dewa.

"Hah? pede amat gelarnya segitu banyak."

"Biarin. Apa urusan." Bangga Azra penuh kemenangan.
"Duduk sini aja, kak." ajak Azra setelah sadar dari khayalannya.

"Males. Bareng bocah."
Desis Rissa sembari berjalan menjauh dari bocah-bocah typo kelas X.

****


Jreengg Jrenggg Jrrengg !!!
maaf ad yang Gaje tadi.
So,ini part yg bener.
selamat membaca ;)

TURATEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang