Kenapa Menghindar?

64 2 0
                                    

Ed Sheeran-Thingking Out Loud

Rissa dengan mata melongo mengikuti arah pandang kerumunan laki-laki yang membawa salah satu temannya yang cedera itu, menjauh dari lapangan.

Oh. Syukurlah.

Rissa memegang dedupan dadanya yang sedari tadi berdetak kencang tak jelas.

"Ahh.. Alhamdulillah. Untung saja bukan Althair."
Getirnya merasa lega.

Rissa melirik-lirik mencari Sosok Althair. Teriknya pantulan matahari membuatnya menyipitkan mata.

Tupp !!

Rissa mengaga. Ia tak menyangka Althair masih berada di tengah lapangan dan hanyut dalam dunianya.

(Woi, kemariin bolanya. Lempar ke gue)

(Loe jangan berdiri disitu Pe ak. Tangkap bola nya)

(Yah. Sini. Sini-sini. Kasih Gue).

Rissa berdecak sebal. Ia gerah memperhatikan sahabatnya yang keras kepala.

"Dasar Iguana. Ngapain sih dia masih ada di lapangan. Sok-soaan jago main voli, Dia gak tau apa aku khawatir?"

"Kalo sampe dia tau aku doain dia yang jelek-jelek, bisa diamukin aku sama si Iguana."

Rissa menarik nafas panjang. Ia memundurkan langkahnya dan berbalik secepat Kilat.

Deeggg !!!

Rissa kaku ditempat. Matanya yang semula sayu berubah membelalak.

(Hah? ada apa ini? Kenapa jadi dia yang celaka?)
Batin Rissa mengomel.

Gadis itu terkejut bukan main. Ia tak menyangka bahwa yang cedera karena ketusannya adalah si 'Patung bernafas', Orang yang dirutuki nya semalam, dan dikerjainya tadi pagi.

Oh Tuhan !!

Rissa semakin diselimuti kemalangan. Ia mengecap Malu pada dirinya sendiri.

Dengan abal-abal berusaha tenang, Rissa duduk di sebelah Pria itu dengan biasa. Rissa memasang wajah tembok paling tebal ++

Ia tak peduli kesan laki-laki itu menatap Gahar ke arahnya.

(Siapa suruh dia duduk di sini? Bukankah ini tempatku?)

Rissa seolah menemukan pembelaan. Gadis itu mendatarkan wajahnya seraya melihat kerumunan laki-laki yang masih bermain basket.

Dalam lihai datarannya, Rissa menangkap wajah pria disebelahnya yang sedikit meringis tak tertahan akibat luka memar di pergelangan tangan kanannya.

"Kamu ke UKS aja, jangan merintih Gitu." Sergah Rissa yang sangat tiba-tiba.

Pria itu tak menjawab. Ia masih menyapukan sisa pasir yang terlekat di pergelangan tangannya.

Rissa Diam. Nyalinya sedikit menciut.

(Sungguh ! Sombong sekali orang ini. Sikapnya Flet dan benar-benar sangat Freak !!)

Rissa bergidik ngeri.

Dirinya lebih baik 'Diamukin abis sama pak Siddiq daripada berhadapan dengan laki-laki dingin tak punya ekspresi)

"Kamu kelas berapa?" Tanya Rissa pelan. Namun tak menoleh ke arahnya.

"11"

Batin Rissa terperanjat. Ia bersyukur cowo Tengik ini mau menjawab pertanyaannya.

TURATEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang