Celaka

51 1 0
                                    


"Naufal, bantuin kek. Jangan cuma longo disitu."

Rissa berdecak sebal, berbekal muka kusut dan wajah cemberut, ia terus melirik kesal kearah Naufal yang tampak santai bersandar dengan satu handshet di teliga kirinya.

"Naufal, bantuin. Jangan diam aja !"

"NAUFAALLL !!" Pekik Rissa dengan suara Ultra naik 3 Oktaf.

Naufal tersentak, di lepaskan handshet dari teliga kemudian menatap sinis.

"Apa?"

"Bantuin, jangan diam aja !!"

"Sorry, gue gak mau melakukan sesuatu yang menurunkan pesone gue."

"Hah?" Ralat Rissa mengekspresikan wajah bodoh.

"ih, pede tingkat dewa."

"Oh jelas."

Wlwwqqq

Ingin rasanya Rissa muntah mendengar tuturan Naufal yang sangat sakral.
Memang, Naufal terbilang Sangat tampan dan Rissa mengakui itu. Tapi, jika berlebihan seperti ini?

-_-

"Bantuin Naufal. Ini tugas kita berdua." Seru Rissa berkacak pinggang.

"Berdua? Yang jelas salah disini Loe.
Dan Loe harusnya bilang makasi sama Gue."

"Buat?"

"Karena Gue udah nolongin Loe dari amukan Pak Ojan."

"Soal pak ojan aku bisa kok bantahin sendiri."

"Oya?" Sinis Naufal kecut.
"Kalo soal Loe jatuh? Apa loe bisa bantu diri loe sendiri. Dan kalo aja gue gak nolongin loe, mungkin tangan loe bisa patah ketimpa mading."

"Kamu ungkit? Merasa gak ikhlas nolongin?" Sinis Rissa berjalan mendekat kearah Naufal.

"Biasa aja. Cukup loe bilang makasi dan tau balas budi." Tutur Naufal seraya meletakkan handshet kembali ke teliganya.

Sementara Rissa yang dibuat ciut hanya diam. Lagi-lagi gadis itu tak bisa menjangkal pribadi Naufal yang sangat kentara tak jelas.

Rissa berjalan semakin mendekat kearah Naufal, gadis itu menunjuk Naufal dengan Stik Bass mendarat dekat ke wajah Pria itu.

"Akan aku laporkan kamu ke pak ojan."

"Silahkan."

Rissa mendegus, Mundur satu langkah. Gadis itu beralih kearah lemari besar dan menyapukan debu di sana.

(Dasar Tengik, kenapa harus aku yang melakukan sendiri?)

(Wajah dan kelakuan sama-sama Freak.)

(Gak punya hati, Dasar Patung Bernafas. Dead aja sekalian !!)

Rissa terus mencibir dan mengoceh, namun suaranya terbilang pelan. Sementara tangannya terus menjangkal, mencoba meraih alat musik Trio jumbo di atas lemari besar. Tinggi lemari itu membuat Rissa beberapa kali menjinjit namun tak kunjung berhasil. Gadis itu berkacak pinggang.

Oke, sekali lagi.

Rissa meraih ujung Trio dan menariknya kuat. Namun tarikan Rissa berlebihan dan tanpa lama..

BRUUKKK

Trio itu jatuh mengenai tubuh Rissa dan sontak Rissa tak sadarkan diri. Cairan bening merah pun keluar dengan segar memenuhi kening gadis itu.

Naufal yang mendengar benturan itu pun tersentak abis-abisan dan langsung menghampiri gadis itu. Naufal Syock bukan main.

"Eh, Loe kenapa? Sadar dong."

TURATEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang