Tampang tanpa dosa

79 3 0
                                    

~Just the way you are~

Matahari memekik di atas kepala. sama halnya seperti kemarin, SMA T.B masih mempersilahkan murid bermain sesuka mereka di lapangan. Mianca, kakak kelas paling Killer se-abad, masih menghebohkan nama 'Ratief' Di sudut lapangan.

Di bawah tangga, Althair duduk seraya bergabung bersama Azra dan adik kelasnya yang lain. Laki-laki itu memindik-mindik dalam keadaan tak tenang.

"Zra, Rissa mana?" Tanya Althair pekat penuh keheranan.

"Entah kak. Dari tadi misah di gerbang, batang hidungnya gak kelihatan."

Althair diam. Laki-laki itu menatap kerumunan manusia di lapangan, sementara Azra tak begitu mengubris dan sibuk bersama teman-temannya.

Althair meringkuk. Ia menenggelamkan Wajahnya dalam-dalam dan menarik nafas panjang.

Kenapa? Apa karena Rissa sedang tak ada di sisinya, jadi membuat Althair tak tenang?

Laki-laki itu menatap lekat tak terukur batasan. Riuh pikuk ledakan tawa teman-temannya seolah seperti 'Tong kosong', samar-samar dan hanya sekedar lewat.


Ada nada Khawatir yang membesit di pikiran Althair. Pasalnya, Makanan terakhir Rissa yang di pesan di kantin tadi pagi terundur karena bel nyaris berbunyi.

Althair mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan pesan dengan cepat.

-Clarissa Aska-

|Loe dimana?|

Althair berusaha tenang. Ia menatap Layar ponselnya dengan hampa. Tak ada balasan.

|Sa, Loe dimana? Udah makan?|

Althair Heran sendiri. Ia menebak-nebak Rissa ada dimana. Entah pikiran konyol apa yang mempengaruhi dirinya sampai sebegitu khawatir.

Sementara di bagian Lain..

°°°

"Cerpen kamu mana?" Cetus Bu Vanni tajam.

"Cerpen saya amburradur buk, saya gak bisa mikir. Jadi, saya ganti dengan Puisi." Jelas Seseorang itu dengan sangat hati-hati.
"Boleh kan, buk?"

Yah.. Itu adalah Rissa

Pertikaian cekcok terjadi tanpa maaf di Ruang guru Bahasa Indonesia. Rissa diserang penuh oleh Buk Vanni karena dirinya tak bisa menepati janji untuk mengumpulkan tugas tepat waktu.

"Rissa udah usahain buat lanjut, tapi gak bisa buk. Tingkat IQ nya orang beda-beda, gak semua orang bisa selaras dengan ketajaman berpikir." Jelas Rissa panjang lebar.

Entah kenapa, Semua kata-kata baku ala Sastra terbesit begitu saja dengan Lempeung di pikirannya.

"Terus menurut kamu, dengan kamu membuat Tugas yang diperintahkan beda sendiri, akan buat kamu dapat nilai yang dominan lebih tinggi?"

"Rissa gak berharap nilai tinggi kok, buk. Dengan nilai membatasi KKM atau diatasnya, Rissa udah senang. Karena Rissa tau, Rissa gak tepat waktu kumpulnya." Ucapan Rissa tertatih-tatih dengan intonasi menggetarkan. Dirinya seolah sedang berhadapan dengan amukan Ganas Monster Jepara.

TURATEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang