Aku berada di keramaian kantin, dua mata kuliah baru saja selesai, perutku sudah memberontak ingin aku isi sesuatu. Mataku tertuju pada sebuah tempat yang menjual bakso tahu, sepertinya itu akan mengenyangkan perut ku, aku bergegas menuju tempat itu.
"Bu, bakso tahu satu makan disini ya," ucapku.
"Iya neng," tiba-tiba seorang laki-laki datang tidak lain dan tidak bukan, dia adalah Ipul, mataku membulat melihatnya.
"Bu saya juga beli satu porsi di makan disini," ucapnya, tiba-tiba dia melihat ke arahku dan tersenyum. Aku sedikit membalas senyumannya. Ipul mengeluarkan uang dari dompetnya, "Bu, ini uangnya, bayarin punya teman saya juga," lanjutnya.
Dia membayarkan punyaku. Tidak-tidak, aku tidak mau.
"Gak usah! Biar aku aja yang bayar," bantahku.
"Gak apa-apa kok ana ikhlas,"
"Beneran, aku aja yang bayar," aku segera mengeluarkan uang dari dompetku, tapi tak kutemukan uang recehan, hanya ada seratus ribuan. Aku ambil saja barangkali si ibu ada kembalian.
"Bu, ini uangnya," ucapku sambil menyodorkan uang seratus ribu.
"Sudah ana bilang dari ana saja," ucap lagi Ipul, tapi aku tak menghiraukannya, ibu itu melihat kepada uang yang aku sodorkan.
"Wah neng gak ada yang kecil uangnya?" Tanya ibu pedagang.
"Gak ada Bu," jawabku.
"Gak ada kembalian neng,"
"Udah dari ana saja," ucap lagi Ipul, baiklah aku menghargai niat baiknya, rezeki jangan ditolak bukan?
"Oke, makasih, nanti aku ganti," ucapku. Sambil memasukkan kembali uang seratus ribuku yang tadi.
"Gak usah diganti, nanti lain kali aja, giliran anti mentraktir ana ya,"
Anti mentraktir ana? What???
"Ini bakso tahu nya," ucap Bu pedagang, sambil menyodorkan dua porsi bakso tahu dalam piring. Aku mengambil satu dan duduk di salah satu meja. Ternyata Ipul mengikuti ku, dan duduk di kursi depanku.
"Jangan lupa nanti giliran anti mentraktir ana," ucap lagi Ipul.
Wah ternyata niat baik Ipul ini modus!!! Dia mentraktirku karena ingin aku traktir lagi, supaya kita bisa makan bareng lagi seperti ini? Benar-benar modus.
"Aku ganti pake uang aja ya," ucapku tak mau kalah.
"Sudah ana bilang, nanti saja, kalau ada kesempatan kita makan bareng lagi,"
Apa? Dia begitu berharap aku dan dia bisa makan bareng lagi? Dan aku yang mentraktirnya. Oh tidak!
Aku segera menghabisi bakso tahu ku agar aku segera meninggalkannya. Sungguh aku tak kuat mengahadapi laki-laki modus seperti dia. Ini bukan baik tapi modus, kalau memang dia berniat baik dan ikhlas, seharusnya dia tidak memintaku mentraktirnya balik.
Harus bisa membedakan mana yang benar-benar berniat baik dan mana yang baiknya itu modus.
🌺🌺🌺
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Baper
Short StoryIni bukan cerita yang bikin baper. Jadi jangan mengharapkan ada kisah yang bikin baper didalamnya. Bukan juga tentang perjodohan, atau nikah dini, atau apalah yang bikin pembaca jadi pada ingin nikah. Dan bukan juga tentang percintaan seseorang yang...