Allah memerintahkan dalam Al-Qur'an, agar kita selalu menebar kebaikan dan aku belajar untuk menerapkan itu dalam kehidupanku. Berbuat baik kepada siapapun, meskipun aku masih saja tidak bisa menahan emosiku terhadap ikhwan-ikhwan modus dan akhwat ganjen.
Sampai hari dimana aku menemukan sosok laki-laki, dia kakak tingkat ku, dia terjatuh dari motornya karena hujan turun deras dan jalanan menjadi licin, hanya ada aku saja di tempat itu, sedang berjalan sambil memegangi payungku.
Karena sesama muslim harus saling menolong, aku mengahampirinya dan membantunya mengangkat motor yang menindih tubuhnya.
Kejadian itu ternyata selalu diingat olehnya. Beberapa kali dia menghubungiku mengucapkan terimakasih.
Kring...kring..kring..
Suara notifikasi wa ku, aku mengambil ponselku yang tergelatak di meja belajarku, lalu aku duduk di ranjang dan membukanya. Ternyata wa dari kakak tingkatku yang aku tolong kemarin, namanya kak Arka.
"Assalamu'alaykum..."
Dia hanya mengirim salam saja? Apa maksudnya? Jangn bilang dia seperti Ipul yang selalu wa hal kurang penting. Aku balas saja.
"Wa'alaykumussalam.."
"Enly, aku ucapin makasih ya, kemarin kamu udah nolong aku, kamu baik banget,"
Dia kan udah ngucapin terima kasih waktu itu, kenapa terus diulang?
"Iya sama-sama, gak usah berlebihan itu pertolongan Allah,"
"Iya tapi lewat kamu,"
"Iya, kak Arka kan udah ngucapin, jadi ya udah gak usah diulang-ulang,"
"Gak apa-apa dong, kamu selain cantik juga baik ya,"
Sudah ada tanda-tanda modus. Iya aku tahu dia tak se-agamis Ipul, tapi dia juga tergolong anak baik, bukan anak nakal, seharusnya dia tahu dong, perempuan berjilbab panjang itu tidak suka diperlakukan seperti ini.
Atau dia belum tahu? Perlu aku beritahu? Atau mungkin saja dia pernah menemukan Akhwat ganjen? Yang selalu kelepek-kelepek dengan pujian laki-laki modus dan gombal.
Aku harus menunjukkan siapa aku, aku bukan akhwat yang BAPERAN.
"Maaf kak Arka, menolong kak Arka waktu itu memang sudah kewajiban aku sebagai sesama muslim harus saling menolong, tapi tolong kebaikan aku jangan disalahartikan,"
"Maksud kamu? Aku hanya ingin kenal lebih dekat sama kamu,"
"Untuk apa?"
"Siapa tahu kita cocok, dan bisa lebih dari teman,"
Cocok? Bisa lebih dari teman? Masa iya, hanya dengan sekali aku tolong, dia bisa langsung menyukaiku?
"Sekali lagi maaf, aku bukan perempuan seperti itu. Meskipun yang jatuh bukan kak Arka, aku pasti menolongnya, karena memang aku harus berbuat baik, tolong bersikap profesional saja, gak ada baper diantara kita, itu aku mutlak nolong karena Allah dan gak ada maksud lain. Wassalamu'alaykum,"
"Apa salahnya lebih dekat, toh kita gak berbuat sesuatu yang keji?"
"Laki-laki dan perempuan ada batasannya ketika berkomunikasi, kalau kak Arka seorang muslim, silahkan pelajari itu atau mencari tahu sendiri, jangan lewat aku, karena kita bukan mahram,"
"Oh begitu, yasudah!"
Tiba-tiba dia menghilang. Tapi mau bagaimana lagi aku sebagai perempuan memang harus tegas. Tegas bukan berarti memutuskan silaturrahim. Baik bukan berarti suka. Tolong profesional saja, kebaikanku hanya karena Allah, jadi aku harap tidak ada baper ketika aku berhubungan dengan lawan jenis.
🌹🌹🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Baper
Short StoryIni bukan cerita yang bikin baper. Jadi jangan mengharapkan ada kisah yang bikin baper didalamnya. Bukan juga tentang perjodohan, atau nikah dini, atau apalah yang bikin pembaca jadi pada ingin nikah. Dan bukan juga tentang percintaan seseorang yang...