Adam menyusuri perumahan yang terlihat sepi. Maklum saja saat ini sudah jam sebelas malam.
Ck, jika bukan karna Allarick menghubunginya dan meminta bantuan Adam untuk membelikannya obat demam, Adam tak akan mau.
Adam memicingkan matanya saat melihat sesosok wanita dengan rambut berantakan duduk di trotoar jalan. Wajahnya terbenam dalam kedua lutut sehingga Adam tak bisa melihat dengan jelas wajah wanita itu.
"Gak mungkin kan kalau itu setan. " Gumam Adam dengan tubuh yang meremang.
Dengan keberanian yang di milikinya, Adam turun dan mencoba mendekat pada wanita itu. Terdengar dengan jelas isak tangisnya, entah kenapa hati Adam terasa ada yang mencengkeramnya dengan erat. Dia merasakan sakit dan sesak secara bersamaan.
"Mba. " Panggil Adam dengan pelan.
....
"Mba. "
Adam mencoba memanggil wanita itu lagi namun masih tetap tak ada jawaban. Wanita di hadapannya ini hanya diam dan menangis terisak.
"Maaf mba, ini sudah larut malam. Ada baiknya mba pulang dan tidak duduk di tempat sepi seperti ini, akan sangat berbahaya jika nanti ada orang jahat yang lewat dan berbuat hal yang tidak-tidak pada mba. " Adam mencoba menasehati wanita itu denga lembut. Sepertinya wanita itu sedang dalam keadaan tertekan, terbukti dengan penampilan yang acak-acakan dan juga saat ini dia tengah menangis terisak di tempat sepi.
Tubuh Adam membeku saat melihat wanita itu.
"Rain. " Bisik Adam penuh kerinduan.
"A...Adam?! " Ujarnya merasa tak takin dengan lelaki yang ada di hadapannya saat ini.
Rain langsung berdiri dan memeluk Adam yang tengah diam membeku dengan erat. Dia merindukan lelaki yang merupakan sahabatnya ini, lelaku yang selalu memanjakannya selain Rajendra, kakak kembarnya.
Adam membalas pelukan Rain dengan tak kalah erat. Dia juga merindukan wanita yang sangat di cintainya ini. Berbagai pertanyaan bermunculan di benaknya saat ini. Adam menenggelamkan wajahnya di sela leher Rain, menghirup aroma menenangkan yang selalu dia dapat dari Raina Axelia Prismatama.
"Ada apa Rain? Kenapa kamu di sini? " Tanya Adam tanpa melepaskan pelukan mereka.
"Help me, Dam. Please bawa aku pergi dari sini, bawa aku kemana pun kamu pergi. " Ujar Rain di tengah tangisnya yang menyakitkan untuk Adam.
"Mana Nick? Kenapa kamu di sini sendirian? "
Adam dapat merasakan tubuh Rain yang tegang ketika dia menyebutkan nama Nick, suami Rain.
"Please bawa aku pergi, aku mohon bawa aku pergi, Dam. Aku takut, aku takut. " Pelukan Rain di tubuhnya makin mengerat, Adam yakin ada yang tidak beres dengan Rain.
Adam menuntun Rain ke mobilnya dan menyuruh Rain duduk. Terlihat dengan jelas tatapan ketakutan Rain.
Apa yang sebenarnya terjadi sama kamu Rain? Apa Nick yang membuat kamu seperti ini?
Adam menjalankan mobilnya kearah rumah Allarick. Biar bagaimanapun tadi sahabatnya itu meminta tolong pada Adam untuk membawakan obat. Mungkin Adam juga bisa meminta Rain istirahat dulu di rumah Allarick.
Sementara itu, Ali sedang membaca hasil penyelidikan yang di dapatkan orang-orang suruhannya dan juga suruhan Bia. Laporan itu sama dan mengarah pada satu orang.
Tangan Ali terkepal dengan erat. Gara-gara masalah ini, hubungannya dengan Prilly selama dua bulan ini terasa hambar. Tidak ada lagi Prilly yang akan bersikap manis jika mereka hanya berdua, tidak ada senyum manis istrinya itu setiap pagi. Prilly memang masih melayaninya dalam hal apapun seperti tidak terjadi apa-apa antara mereka tapi dalam dua bulan ini ranjangnya terasa dingin meski Prilly masih tidur di ranjang yang sama dengannya. Dia pun merasa enggan untuk menyentuh Prilly karna tau suasan hati istrinya itu sedang tidak baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Season 2 (COMPLETED)
RomancePindah ke KBM App dan sudah up sampai tamat. Silahkan mampir untuk baca😊 Kehidupan pernikahan yang manis harus bermasalah dengan kehadiran orang yang iri dengan kebahagiaan mereka. Bagaimana cara keduanya untuk mempertahankan rumah tangga mereka? ...