Part 6 - Dia pun Datang

2 0 0
                                    

"Pfftt , Hahahahaa.." gelak tawa membahana di lorong kelas itu. Suasana yang sepi karena rata-rata murid sudah pulang ataupun masih ekskul di lantai dasar membuat lorong tersebut ramai hanya dengan tertawanya makhluk ini.

"Oh ya Allah. Kenapa harus ketemu kamu lagi sih Ta. Beneran jodoh kali yak?Hahahaha. " ucapnya setelah puas tertawa.

Aku pun hanya memandang nya dengan tatapan yang seolah berkata"ih apa bah, gaje."

krikrik...

"kenapa? Ada yang salah? Biasa aja dong ngeliat nya. Nanti jatuh cinta baru tau rasa." ucapnya tanpa merasa bersalah.

"Astagfirullah. Jadi gini ya,disini tidak ada masalah sama sekali. Jadi tolong anda minggir saya mau lewat dulu. Yang dipertanyakan itu ketawanya anda, apa ada yang lucu disini? Wat!! Tadi apa ? Jatuh cinta? Pffftt... ngakak dosa ngga sih disini?" Ucapku membalas dengan sarkastik ucapannya.

Telak!!!

Dia tak berkata apa apa,hanya menunduk lalu menyingkir agar aku bisa lewat. Ekspresi mukanya seketika berubah,menjadi lebih teduh , dengan sedikit sunggingan senyum yang bisa dikatakan terpaksa (sangat terpaksa). Aku pun berlalu tanpa memperdulikan ekspresinya,tapi tetap saja ada setitik rasa bersalah yang ku rasakan.

" Saya ngga akan nyerah Dita. Maafkan saya yang terkesan memaksa. Suatu saat kau akan tau, tak perlu sekarang. Cukup nanti setelah semua nya jelas. Setelah ku mantapkan diri untuk memilih mu walaupun aku tau sekarang aku sudah mantap. Berkali-kali ikhtiar dalam istikharah,mencari petunjuk sedikit demi sedikit. Kini aku tau dan kau pun pasti akan tau nanti.Jangan jadikan ini beban fikiran ta,ngga usah munculkan sifat kepo mu itu untuk saat ini,nanti saja."ucapnya dengan pelan namun masih bisa ku dengar dengan jelas.

"Heii! Anda tau dari mana kalau saya orang nya kepoan? Apa maksud semua omongan anda tadi?"sergahku segera, pernyataan nya malah makin buat gue kepo.

"Hahahaha,masih belum paham juga ya. Hadduuuh,ya sudahlah. Oh iya temanmu yang namanya Rita? Dia kemana ? Kok sudah ngga pernah keliatan bareng bareng?"Ucapnya mengalihkan pembicaraan.

"Eh jawab dulu pertanyaan saya,apa maksud semua perkataan anda barusan?"balasku.

"Kalau ketemu Rita kasih tau ya. Dia kenal Fatih ngga? Kalau kenal. Bulan januari nanti keluarga nya mau ngelamar dia. Saya sarankan untuk tidak menolak nya. Sayang,lelaki sholeh macam dia itu sudah hampir punah di zaman sekarang."ucapnya tanpa memperdulikan pertanyaan ku.

1 detik...

2 detik...

3 detik...

akumasih melongo,aku terkejut.

APAAA!!!

Dilamar kak Fatih? Whoaaaa seriusan?

Ini bakal jadi hal yang membahagiakan Rita. Tapi.. seketika aku menunduk, Rita kan cinta nya sama Noval. Bahagia ngga sih?

Jangan sampai dia mikir kalo ini gue yang buat skenario nya. "Loh kenapa ta?"Tanya Noval.

"Eh anu. Ndapapa. Aku belum ketemu Rita,dia ndatau ada dimana."jawabku seketika.

"Eh kok ndatau? Kan kalian sekost? Kok bisa ngga tau? Cari gih,sebelum bulan Januari. Kalau bulan Januari keluarga nya Fatih datang ke kost kamu terus ngga ada Rita terus jadinya malah ngelamar kamu gimana,mana terima saya. Nanti ada perang persaudaraan lagi hahahaha..." Si nopal ini ngelawak dengan muka tanpa dosa.Aku tak bergeming,tak ikut tertawa, tersenyum pun tidak. Memasang muka datar adalah senjata paling ampuh untuk membuat Si Nopal ini kikuk sendiri, menggaruk tengkuk yang tidak gatal, jadi salting sendiri, berhenti tertawa, dan berhenti bicara karena malu.

Separuh RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang