12- KENAPA?.

5.2K 326 27
                                    

Sebab cinta, tidak ada yang benar-benar bisa bertahan sendiri. Untuk sesuatu yang seharusnya di perjuangkan berdua.
-Boy Chandra.

●●○○










Dengan senyuman cerahnya, Naruto memberikan suapan demi suapan pada Hinata. Naruto senang, sangat senang, kini matahari yang ia rindukan telah kembali menyinari hidupnya.

"Sudah Naruto, aku sudah kenyang." Yaa sudah hampir satu minggu Hinata bangun dari komanya, dan hubungan mereka baik-baik saja seperti sekarang ini.

"Baiklah." Naruto berdiri untuk meletakkan mangkuk itu di atas meja yang berada di pojok ruangan.

"Naruto,..." yaa awalnya mereka memang baik-baik saja.

Naruto menoleh ke arah Hinata kemudian tersenyum manis, "ada apa sayang?" Ucapnya lembut, Hinata menundukkan kepalanya tidak mau menatap Naruto.

Yaa mereka baik-baik saja, sebelum Hinata mengeluarkan kata demi kata yang seakan menghancurkan segalanya, terutama, harapan milik Naruto.

"Kumohon, mulai sekarang..." Hinata menarik nafasnya dalam kemudian memejamkan matanya kuat-kuat, Hinata tidak boleh menangis.

"Tidak usah ada lagi di hidupku..."

Deg!

Mata Naruto terbelalak, bahkan bibirnya sampai terbuka. Apa yang terjadi? Apa Hinata belum memaafkannya?.

Naruto berjalan cepat menuju ranjang yang Hinata tempati, memegang kedua pundak perempuan itu kemudian menghadapkan tubuh Hinata di depan tubuhnya agar Naruto bisa melihat dengan jelas wajah Hinata.

"Apa maksudmu?!" Nafas Naruto memburu, tidak lagi, apapun yang terjadi Naruto tidak akan melepaskan Hinata lagi.

Kecuali,...





















Hinata yang memintanya.

"Aku membencimu Naruto! Tidakkah kau bisa melihatnya dari mataku?!" Tangan Naruto bergetar, dengan bibir yang juga bergetar. Perlahan-lahan tangannya mulai turun dari pundak milik Hinata.

Tidak! Naruto tidak bisa melihat kebencian yang ada pada mata Hinata!.

"Kamu berbohong!" Rahang Naruto mengeras, apa yang sebenarnya terjadi?! Bukankah semuanya telah usai?.

Kenapa? Kenapa selalu ada cobaan yang baru setelah cobaan berat yang baru saja dia lalui?.

Hinata menarik nafasnya, "untuk apa aku berbohong hah?! Aku membencimu Naruto! Aku sangat membencimu!" Naruto menggelengkan kepalanya dengan kencang, kakinya mulai melangkah mundur.

"Tidak! Kau bohong Hinata! Kau bohong!" Naruto tidak bisa menerimanya, dia yakin bahwa Hinata tidak mungkin membencinya, dia sangat tau perempuan itu.

"Aku membencimu Naruto! Kurang jelas apa lagi?! Sekarang keluar dari ruangan ini! Keluar!" Hinata berteriak, jantung keduanya berdegup cepat.

Naruto kembali melangkahkan kakinya untuk mendekati Hinata, dia tidak mau pergi begitu saja.

"Berhenti! Pergi dari sini atau aku akan semakin membencimu Naruto!!!" Hinata kembali berteriak, dia harus melakukannya.

"Tapi Hinata..." Naruto masih mencoba mendekati Hinata dengan langkah yang pelan.

"Ku bilang pergi! Aku tidak mau melihatmu!" Hinata menutup kedua telinganya, sikap Naruto yang seperti ini justru membuat semuanya semakin sulit.

Hurry Back (NaruHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang