5- AKU BODOH HINATA.

7.1K 459 44
                                    

Menunggu cinta bukan suatu yang sia-sia. Menunggu seseorang yang tak mungkin kembali, itu baru sia-sia.
-London : Angel, Windry Ramadhina.

●●○○

🎵 Namun tak kau lihat..
Terkadang malaikat..
Tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan.
🎵 Namun kasih ini..
Silahkan kau adu..
Malaikat juga tau..
Aku kan jadi.. juaranya..
-Dewi Lestari : Malaikat juga tau.

.
.
.
.
.





"HINATAAAA!!!"

Shikamaru terkejut mendengar teriakan Naruto karna memang Shikamaru-lah yang sekarang sedang menjaga Naruto.

Shikamaru langsung bangkit dari posisinya yang tadinya sedang bersandar di sofa dengan tenang, "tenang Naruto.." Shikamaru memegang pundak Naruto pelan.

Naruto membuka matanya, "hah..aku mau hah.. ke ruangan Hinata.." Naruto masih terengah-engah namun tetap saja yang berada di dalam pikirannya hanyalah Hinata.

"Kau tenang dulu Naruto, kalau kau sudah tenang aku janji akan membawamu ke ruangan Hinata" dan untunglah ucapan Shikamaru berdampak positif pada Naruto, membuat Naruto sedikit lebih tenang.

Setelah beberapa menit, sesuai janjinya, Shikamaru menarik kursi roda yang berada di sudut ruangan "ayo.. jadi tidak?" Naruto mengangguk antusias, namun tetap saja wajahnya sendu.

Sambil membawa impusan milik Naruto, Shikamaru mengantarkan Naruto ke dalam kamar Hinata.

Masih sama. Diam, dengan alat Bed Side Monitor yang terus berbunyi mengiringi setiap waktu yang pasien itu lewati, satu-satunya sumber bunyi yang ada di ruangan itu.

Naruto mendekat, Shikamaru pergi karna dia tau Naruto hanya ingin bersama Hinata saja saat ini. Tangan kekar Naruto meraih tangan kecil yang terasa dingin milik Hinata.

Air matanya mulai tak terbendung lagi, Naruto menangis.

"Hinata.. aku bodoh ya?.." Naruto menangis sendu, dia sadar selama ini dia salah, mengabaikan malaikat yang selalu ada di dekatnya. Mengabaikan matahari dan lebih memilih hujan yang bisa saja membuatnya sakit. Mengabaikan ketulusan dan lebih memilih menjadi yang tulus.

Naruto mengabaikan Hinata.

"Kau ingat Hinata? Saat dulu aku habis mengungkapkan perasaanku pada Sakura, perempuan yang memiliki rambut pink itu, setelah aku nembak dia lalu aku menemukanmu menangis di toilet, dan kamu bilang karna kamu ga bisa ngerjain soal ulangan matematika hahaha" Naruto tertawa hambar, matanya masih terus mengaliri air.

"Dan aku percaya.. karna aku bodoh Hinata, harusnya aku tau, kamu kan pintar dalam semua mata pelajaran, tidak mungkin kamu kesulitan menghadapi ulangan kan? Tapi karna aku bodoh... aku tidak menyadari itu semua" mata itu terus menatap sendu wajah Hinata yang tidak merespon apapun.

"Sampai pada akhirnya aku di beri tau oleh Shikamaru, hahaha orang macam apa aku ini, orang lain saja tau perasaanmu terhadapku Hinata. Tapi kenapa aku tidak tau.." Naruto menggenggam makin erat tangan Hinata, menciumnya dan terus menggenggamnya, seakan tangan itu adalah barang yang paling berharga.

Hurry Back (NaruHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang