Kemu salah satu cahaya Tuhan yang terhampar di atas bumi.
-Asma Nadia : Jilbab Traveler.
●●○○
"Will you marry me?"
Hinata melebarkan kedua matanya, apa? Pendengarannya tidak salah bukan? Di lamar oleh Naruto? Ada yang mau mencubit lengannya?
"A--apa?" Naruto menghembuskan napasnya, jantungnya sudah berdegup sangat cepat menanti jawaban dari sang pujaan hati dan ternyata hanya keluar kata 'apa?' Dan itu membuat Naruto agak lelah.
"Kamu rajin bersihin kupingkan?" Hinata mengerutkan keningnya, apa Naruto sedang menghinanya?
"Te--tentu saja! Kamu menghinaku ya?" Naruto melepaskan tangan Hinata lalu meletakkan tangannya di kepalanya sendiri, harus bagaimana dia menyampaikan isi hatinya pada Hinata? Karena perempuan itu memang kelewat pemalu.
"Kalau begitu kenapa tadi tidak dengar?" Hinata menyatu-nyatukan kedua telunjuknya sendiri karena gugup.
"Ya--yaa karena..." Naruto memgangkat sebelah alisnya, "karena..." Naruto mengulang kalimat terakhir yang Hinata ucapkan.
"Ka--karena... ah aku tidak tau!" Hinata beranjak dari tempat itu, dia mendudukan dirinya di ruang tamu lalu menenggelamkan wajahnya pada kedua tangan.
Lagi, Naruto menghembuskan napasnya lalu dia menyusul Hinata dan duduk di depan perempuan itu, "baiklah Hinata... aku mengalah, aku akan mengulang ucapanku yang tadi," Naruto menghirup napas sebanyak dan sedalam yang dia bisa.
"Hinata, will you marry me?" Hinata masih diam, masih pada posisinya yang tadi, Naruto menghembuskan napasnya kasar, dia tidak tau harus menggunakan cara apa.
"Hinata Hyuugaaaa," namun perempuan itu masih tetap dengan posisinya, atau jangan-jangan dia sedang tidur? Naruto masih sabar menunggu.
Sudah 5 menit berlalu, tapi Hinata masih belum mengangkat kepalanya, Naruto mendekat ke arah Hinata lalu mencoba mengangkat kepala perempuan itu, dan betapa terkejutnya dia saat melihat hidung Hinata yang mengeluarkan darah.
"Kaa-san!! Tou-san!!" Dan tak lama kemudian Minato dan juga Kushina datang menghampiri Naruto yang memanggil mereka tadi.
"Ada ap-- astaga! Hinata!" Mereka ikut panik melihat Hinata yang sudah tak sadarkan diri dan mengeluarkan darah dari hidung.
"Tolong ambilkan kunci mobilku! Aku akan membawa Hinata sekarang!" Minato berlari cukup kencang menuju kamar Naruto dan kembali dengan cepat sambil membawa kunci mobil seperti yang di butuhkannya.
Dengan sigap Naruto langsung menggendong perempuan itu dan membawanya ke rumah sakit.
"Ada apa lagi, Hinata?"
Apalagi? Bukankah kebahagiaan sudah berada di dekat kita? Tetapi kenapa masih ada saja halangan pada jalan yang hanya tinggal beberapa langkah lagi?
"Sebenarnya dia baik-baik saja, tapi mungkin hal ini terjadi karena dia kurang memperhatikan dirinya sendiri, atau mungkin ada masalah yang sangat mengganggu pikirannya sehingga dia menjadi seperti ini," lagi, Itachi yang menjadi dokter untuk menangani Hinata.
"Tapi tidak ada penyakit serius kan dok?" Dokter muda yang tampan itu menggelengkan kepalanya, dan itu berhasil membuat Naruto membuang napas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurry Back (NaruHina)
Fanfiction[END] Semuanya salah, seharusnya dari awal kita berjuang bersama. Waktu, bisakah kembali ke hari itu? ●●○○ !THE CHARACTERS BELONG TO MASASHI KISHIMOTO. DO NOT COPY THIS STORY! [787 In Fanfiction : 06122017] RATE : T WARNING! TYPO. OOC. BAHASA AMBURA...