14- USAI DISINI.

4.8K 294 46
                                    

Aku tak ingin berakhir seperti mereka, saling mencintai. Lantas kehilangan dan kini mereka hanya mengenang dan merenung dari jauh.
-Pulang, Leila S. Chudori.

 Chudori

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●○○













"Hi--hinata?" Ucap Naruto yang berhasil masuk ke dalam kamar Hinata, melihat Hinata yang sedang terduduk di lantai membuat Naruto bingung.

"Na--naruto? Ba--bagaimana kamu bisa masuk?" Hinata terlihat panik, pasalnya posisi dirinya sekarang bukan posisi wajar.

"Kenapa kau duduk di lantai Hinata?" Sebenarnya sepele, hanya duduk di lantai. Tapi seperti ada yang aneh, untuk apa Hinata duduk di lantai dan lagi tidak menggunakan alas apapun, bukannya dia bisa duduk di kasur?.

"Bukan urusanmu! Pergi!" Hinata berteriak, kenapa Naruto berhasil masuk? Apa Gaara tidak menjaga pintu dengan benar?.

"Ada yang harus kita bicarakan Hinata..." Naruto berusaha menggapai tangan Hinata, namun sebelum berhasil menggenggamnya Hinata sudah terlebih dulu menyingkirkan tangan Naruto.

"Pergi! Tidak ada yang perlu di bicarakan Naruto! Pergi! Anggap saja kita tidak saling kenal!" Hinata kembali berteriak, namun bukan Naruto namanya jika menyerah begitu saja tanpa menemukan jawaban yang ia cari.

"Tidak akan! Sebelum kamu menjelaskan semuanya. Kenapa tiba-tiba pergi dan kenapa tiba-tiba kamu tidak mau bertemu denganku!" Naruto terus berusaha, apalagi yang ia bisa selain berusaha seperti sekarang ini.

"Pergi! Pergi! Pergi dari sini! Aku tidak mau melihatmu!" Dan Hinata malah menjadi semakin histeris dari sebelumnya.

"Hei! Sudah ku bilang Hinata tidak mau bertemu denganmu! Kau harus keluar dari rumah ini!" Ucap Gaara sambil terus berusaha melepaskan diri dari kuncian Shikamaru.

"Ada apa ini?" Tiba-tiba Hikari datang dan langsung memeluk Hinata yang sedang menangis. "Ada apa sayang?" Hinata langsung memeluk ibunya dengan sangat erat sambil menengis di pelukan sang ibu.

"Kaa-san, tolong usir dia!" Hinata menunjuk Naruto yang masih diam sambil berdiri di dekatnya. "Aku tidak akan pergi sebelum tau apa yang sebenarnya terjadi. Ba-san, kumohon, aku tidak tau apa yang terjadi. Tiba-tiba Hinata membenciku, memintaku agar pergi dari hidupnya, seakan semua mudah di lakukan." Hikari hanya bisa menggelengkan kepalanya perlahan, dia juga bingung harus mengatakan apa.

"Jangan dengarkan dia kaa-san! Naruto... kumohon, pergilah, kamu bisa mencari perempuan lain yang jauh lebih baik dariku... aku tidak pantas untukmu..." mata Lavender itu masih terus mengeluarkan air, dan Naruto semakin tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Naruto berjongkok agar bisa menatap Hinata walaupun Hinata menundukkan kepalanya. "Apa? Apa kamu bilang? Tidak pantas untukku? Aku yang sebenarnya tidak pantas untukmu Hinata, tapi kau tau? Cinta tak pernah menilai siapapun yang akan menjadi tempat singgahnya." Naruto menatap Hinata sendu, berharap perempuan itu dapat melihat kesungguhan hatinya.

Hurry Back (NaruHina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang