prolog

34 7 0
                                    

4 tahun yang lalu,

Seorang gadis terlihat gelisah di depan pintu gerbang sekolahnya.Raut wajahnya yang sudah memerah pertanda antara marah dan gelisah. Ia mondar mandir tak jelas. Ia terus menengok kearah jalan,seperti sedang menanti seseorang.

Ia merogoh sakunya mencari benda pipih miliknya. Jari lentiknya pun menari nari diatasnya. Dan sesekali ia mendekatkan benda pipih itu ke telinganya. Tapi tetap saja tidak ada hasilnya.

"Abang kemana sih,!" Gumamnya

💨💨💨

Sementara seorang cowok dengan membawa motor kesayangannya sudah bersiap untuk keluar gerbang sekolah. Tapi ia melihat gadis berambut panjang sedang gelisah di depan gerbang sekolah.

"Kenapa tuh cewek?"

Ia menghentikan motornya di dekat gadis itu. Ia terlihat gelisah.

"Hey, lo kenapa!"

Gadis itu menoleh mencari sumber suara.

"Emm.. gue boleh minta tolong?" Gadis itu mulai membuka mulutnya.

Sang cowo hanya menjawab dengan gerakan mata yang mengisyaratkan agar gadis itu naik ke motornya.

Ya, ternyata gadis itu mengerti maksud gerakan mata cowok itu. Ia segera menaiki motor dan menepuk punggung cowok itu. "Anterin gue ke bandara."

Cowok itu memutar bola matanya malas, "Heh,gue bantuin lo bukan tukang ojek. Gaya lo nyuruh gue kaya lo nyuruh tukang ojek, tau!"

"Kan lo udah mau tolongin gue! Ya udah ayo,!!"

Cowok itu mengalah dan lebih memilih melajukan motornya.

Di tengah perjalanan tidak ada yang ingin memulai membuka pembicaraan.Sang cowok melirik ke arah kaca spion dan menampilkan wajah gadis yang berada di jok belakang motornya.Wajahnya masih terlihat gelisah.Ia pun menarik lebih dalam gas motornya.

Di sela sela kecepatan motor yang melaju, lampu lalu lintas menghentikkan laju motor itu.Mereka berdua sama sama melirik lampu lalu lintas.Dan ternyata masih lama waktu untuk lampu berubah
menjadi warna hijau.Gadis itu semakin gelisah,"Huh!lampu gak bisa diajak kompromi amat sih!"

"Emang lo mau ketemu siapa?kok buru buru banget?"tanya cowok itu santai.

"Ih,lo kepo!"jawab gadis itu jutek

Sang cowok memutar bola matanya malas,"udah ditolongin malah gue dijutekin!dasar cewek aneh,"batinnya.

Setelah lampu berubah menjadi warna hijau,motor yang membawa mereka kembali melaju.

Dan akhirnya mereka sampai di bandara tempat tujuan sang gadis.Gadis itu cepat cepat turun.

"Eh makasih ya,"Ucap gadis itu,dengan tangannya masih mencari sesuatu di dalam tasnya.

"Iya.Yaudah lo cepet gih temuin yang lo tuju.Kan tadi lo buru buru,"

Bukannya menjawab perintah sang cowok gadis itu malah menyodorkan selembar uang berwarna biru"Nih,makasih y."

"Gue bukan tukang ojek,"tolak sang cowok halus.

"Ya udah makasih.Gue duluan,"

Gadis itu segera berlari meninggalkan sang cowok.Sang cowok hanya tersenyum melihat tingkah gadis itu.Setelah gadis itu hilang dari pandangannya,barulah ia pergi dari tempat itu.

💨💨💨

Gadis itu berlari menemui dua orang pasangan suami istri yang merupakan orang tuanya.

"Loh, adek. Abang mana?" Tanya lelaki itu. Gadis itu masih mengatur nafasnya setelah tadi ua berlarian jarena takut terlambat mengantar papanya pergi bekerja di luar negri.

Ia memajukan bibirnya "Gak tau."

"Hey, adek ngambek nih?" Tanya abangnya yang entah kapan datang.

"Abang!!! Kesel deh,!" Gadis itu malah memalingkan pandangannya.

"Hey, sory. Tadi motor abang mogok terus hp abang low," jelas sang kakak.

"perhatian kepada penumpang pesawat nomor xxx dimohon segera bersiap. Karena pesawat akan segera lepas landas." Terdengar suara dari speaker.

"Papa pamit y. Kalian baik baik dirumah." Pria paruh baya itu menghela napasnya "Mama jangan galak galak, abang jagain Mama sama adek, kalo adek.. jangan nakal okee,"

Pria itu tersenyum kearah keluarga tercintanya itu. Yang harus ia tinggalkan karena pekerjaan yang menuntutnya.

"Papa juga baik baik ya di sana." Ucap gadis itu lesu.

"Iya, pa. Abang selalu inget pesen Papa."

"Papa hati hati. Jangan lupa makan"

Satu persatu nasihat selalu terlontar dari mulut anggota keluarganya itu.

"Ya udah, Papa pamit." Pria itu memeluk keluarganya sebelum ia pergi menaiki pesawat.

Langkah sang Papa pun membawanya hingga masuk ke dalam pesawat. Sampai pesawat itu lepas landas.

Sang mama cepat cepat mengalihkan kesedihan kedua anaknya. Ia mengajak kedua anaknya segera pulang.

Di tengah perjalanan pulang sesekali mereka bertukar canda tawa.

"Dek, lo tadi dianter siapa?" Tanya sang abang yang pandangannya masih fokus pada arah jalan karena masih menyetir.

"Gak tau bang,"

"Gak tau masa mau nganterin dek," ucap sang abang tak percaya.

"Itu tandanya dia orang baik abang," sela Mamanya diantara dua saudara itu.

"Iya sih Ma. Dia naksir kali sama adek. Ganteng gak dek,?" Abang mulai menggoda adeknya.

"Gak tau abang.. dia pake helm. Gak keliatan. Lagian kok abang tau yang nganterin aku cowok?"

"Abang liat dek. Ya udah abang doain semoga lo bisa ketemu dia lagi dek,"

Sang gadis tidak menjawab perkataan abangnya. Tetapi, tanpa sadar ia
meng-amini perkataan abangnya itu.

Oke, guys.! Baru prolog jangan bosen dulu.
Tungguin sampe epilog y,,


Yuk, next chapter

Fear of Losing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang