8💕

11 2 0
                                    

Awas typo!
Happy reading guys!
______

Cekrek! Cekrek!

Suara dari kamera Ken menangkap gambar Keyra yang sedang tersenyum. Lagi lagi ia mencuri gambar Keyra.

Tiba tiba Keyra menoleh ke arahnya,
"Yah, jangan noleh, jangan noleh. Please," lirih Ken.

"Lo potret gue!?" Hujat Keyra saat ia menyadari Ken mengarahkan kamera ke wajahnya.

Ken tersenyum simpul, "cantik" tanpa sadar Ken mengucapkannya.

Keyra mengabaikan kalimat yang tadi keluar dari mulut Ken. 'Biasa, cowo emang suka bikin baper' ia mengingat perkataan Febi yang biasanya ia gunakan untuk memagari diri dari gombalan cowok. Tak heran, mereka bertiga memang terkenal dengan keelokan parasnya.

Di pinggir pantai jauh dari tempat Keyra dan Ken berada, Febi dan Ryana masih asik dengan es kelapa muda yang mereka beli tadi.

"Seger ya, Na" ucap Febi sesaat setelah meneguk es kelapa muda.

"Lebih seger lihatin cowok itu tuh," Jari telunjuk Ryana mengarah ke seorang cowok yang mungkin usianya sepantaran dengannya.

"Yang mana?"

Ryana menjitak kepala Febi, "Yang itu ogeb!Yang pake baju abu abu lagi duduk!"

"Sakit kalii?!!" Febi mengusap kepalanya. "Eh dia di noleh tuh"

"Eh-eh dia kesini Feb! Mau ngapain ya?"

"Biarin. Kali aja jodoh lo!!" Febi menyikut lengan Ryana yang masih menundukkan kepalanya. "Cie malu ciee.."

"Hay?" Sapa cowok itu

"Hai. Ada apa ya?"

"Gak ada. Gue boleh gabung? Temen gue gak tau kemana." Cowok itu tersenyum.

"Hadeuh! Itu senyumnya dikondisikan mas!" Batin Ryana. Ryana menelungkup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Hahaha.. hmptt.." Febi yang tertawa melihat tingkah Ryana langsung ia membekap mulutnya sendiri.

"Kalian kenapa?"

"Gak kok, hehe"

"Eh kita belum kenalan. Nama gue Ardhan." Ardhan mengulurkan tangannya ke arah Febi dan Ryana.

"Febi."

"Ryana"

"Kalian kesini berdua?" Tanya Ardhan

Febi menggelengkan kepalanya, "Gak. Kita bertiga, tapi temen kita yang satu lagi main sendiri,"

"Oh, yaudah kita makan yuk. Di sana makanannya kelihatannya enak," Ardhan menunujuk salah satu tempat makan.

Febi sudah berlari di depan, mungkin ia 'ngode' Ardhan buat deketin Ryana. Secara Ryana jomblo akut, hihihi.Kalo Febi mah, gak mikirin cowok,dia kan tomboi.

"Feb, tungguin! Ih, jahat banget gue ditinggal." Ryana meneriaki Febi, tapi Febi ngacir tanpa noleh sedikit pun.

"Gue tungguin lo kok," Ardhan tersenyum.

Ryana malu. Ia tidak menyadari adanya Ardhan di dekatnya. Pasti tadi Ardhan melihat ekspresinya saat meneriaki Febi.

"Aduh, tadi ekspresi gue kya apa ya? Pasti jelek banget! Kalo Ardhan langsung il-feel sama gue gimana?" Gerutu Ryana dalam hati.

"Ayok gue bantu berdiri." Ardhan mengulurkan tangannya. Ryana menerima uluran tangannya. Ardhan menggenggam erat tangan lembut Ryana.

Di dalam dada Ryana mungkin ada yang sedang berkonser ria. Hampir meledak dadanya saat ia berdiri dengan jarak dekat dengan Ardhan .

"Eh, makasih." Ryana gugup saat menyadari jarak antara dirinya dengan Ardhan .

"Hm,. Yuk kita nyusul Febi"

Ryana tidak menjawab ajakan Ardhan.Ia berjalan dibelakang mengikuti Ardhan.

Ardhan menoleh ia melihat Ryana yang di belakangnya. Ardhan tersenyum melihat tingkah gadis yang baru ia kenal. Ia meraih tangan Ryana dan menariknya, "ayo, lo lama kalo jalan ternyata!"

Ryana membulatkan matanya, ia tak percaya apa yang dilakukan Ardhan.

"Cie,, cieeee... sahabat gue punya gebetan nih!" Febi mencolek dagu Ryana.

"Ih! Lo ledekin gue terus, gue jitak lo!" Kata Ryana yang kesal karena Febi terus meledeknya.

"Kok gue dikacangin ya?" Suara Ardhan membuat dua gadis yang tengah bertengkar itu menoleh. Ardhan menahan dagunya dengan tangan kanannya dan menaik turunkan alisnya tanda bertanya.

"Hehe, maaf dhan!?" Kekeh Ryana

"Yaudah lo mau makan apa? Nanti gue yang pesenin" tanya Ardhan lembut pada Ryana.

"Samain aja kaya lo deh,"

Febi dengan wajah sok polosnya bertanya, "Gue gak ditanya gitu??"

Ardhan menghela napasnya, "lo apa?"

"Samain aja deh, hehee.."

"Huh! Percuma gue tanya jawaban itu itu aja neng," kata Ardhan sambil melenggang mendekati ibu penjual di warung itu.

Tak lama kemudian Ardhan kembali ke meja yang tadi mereka tempati. "Nanti makananya dateng sendiri"

"Ya kali makanan bisa jalan dhan!" Ejek Febi.

Tak..

Ryana menjitak kepala Febi, "Dianter ibu penjualnya lah. Dasar ogeb!"

"Aduh, sakit kali Na," kata Febi yang masih mengusap bagin kepalanya yang dijitak Ryana "tuh, dhan gebetan baru lo nakal,"

Ardhan tersenyum, "jangan nakal Na, Febi kan bercanda." Nasehat Ardhan dengan mengacak acak rambut Ryana.

"Apaan sih," Ryana menghalau tangan Ardhan.

"Ciiaaa... pura pura nolak!!" Ledek Febi.

"Eh, tuh makannya dateng!" Tunjuk Ryana pada seorang ibu paruh baya membawa nampan berisi makanan ke arah mereka.

"Ini neng, mas, makanannya." Ucapnya seraya menghidangkan makanan yamg dibawanya.

"Makasih bu,"

Tak butuh waktu lama untuk mereka menghabiskan makanan mereka masing masing.

"Eh, Keyra mana ya? Kita enak makan disini temen kita gak tau dimana!" Tanya Ryana pada Febi.

"Temen gue juga gak tau kemana. Ya udah kita cari temen lo bareng bareng," saran Ardhan.

"Ya udah ayo. Kita coba ke arah barat pantai yuk," ajak Febi.

"Ayo."

_______
Di part ini banyakan cerita sahabat Keyra.

Part selanjutnya akan dipenuhi Keyra sama Kennard.

Tunggu y!!


























Vote comment!!

Fear of Losing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang