Pertemuan awal adalah sebuah pemulaan dipertemukannya aku dan kamu
-Nadella//\\
Derap langkah sepatu hitam milik gadis berambut hitam lurus dan bertubuh mungil serta memakai tas berwarna putih ini begitu cepat di trotoar jalan ketika mengingat bahwa ini adalah hari pertamanya masuk di sekolah favorit SMA Harapan Bangsa.
Bukan berarti Nadella takut dihukum. Tapi ia takut dicap sebagai anak tidak disiplin oleh guru dan kakak seniornya. Lebih parahnya lagi, disini ia tidak mengenal satupun orang kecuali sahabatnya yang bernama Sarah. Yang juga bersekolah disitu.
Tapi entah, mungkin Sarah lebih dulu datang daripada dirinya. Pasalnya, ban mobilnya akan diganti hari ini. Terpaksa ia naik angkutan umum dan turun dibagian depan lorong SMA Harapan Bangsa dan masuk lebih jauh lagi.
Tadinya, Nadella ingin memesan grab tapi sebagai cewek tidak bermodalkan paket data ia pun naik angkutan umum. Miris kan?
"Nadella sayang!" Nadella menoleh ke kanan saat mendengar namanya dipanggil. Senyum Nadella merekah ketika melihat cewek berambut pendek dan bibir berwarna merah muda juga terlambat.
Sarah terlihat berlarian menghampiri Nadella. "Lo telat juga?" tanya Nadella saat Sarah sudah berdiri men-sejajarkan jalannya bersama Nadella.
"Iya. Tadi dijalan aki motor gua habis! Sialan bener! Padahal hari ini ospek, kirain lo udah ada dibarisan itu," Sarah menunjuk ke dalam sekolah SMA Harapan Bangsa. Kini memang mereka sudah sampai didepan gerbang sekolah.
Terlihat senior mengatur barisan siswa-siswa baru.
"Pak, masih boleh masuk kan?" tanya Sarah kepada satpam yang menjaga digerbang yang terlihat masih terbuka.
"Masuk aja. Ospeknya dimulai tiga menit lagi kok. Cepetan" ujar satpam itu lembut. Sarah menoleh menatap Nadella lalu tersenyum senang. Nadella memutar bola matanya dan menoyor kepala Sarah kemudian berjalan masuk ke dalam sekolah.
"Aw! Dasar goblok!" Sarah memegang kepalanya bekas toyoran Nadella. "Tungguin!" teriak Sarah ketika melihat Nadella sudah berjalan dikoridor.
Sementara Nadella kebingungan. Harus kemana dirinya sekarang? Apa juga yang harus ia lakukan? Ikut berbaris? Menyimpan tas? Atau,, menonton saja?
"Ngapain lo? Kenapa gak ikutan baris?" suara itu terdengar sangat tenang, cuek, dan terkesan tajam.
Nadella menoleh ke pemilik suara harap-harap ini bukan hari terakhirnya hidup. Ia belum menikah!
"S-saya bingung" ucap Nadella didepan pria pemilik suara tadi. Pria itu terlihat memasukkan kedua tangannya di saku celana abu-abu SMA nya sambil bersandar ditembok koridor.
Keringat bercucuran dipelipis Nadella saat pria tersebut melangkah mendekati wajahnya. Hanya ada 5 senti penghalang.
"Sekarang baris. Gue gak mau hukum orang telat. Males!" ohhh ternyata pria ini ditugaskan menghukum anak baru yang terlambat.
"Y-yaudah. Ter-rus saya harus gabung dim- dimana?" tanya Nadella gugup. Pria tersebut mengacungkan jempolnya mengarah ke lapangan kemudian menjauhkan wajahnya dari wajah Nadella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pekable
Teen Fiction"Nungguin orang yang kita suka jadi peka itu kok susah ya??" "Ya emang siapa yang lo tunggu peka?" "Ada,, dia gak pernah nyadar sih. Gue udah berusaha terus tapi dianya huah!" "Haha sabar neng" Nadella Kiara merupakan gadis berumur 15 tahun yang tid...