Semuanya terjadi karena ketidaksengajaan. Bisa seakrab ini denganmu mengapa aku merasa sangat nyaman?
//\\
Tiap malam, Nadella selalu jalan ke gramedia bersama Tirta. Tapi itu terjadi dulu,. Sekarang Nadella terlihat berjalan disebuah taman luas. Malam ini sangat dingin. Nadella terus mengusap kedua telapak tangannya.
Untung malam ini ia memakai switter berwarna abu-abu serta celana jeans berwarna hitam. Rambutnya ia kuncir malam ini. Tujuan Nadella memang ingin menyendiri untuk malam ini.
Sebenarnya tadi Fika mengajak dirinya untuk ikut ke rumah teman Fika untuk menata beberapa tas import dari Eropa, namun Nadella menolak lebih memilih untuk pergi sendiri. Dan jadilah Fika sendiri dirumah.
Saat Nadella terus mengusap tangannya tidak ia sangka ia sudah berdiri di depan sebuah kafe yang membuatnya semakin flashback akan kenangan dirinya dengan Tirta. Nadella mencoba melupakan itu kemudian menghembuskan nafasnya kasar lalu kembali berjalan. Entah kemana ia akan berjalan.
"Nadella!" mendengar namanya dipanggil, ia menoleh ke belakang. Mencoba melihat jelas siapa yang memanggilnya dengan memicingkan matanya karena tempatnya sekarang berdiri tidak begitu terang.
Akhirnya orang yang memanggilnya berlari kecil ke arahnya. Orang itu memakai jaket boomber berwarna merah marun. Ditemani sepatu vans hitamnya.
"Hai Nadella" sapa nya. Rupanya dia adalah Arga. Nadella membalasnya dengan lambaian tangan. Tak lupa ia memberikan senyuman manisnya kepada Arga.
"Menurut lo gue judes ya?" tanya Arga kepada Nadella. Nadella memicingkan matanya, sepersekian ia pun tertawa geli. "Iya, baru nyadar ya kak?" Nadella bertanya balik sambil tertawa.
Melihat Nadella tertawa Arga jadi gemas sendiri. Ingin rasanya ia mengacak-acak rambut wanita polos yang berada di depannya sekarang.
"Ya, sori gue gak maksud judes sih.. cuma buat sangar-sangarin anak baru. Kalau dilembutin ntar dianya kurang ajar lagi" Arga terlihat menyisir rambutnya ke belakang dengan senyuman jahilnya.
Nadella sendiri masih tidak mengerti. Kenapa dia bisa sedekat ini dengan Arga? Namun Nadella menepis pertanyaan itu dan kembali menatap Arga.
"Apa liat-liat? Gue ganteng?" Nadella kembali tertawa mendengar penuturan kata Arga.
"Lo kenapa sendirian malam-malam?" tanya Arga sambil memasukkan dua tangannya ke jaketnya. "Gapapa sih" Nadella menatap sembarang arah.
"Ke gramed yuk!" ajak Arga antusias. Nadella malah menaikkan sebelah alisnya.
"Ngapain ke sana?" bukannya ingin menolak. Namun Nadella rasanya sedih jika mengingat apalagi melihat tempat itu.
"Ya, cari novel teen lah, gue suka" jawab Arga lalu menarik pergelangan tangan Nadella. Takutnya, mall akan tutup jika kelamaan.
"Sori gue gak bawa helem dua" ujar Arga didepan Nadella. Nadella hanya mengacungkan jempolnya, "Ga papa."
Setelah Arga memakai helm full face nya, ia menaiki motor ninja hitamnya kemudian menyalakan gas motornya. "Naik," pinta Arga, Nadella pun naik. Nadella harap ia tidak akan menangis di mall sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pekable
Teen Fiction"Nungguin orang yang kita suka jadi peka itu kok susah ya??" "Ya emang siapa yang lo tunggu peka?" "Ada,, dia gak pernah nyadar sih. Gue udah berusaha terus tapi dianya huah!" "Haha sabar neng" Nadella Kiara merupakan gadis berumur 15 tahun yang tid...