Gak sekejam senior tadi pagi
//\\
Rupanya, Nadella tidak bisa dijemput Mamanya karena suatu hal penting katanya. Nadella mendengus kesal sambil menendang-nendang pasir di tanah. Ps:pasir ditanah?
Sampai akhirnya Nadella memilih duduk di halte saja. Berharap ada tumpangan atau transportasi. Masalahnya, ponselnya juga sudah matol. Alias mati total. Alias low battery.
Berkali-kali Nadella mencoba menyalakan ponsel bermerk SAMSUNG S8+ nya itu. Tapi tak kunjung bisa.
Sebentar lagi akan turun hujan. Guntur bergemuruh di langit. Menyaksikan kepanikan Nadella. Nadella berfikir mungkin ia harus disini sampai hujan reda. Huh nasib! Ini semua gara-gara Mama tirinya- Fika. Fika memang pecinta hal hal berbau online dan bisnis.
Maka dari itu, Nadella harus begini.
Piip piip!
Nadella terbangun dari lamunannya mencoba menoleh ke kanan. Rupanya ada seorang pria berbaju putih abu-abu sama dengannya sedang mengendarai motor ninja berwarna merah ke arahnya.
Nadella menautkan kedua alisnya. Ia bingung. Pria tersebut membuka kaca helmnya dan menatap Nadella dari bawah ke atas. Nadella dibuat semakim bingung.
"SMA Harapan Bangsa?" tanya pria berambut rapi itu bibir manisnya ikut bergerak saat ia bicara. Nadella mengangguk mantap. "Kenapa belum pulang? Ini udah jam setengah tiga lho," tanyanya.
"Gimana mau pulang kalau gak ada jemputan abis itu gak ada transportasi lewat sini lagi trus hape aku baterainya habis" keluh Nadella dengan raut wajah sedih.
"Pulang bareng gue aja gimana? Mau gak?" tanya nya lagi. Nadella berfikir sejenak lalu akhirnya ia mengangguk antusias kemudian berjalan ke motor ninja merah milik pria didepannya dan duduk.
"Udah?" tanyanya. "Udah" jawab Nadella. Setelahnya Nadella menjawab, ia menjalankan motornya.
"Kasih tau gue arah rumah lo ya" ucap nya. "Oke" kata Nadella.
//\\
"Ini rumah aku kak" Nadella melambai-lambaikan tangannya di samping kiri motor. Pria itu menurunkan Nadella tepat di depan rumah sederhana tapi bersih dan mewah milik Nadella.
"Nama kakak siapa?" tanya Nadella sambil berdiri di samping kiri motor menatap pria di atas motor itu.
"Gue Daniel. Lo?" rupanya namanya Daniel. Daniel mengulurkan tangannya. Nadella membalas uluran Daniel dengan antusias, "Nadella kak" jawab Nadella. Tak lama beruluran tangan, guntur bergemuruh dan satu titik air mengenai pipi Nadella.
"Kakak mau masuk dulu gak? Udah gerimis nih" tawar Nadella sembari menatap langit dan menengadahkan tangannya ke atas. Daniel nampak berfikir.
"Gak usah deh. Lain kali aja. Lagian gue juga bawa jas hujan. Jadi,, santai aja!" Daniel menyengir. Nadella tersenyum manis.
"Yaudah, gue pulang ya! Jangan lupa! Nama gue Daniel, anak kelas sebelas IPA satu" Nadella mengacungkan jempolnya. Sementara Daniel sudah melajukan motornya.
Nadella langsung berjalan ke dalam rumah ketika Daniel sudah pergi.
Saat Nadella mengecek alas kaki untuk mencari kunci rumah, tapi tidak ada apa-apa yang ia temukan. Nadella mengerutkan alisnya lalu mencoba membuka pintu,
"Weh! Anjrit! Ngapain lo disini? Ya allah, mau bikin gue pingsan ya lo!" Nadella mengomeli Sarah yang tiba-tiba saja ada didalam rumahnya. Nadella benar-benar terkejut.
"Kencang banget ya lo!" Nadella berdecak mendengar Sarah mengatakan itu lagi.
"Udah Arga sekarang Daniel" Sarah menggelengkan kepalanya tidak percaya sementara Nadella langsung berjalan saja ke kamarnya untuk ganti baju. Tidak memerdulikan Sarah yang sibuk mengoceh-oceh dan menggurai dirinya.
//\\
Makan siang Nadella ditemani Sarah disebuah warung yang tidak jauh dari rumahnya. Warungnya dinamakan warung Mbak Leta. Sarah biasanya mengejek warung itu dengan sebutan Mbak Letak. Namun Sarah tetap menyukai masakan Mbak Leta.
"Mbak! Nasi goreng spesial dua! Telur ceplok setengah mateng ya mbak!" teriak Sarah sambil terduduk di kursi makan warung. Nadella sibuk memikirkan saat ia di antar oleh Daniel tadi.
Entah mengapa, Nadella jadi sedikit takjub melihat Daniel. Wajah manisnya, sifatnya yang ramah dan perhatian. Aduuh, Nadella jadi senang!
"Hoi!" Sarah melambaikan tangannya didepan wajah Nadella namun Nadella tetap terdiam menghayal sambil tersenyum sesekali. "Woah! Kesambet kakak senior ya lo? Yang mana? Daniel apa Arga?" Nadella tersadar dan langsung memukul pelan kepala Sarah.
"Bawel,"
Tak lama kemudian, pesanan mereka datang. Diantar oleh anak gadis Mbak Leta yang bernama Gina.
"Makasih Gina" Sarah tersenyum setelah piringnya diberikan. Gina membalas dengan anggukan serta senyuman kemudian kembali ke dapur warung.
Nadella dan Sarah segera memakan nasi gorengnya dengan lahap.
//\\
Sarah pamit pulang kepada Nadella saat Sarah mengantar Nadella pulang. Motor Sarah juga sudah membaik.
"Hati-hati wel!" jerit Nadella. Sarah mengacungkan jempolnya lalu menjalankan motornya.
Nadella pun masuk ke rumahnya. Rupanya, Fika sudah pulang. "Siang Mama Fika" sapa Nadella dengan senyuman lebar.
Fika memajui anaknya sambil tersenyum manis. "Kamu darimana nak?" tanya Fika sambil mengelus puncak kepala Nadella.
"Abis makan di warungnya Mbak Leta bareng Sarah" Fika membulatkan mulutnya mendengar jawaban dari anak angkatnya itu.
"Tadi ada temen cowok kamu dateng kesini katanya nyari kamu tapi kamunya pergi" Fika masih setia mengelus kepala Nadella. Nadella nampak berfikir, "Namanya siapa?" tanya Nadella sambil menaikkan kedua alisnya disertai wajah polosnya.
"Gak tau tapi dia kesininya pake motor ninja merah" jawab Fika melepas lambaian.
"Ohh?? Kok dia dateng?" ucap Nadella kecil.
"Yaudah kamu masuk ke kamar aja gih istirahat. Ini kan hari pertama kamu sekolah" Nadella menganggukkan kepalanya kemudian memeluk Fika dan berjalan menuju kamarnya.
//\\
Jangan lupa saran dan kritikannya. Ditunggu update-an tiap malam minggu.
Vote comment buat ninggalin jejak 👣
Lup yu!
Salam, MeisyAura
KAMU SEDANG MEMBACA
Pekable
Teen Fiction"Nungguin orang yang kita suka jadi peka itu kok susah ya??" "Ya emang siapa yang lo tunggu peka?" "Ada,, dia gak pernah nyadar sih. Gue udah berusaha terus tapi dianya huah!" "Haha sabar neng" Nadella Kiara merupakan gadis berumur 15 tahun yang tid...