Angin musim gugur yang berhembus lembut, mengecup pucuk-pucuk dedaunan. Mereka menari-nari mengikuti irama angin yang tak henti menggelitiknya, menciptakan suara gemerisik yang menyenangkan.
Ditanah lapang yang sangat luas tersebut. Ditumbuhi belasan pohon maple dengan daunnya yang berwarna kemerahan, berguguran tertiup angin. Berputar diudara sebelum akhirnya jatuh ke tanah. Pemandangan yang sederhana namun sayang untuk dilewatkan.
Seorang pria duduk di salah satu kursi yang terletak di taman tersebut, tepat di bawah pohon maple dengan daunnya yang sebagian sudah berwarna kecoklatan.
Pria itu sibuk mendengarkan musik dari Earphone yang terpasang dikedua telinganya. Sesekali kepalanya mengangguk-angguk mengikuti irama musik, selagi sepasang manik hitam gelapnya mengawasi sekitarnya dengan senyuman yang tak pernah pudar.
Suasana taman cukup ramai oleh para pengunjung yang menikmati waktu liburan mereka di akhir pekan. Ada yang sedang piknik bersama dengan keluarganya, ada yang sekedar duduk mengobrol dengan teman, atau sepasang kekasih yang duduk menghabiskan waktu dengan memandangi satu sama lain, mungkin.
Itu terdengar sedikit konyol.
Hingga pandangan pria itu berhenti pada seseorang yang sedang duduk sendiri dibawah pohon maple, memandang sedih seorang gadis kecil yang sedang bermain dengan kedua orang tuanya. Kyu Hyun ikut memperhatikan keluarga tersebut dengan sedikit penasaran, atau lebih tepatnya apa yang membuat gadis itu memandang keluarga kecil itu dengan sedih.
Sesaat, ia tahu apa yang membuat gadis itu sedih. Keluarga itu terlihat bahagia, terutama si gadis kecil. Dia berlarian kesana-kemari dengan tawa lepas. Tanpa beban sedikitpun. Seketika, diapun merasa iri melihat kebahagiaan keluarga kecil tersebut.
Tersenyum, Kyu Hyun beranjak dari tempatnya, menghampiri si gadis yang masih memperhatikan keluarga tadi.
"Mereka membuatku iri." Ujarnya sembari mengambil tempat disisi gadis itu. Ia ikut menatap ke depan seperti apa yang gadis itu lakukan.
Hye In tersadar. Saat ia menoleh, Kyu Hyun sudah duduk disampingnya lengkap dengan senyum dua jarinya, yang sangat membuat Hye In terganggu.
Tanpa berkata apapun, Hye In beranjak, hendak pergi namun Kyu Hyun dengan cepat menarik pergelangan tangannya hingga membuat gadis itu duduk kembali.
Hye In semakin kesal. Ingin sekali ia memaki pria dihadapannya ini, atau mencabik-cabik Kyu Hyun menjadi potongan kecil-kecil. Namun, ia sedang malas untuk melakukannya.
Kyu Hyun tersenyum jenaka.
"Jangan menghindariku atau berpura-pura tidak mengenalku." Katanya seraya melepas kedua Earphone-nya. "Kita adalah teman satu sekolah, bukan?""Bisakah kau berhenti menggangguku?" Tanya Hye In dingin.
Kyu Hyun tersenyum lebar. Ia meluruskan kakinya dan bersandar pada punggung kursi dengan nyaman.
"Aku senang mengganggumu. Kau gadis yang selalu membuatku penasaran." Kata Kyu Hyun jujur."Aku tidak memiliki waktu untuk bermain-main denganmu!"
"Aku juga tidak ingin bermain-main denganmu." Sambung Kyu Hyun dengan cepat. "Bagaimana jika kita berteman?" Tanyanya diiringi seringaian menyebalkannya.
Hye In terlihat tak tertarik dengan tawaran pria itu. Gadis itu hanya memandang ke arah lain. Mengabaikan Kyu Hyun.
"Ck! Ternyata kau menjadi begitu dingin." Decak Kyu Hyun penuh nada tak percaya.
Hye In berpaling, Kyu Hyun bersorak dalam hati saat gadis itu akhirnya menatapnya. Meskipun tetap saja dengan tatapan sinisnya.
"Berhentilah seolah-olah kau mengenalku! Kita hanya kebetulan satu sekolah dan sialnya kau adalah seniorku!" Ujar Hye In yang lebih menyerupai umpatan dibandingkan gerutuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainy Season Fall
Fanfiction"Karenamu, aku terjebak pada masa lalu yang sama, pada penantian yang sama selama bertahun-tahun. Aku terus berkeliaran disetiap tempat yang pernah kita kunjungi, seperti orang bodoh. Hujan yang turun di musim gugur, selalu menjadi hal yang paling m...