Chapter 5

27 2 0
                                    

Gedung mewah milik Taeguk group sudah dipenuhi dengan para tamu undangan yang memadati aula. Puluhan karangan bunga yang berisi ucapan selamat memenuhi hampir sebagian aula tempat acara utama akan dilangsungkan.

Jung Soo berdiri di pintu masuk untuk menyambut setiap tamu undangan yang hadir ditemani dengan dua orang wanita didepannya yang juga memasang senyum manis mereka pada setiap tamu. Sesekali lelaki tampan berlesung pipi tersebut melirik malas pada dua wanita didepannya.

"Ada apa dengan wajahmu, Jung Soo-ya? Kau ingin membuat tamu kita pergi?" Nyonya Min berujar dengan senyum dan tatapan penuh arti.

Lelaki itu hanya melirik sekilas, terlalu malas untuk menanggapi ocehan ibu tirinya tersebut.

"Oppa, sepertinya adik kesayanganmu itu tidak akan datang." Mendengar hal itu, Jung Soo berpaling, menatap Hyo Rin dengan tajam. Sedangkan gadis itu menampakkan senyum mengejeknya.

"Tentu saja ia takkan datang, gadis ingusan itu tidak akan berani menginjakkan kakinya ke tempat ini." Sahut Nyonya Min dengan angkuh.

Jung Soo mengepalkan tangannya dengan erat, menahan diri untuk tidak membalas perkataan wanita didepannya.

"Ahh...benar, eomma. Dia tidak memiliki hak lagi ditempat ini." Hyo Rin tersenyum, senyuman sinis yang semakin membuat Jung Soo ingin membungkam mulut dua wanita didepannya.

"Hyung.." tepukan dipundaknya membuat ia sejenak melupakan keinginan untuk menyumpal mulut dua wanita tersebut.

Hyuk Jae berdiri disampingnya, lelaki itu menatap sekilas ke arah Nyonya Min dan Hyo Rin sembari melempar senyum tipis.

Hyuk Jae kembali menatap Jung Soo.
"Presdir mencarimu, beliau memintamu untuk mengurus sesuatu didalam." Jung Soo mengangguk kemudian berjalan diikuti Hyuk Jae.

Melihat dua lelaki itu pergi menjauh, Hyo Rin mendekatkan dirinya pada Nyonya Min.
"Apa yang Presdir perintahkan padanya?" Hyo Rin berbisik dengan nada penasaran.

"Memangnya kau pikir ibumu ini mengetahui segalanya?" Nyonya Min balik bertanya dengan nada kesal. Hyo Rin mendengus.
"Apapun itu, seharusnya kita mengetahui semua yang Presdir rencanakan. Bagaimana jika tiba-tiba dia membawa Hye In kembali? Posisi kita bisa terancam, eomma."

"Itu tidak akan terjadi! Ibu tidak akan membiarkannya begitu saja!" Ujar Nyonya Min dengan tegas. Sorot matanya berkilat kejam.

•••

Hye In memandang setiap sudut aula dengan tatapan yang sulit diartikan. Berkali-kali ia mencoba menarik nafas panjang dan menenangkan dirinya namun kegelisahan dan kecemasannya sama sekali tak berkurang.

Kyu Hyun yang menangkap hal itu, meraih jemari Hye In kemudian menggenggamnya dengan erat. Membuat gadis itu menoleh, menatap Kyu Hyun terkejut.

Lelaki pemilik suara tenor itu tersenyum.
"Jangan gugup, kau bersamaku."

Hye In terdiam, bibirnya tak mampu terbuka bahkan se-inchi pun. Ia hanya menurut ketika Kyu Hyun kembali menuntunnya.

Mereka berdua berjalan menuju aula, sesekali Kyu Hyun mengangguk memberi hormat pada beberapa tamu yang dikenalnya. Hye In mulai berkeringat dingin ketika Kyu Hyun semakin membawanya masuk kedalam aula. Tanpa sadar, gadis itu menghentikan langkahnya yang membuat Kyu Hyun menatapnya bingung.

"Kenapa?"

Hye In tersadar, ia bingung harus mengatakan apa pada lelaki dihadapannya.
"Uhm..aku..aku--" Hye In menggerakkan bola matanya dengan gugup, mencari alasan untuk pergi menghindar. "--harus ke kamar mandi! Ya! Aku..aku ingin ke kamar mandi dulu."

Rainy Season FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang