Diantara semua kenangan yang mengendap, ada sebagian kenangan yang terus meluap keluar. Mengetuk pintu hatinya yang lama membeku dalam ruang hampa. Mengisinya kembali dengan lembaran-lembaran asa yang perlahan memenuhi ruang kosong, dimana segenggam benda yang berdetak--menjerit ketika sepasang netra hitam gelap menatapnya dalam diam. Memerangkapnya dalam ruang terbatas, yang membuatnya merasa sesak nafas. Sepasang iris hitam sekelam malam itu seolah mengikatnya, membuatnya tak bisa bergerak bahkan se-inchi pun.
Meski ia memilih untuk mengabaikan kehadiran sosok tersebut dengan terus fokus pada setiap kalimat yang tertulis dalam lembaran buku tebal didepannya, tetap saja sepasang iris milik lelaki itu membuat jantungnya berdegup kencang.
"Bisakah kau berhenti menatapku seperti itu?" Hingga akhirnya, ia bisa menemukan kembali pita suaranya yang seolah tertahan didasar kerongkongannya. Ia tak tahu, se-merah apa wajahnya saat ini ketika Kyu Hyun tiba-tiba duduk didepannya, menatapnya tanpa berkedip sedikitpun sejak setengah jam yang lalu. Bahkan lelaki itu tak mengatakan sepatah katapun, dan Hye In berusaha mengabaikannya.
Lelaki bersurai coklat gelap itu tersenyum.
"Kenapa? Apa kau gugup karena aku memandangmu seperti ini?" Pertanyaan itu membuat fokus gadis itu teralih.Hye In menghentikan kegiatannya, menatap Kyu Hyun.
"Berhentilah menggangguku!" Hye In menutup bukunya kasar. Dengan kesal, gadis itu beranjak dari tempatnya.
"Ya! Kau mau kemana?" Kyu Hyun tanpa sengaja meninggikan suaranya, membuat beberapa orang yang juga tengah duduk di perpustakaan itu menatapnya. Menyadari kesalahannya, ia membungkuk meminta maaf sebelum beranjak pergi untuk menyusul Hye In yang sudah berjalan jauh didepan.
Kyu Hyun sedikit berlari untuk menyamai langkah gadis itu.
"Lihat? Kau bahkan pergi begitu saja, itu menandakan jika kau memang gugup ada didekatku." Katanya terus berjalan disamping Hye In.Gadis itu menghentikan langkahnya, ia seolah sedang mencoba bersabar dengan makhluk tampan dihadapannya.
"Dengar!" Hye In menarik nafas dalam satu tarikan kuat. "Tidak bisakah kau pergi dan meninggalkan aku sendiri?!" Tanyanya sembari menautkan alisnya, menatap Kyu Hyun tajam.Kyu Hyun memasang pose berpikir sejenak, yang entah mengapa hal itu membuatnya terlihat berkali lipat lebih tampan di mata Hye In.
"Bagaimana jika aku tidak mau pergi?" Kyu Hyun menaikkan sebelah alisnya, menyeringai tipis. Hye In menghela nafas, ia menyadari jika lelaki dihadapannya ini memiliki mental sekeras baja.
"Baiklah. Terserah kau saja." Hye In berbalik dengan kesal, hendak melangkah pergi. Namun Kyu Hyun segera menarik pergelangan tangan gadis itu hingga membuatnya kembali berbalik kearahnya.
Gadis itu terpaku. Tubuhnya mendadak kaku ketika sepasang tangan Kyu Hyun menariknya ke dalam kurungan tubuh lelaki berwajah tampan itu."Bisakah kau mendengarnya? Detak jantungku?" Bisik Kyu Hyun dengan suara berat. Hye In terpana, ia memang bisa mendengar detak jantung Kyu Hyun. Yang entah mengapa, hal itu membuatnya merasakan jutaan kupu-kupu beterbangan dalam perutnya.
"A-apa yang kau lakukan?" Hye In mencoba menarik diri namun Kyu Hyun semakin mempererat pelukannya.
"Apa kau gila?" Bisik Hye In kesal saat beberapa pejalan kaki yang lewat memandang keduanya dengan penuh perhatian.
"Lepaskan aku, brengsek!" Hye In terus meronta namun Kyu Hyun akan semakin erat memeluknya. Lelaki berambut cokelat kehitaman itu tampak sangat menikmatinya. Seringaian lebar terukir dibibirnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/131141682-288-k952110.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainy Season Fall
Fanfiction"Karenamu, aku terjebak pada masa lalu yang sama, pada penantian yang sama selama bertahun-tahun. Aku terus berkeliaran disetiap tempat yang pernah kita kunjungi, seperti orang bodoh. Hujan yang turun di musim gugur, selalu menjadi hal yang paling m...