Chapter 1: Amnesia

1.1K 59 161
                                    


Tahun 2028

Sekelebat cahaya putih yang turun dari langit dan menembus tubuhku, cahaya itu memberikan kilatan cahaya yang mengerikan dan rasa sakit luar biasa di seluruh tubuhku. Pandanganku dibutakan olehnya,tubuhku jatuh lemas tidak bisa digerakkan dan tergeletak di tanah. Disaat itu aku tidak bisa berpikir karena rasa panikku yang sangat hebat, pandanganku yang mulai memudar menjadi hitam secara perlahan- lahan, dan pada akhirnya aku merasa seperti tenggelam didalam kegelapan.

Saat itu tidak ada suara apapun hanya ada kegelapan dan keheningan yang kurasakan. Apa aku mati? ... ... baguslah kalau aku mati ... dari pada aku hidup di dunia ini. Tapi jika seandanya aku hidup kembali ... ... Aku ingin ... ... diberikan kesempatan untuk hidup sebagai orang yang berbeda dari diriku yang sekarang. Ucapku didalam, dan tidak lama kemudian kesadaranku hilang.

***
Aku tersadar. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali untuk membiasakan mataku dengan pencahayaan sekitarku, dengan keadaan masih silau, aku bangun dari tidurku, aku baru sadar kalau aku sudah berada didalam ruangan. Terlihat Langit-Langit dan dinding yang berwarna putih, beberapa alat rumah sakit yang selalu berbunyi 'Bep ... bep ... bep'. Aku mencoba untuk menggerakan tanganku, tapi tanganku terasa sangat berat, karena teralu beratnya aku berhenti untuk menggerakan tubuhku dan memperhatikan sekitarku saja. Aku berfikir jika aku memanggil seseorang, mungkin akan ada yang datang kepadaku.

"Halo! apa ada orang disini?"kataku dengan suara agak keras. ... ...Tidak ada jawaban apapun.

"Aku butuh bantuan!" panggilku lagi, tapi tidak ada yang datang kepadaku. Aku diam menunggu untuk beberapa saat. Tenggorokanku terasa kering setelah memanggil bantuan dengan keras.

Kenapa tidak ada yang datang? Apa suaraku kurang keras?

Batinku yang menunggu cukup lama. Aku tetap diam di kasur karena tubuhku masih terasa sedikit berat, walaupun aku sudah bisa menggerakkan tanganku sekarang setelah terus mencoba menggerakannya. Tidak ada yang bisa kulakukan dengan kondisiku yang sekarang. Aku memutuskan untuk tidur saja, karena tidak ada yang datang, dan keadaan sepi ini cukup membuatku bosan.

***

Aku terbangun kembali dari tidurku dengan pemandangan yang sama saat aku terbangun dari tidur pertamaku. Aku termenung diam di kasur hingga suara kertas megangetkanku. Dalam sekejap aku segera menoleh kepada arah suara kertas itu. Terlihat seorang wanita berambut pendek, sebahu, berwarna coklat terang. Kulit putih dan matanya berwarna biru. Mataku terus mengarah kepada wanita itu. Bukan karena aku kagum atau suka, tapi karena aku merasa familiar dengannya.

Aku mencoba mengingat-ingat siapa yang kulihat ini, tapi entah kenapa aku tidak tetap tidak bisa mengenalinya. dia terlihat sangat konsentrasi membaca bukunya yang membuatnya tidak sadar bahwa aku sudah bangun. Aku mencoba menggerakkan tubuhku dengan mengubah posisi tidurku menjadi posisi duduk, dan saat itu juga barulah wanita itu sadar jika aku telah bangun.

Wanita itu langsung memelukku, terdengar suara isak tangis lirih darinya, untuk beberapa lama aku membiarkannya memelukku. Dia melepas pelukannya dan duduk kembali sembari menyeka air matanya dengang punggung tangannya.

"Bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanyanya.

"ya, bisa dibilang sudah cukup baik walaupun agak kaku sih," Jawabku sambil mencoba menggerakan sendi-sendi tubuhku.

"Baguslah kalau begitu, tapi bener gak ada yang masih sakit?" tanyanya ulang untuk memastikan. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. "Tidak , aku baik baik saja kok."

"Yasudah kalau gitu aku panggil Dokter sebentar, sekarang,"ucap wanita itu diikuti dengan tubuhnya yang berdiri dan berjalan ke arah pintu keluar ruanganku.

My life from zero : REGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang