Chapter 7 : Serangan 1

230 19 37
                                    

'Kriiiinngg, kriiiiiiing, kriiiiiiing'

Suara alarm berbunyi membangunkanku. kelopak mataku terbuka dengan cepat, diikuti dengan itu napasku sudah terenga -engah, seperti aku telah berlari melilingi lapangan bola sebanyak 5 kali, aku tetap diam telentang diatas kasur untuk mengatur nafasku sebentar,

"Eh apa ini? ... keringat?" kataku sambil menyeka dahi dan leherku yang basah oleh keringat.

Keringat apa ini? pikirku sambil terus terheran - heran menyeka keringatku.

Aku berjalan mendekati cermin untuk merapikan bajuku. air mengalir membasahi pipiku. aku terpaku diam dengan apa yang kulihat,

"Aku... ... kenapa?" ucapku saat bercermin melihat kedua mataku mengeluarkan air mata sampai menetes menyentuh lantai seolah - olah, ... aku sedang menangis suatu hal yang ... sangat ... besar.

'Tok tok tok'busuara pintu kamarku diketuk beberapa kali .

"Bangun Del! sudap pagi! Sarapannya sudah siap di dapur!" panggil ibu dari balik pintu.

"Ah, iya," balasku yang terkaget dari lamunan.

Aku mengusap air mataku dengan punggung tanganku beberapa kali dan pergi kedapur.

***

"Sini Del, sarapannya sudah siap di meja tuh," ucap ibu sambil terus memasak.

"Ya," jawabku sambil menarik kursi kebelakang dari meja.

"Dimana kakak?"tanyaku yang tidak melihat kakak ada di dapur.

"Ngerjakan tugas dikamarnya."

"Oooh," sambil meminum segelas air.

"Kesana jam berapa?" tanyaku.

"Mungkin nanti jam sebelas," sambil menarik kursi yang ada dihadapanku, ibu melihatku sebentar, dan menyipitkan matanya seperti dia memperhatikanku dengan teliti dan berdiri mendekatiku

"Kamu habis nangis Del?" tanya ibu

"Ahhh, enggak, aku gak nangis , lagian untuk apa juga aku nangis?" balasku yang terkejut oleh pertanyaan ibu,

"Tapi ... kok ada kayak bekas air mata dimatamu Del," ucap ibu sambil menunjuk ke arah mukaku.

"Enggak, aku gak nangis," ucapku sambil mengusap yang ditunjuk ibu dengan punggung tanganku.

"Yasudah dah, terserah kamu saja dah, kalo ada masalah cerita saja lke ibu."

"Aku selesai," ucapku sambil berdiri hendak meninggalkan dapur

"Cuci piringnya!," perintah ibu.

"Ya," aku berbalik badan kembali mengambil piring dan mencucinya.

"Aku mau liat tv dulu ya bu,"sambil berjalan keluar dapur

"Mandi dulu, dan pakai yang ibu beri tadi malam juga" ucap ibu, cengegesan sambil memberi isyarat dengan tangan menutupi dadanya.

'Mmmmmmm!" gerutuku sambil merengutkan bibirku kearah ibu, duh ngapain ingetin itu lagi sih ibu ini, wajahku terasa panas, dan tanpa sadar ibu sudah berdiri dihadapanku

"wah mikirin apa lagi nih, kok merah lagi."

"eh, enggak, engak aku gak mikirin yang mesum."

Kricckk, ... krickkk, ... krickkk.

Ahhhh, siallll! Mulutkuuuu! Kenapa malah keceplosan! Ahhhh Bunuh aku! Bunuh akuuu! Teriakku didalam pikiran dengan keras karena merasa sangat malu, aku menoleh ke arah ibu secara perlahan.

My life from zero : REGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang