Chapter 9 : Fakta

267 17 44
                                    

'Tak, tak , tak," suara meja diketuk beberapa kali oleh bagian dari diriku sendiri, atau bisa dibilang dia adalah Castrixku. dia mengkerutkan dahinya terus menerus saat melihatku yang duduk dihadapannya.

"Haaaaa, lupakan," desah castrix sambil mengendurkan tubuhnya bersandar kekursi dengan malas, aku yang melihatnya hanya mengangkat kedua alisku dengan heran . kami sama-sama diam tidak memulai percakapan

Lah dikira mau ngomong apa, hmm, kenapa tadi aku gak bisa make kemampuanku tadi batinku sambil menyilangkan kedua tanganku, aku bersandar kekursi dan mendorongnya dengan kedua kakiku kemeja sampai kedua kaki dari kursi terangkat.

"Heiii, aku tahu itu kebiasanmu tapi, ... punyamu keliatan jelas dari sini," tegur castrix, dengan menyipitkan matanya melihat ke selangkangku.

"Lihat saja dah, lagian kamu juga bagian dariku juga," balasku dengan nada monoton kepada castrix yang keliatannya gregetan melihatku.

"Haaaa, terserah dah," castrix bersandar lagi kekursi dengan malas.

"Eh, castrix." panggilku dengan posisi yang tetap bersandar kekursi.

"Apa."

"Kenapa aku tidak bisa mengunakan kemampuanku tadi."

"Itu salahmu sendiri."

"Sa-salahku!?" aku yang terkaget langsung melepas kegiatan bersandarku kekursi.

"Kenapa? kaget?"

"Ya, jelashlah aku kaget, lalu kenapa aku yang salah?"

"Apa kamu tidak sadar, kalau kemampuanmu perlu visual yang jelas?"

"Aaah, maksudmu saat itu ... ... visualku kurang?"

"Tepat sekali."

"Haaa, rasa panikku yang membunuh ibu dan kakak," ujarku dengan lemas, menundukkan kepala, aku menyesal karena panik saat itu, andai aku tidak panik, pasti, pasti, pasti ... ... mereka tidak akan ... mati.

"Heeeeh, kamu lupa apa perkataan ibumu?"

"Ah, ya" sial aku lupa janjiku, aku harusnya jangan ... ..

"Haaa, baru sebentar dah lupa kau."

"Ehhh, kamu bisa membaca pikiranku?" tanyaku yang kaget castrix bisa tahu yang kupikirkan

"Ehh, geblek, gue kan diri lu juga."

"Oh ya-ya bener juga, ... ada satu hal yang menganjal buatku."

"Apa?"

"Kamu ini castrix atau alter ego?" tanyaku sambil membetulkan dudukku menghadap kedia dengan tatapan serius.

"... ... ... Menurutmu?"

"Alter ego."

"Hahahah, aku juga gak tau aku ini apa haha" tawanya

"Yasudah aku tanya, aku baru sadar muncul kemampuan ini karena kasus penculikanku, waktu kejadian itu aku bisa melihat jelas tapi rasanya itu bukan diriku yang sebenarnnya, rasanya aku seperti orang lain, dan juga saat bertemu preman lainnya dan Kuro juga aku berubah sifat rasanya setelah aku tembus batasan, ... ... ... apa ... itu kamu?"

Castrik tersenyum sendiri setelah mendengar pertanyaanku, "Enggak, sudah kubilang bukan aku hanya melihatmu dari sini. itu memang alter egomu yang terbentuk dari dulu, cuma saja ya memuncak kemarin pas dulu kamu diserang orang itu.," jawabnya sambil menyilangkan tangannya dengan bola mata miring ke atas kanan seperti mengingat - ingat

"Hmm pantes kenapa gak kamu larang?"

"Kalau gue larang lu bakal mati duluan!"

"Ohhh, begitu, ... lalu buat apa aku disini?"

My life from zero : REGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang