Rino pov
Sekarang gue baru saja keluar dari toilet dengan penampilan sudah acak-acakan. Gue mendengus sebab si cabi franka sudah menghilang sejak beberapa menit yang lalu.
Kemana sih tuh anak enak banget pergi seenaknya gumam gue, sambil menelusuri koridor kelas ips XII.
Sampailah gue ditaman belakang sekolah, sambil membawa sebotol air mineral yang sebelumnya gue membelinya dulu dikantin.
"Eh itu bukannya si cabi", tiba-tiba mata gue menangkap sesosok orang yg sedang duduk di bangku taman sembari mendengarkan musik dan anehnya kenapa ia sepertinya sedang menangis.
"Lah kenapa tuh bocah? Kayaknya nangis deh", ucap gue sambil mengamatinya dari jauh dengan mata memicing.
"Ih iya,kenapa tuh", baru saja kaki gue ingin melangkah mendekatinya tapi gue langsung mengurungkan niat gue,
Ah gak jadi ah, peduli apa gue?! ck
akhirnya gue berjalan menuju kantin saja untuk menunggu bel pergantian jam berbunyi.£ £ £ £ £
Author pov
"Dari mana aja lu no? Baru dateng lo? Tumben. Biasanya paling rajin" tanya sahabat rino-dewa saat melihat rino memasuki kelas dan duduk ditempat duduknya.
"Gue telat,jadi dihukum dulu" jawab rino sekenanya.
"Seorang rino yang notabennya cogan alias cowo ganteng idaman para wanita, murid paling pintar diangkatan kita dan murid paling rajin bisa telat, emejing-emejing" dewa berkata sangat keras sambil bertepuk tangan dengan menunjukan ekspresi seolah-olah ia tidak percaya apa yang sudah terjadi.
"Berisik lo"
"Ishhh jahat kamu mas"
"Geli tau gk"
"Eh kok si franka gak ada ya, gak masuk apa gimana tuh anak"
"Telat"
"Hah?"
"Dia telat bareng gue"
"Wes gila"
"Kenapa?"
"Gapapa kok mas"
"Ga jelas"
*kring
Bel jam pelajaran kedua sudah berbunyi dan franka masuk kedalam kelas.
"Awas dong" ketus franka pada rino yg sedang duduk santai ditempatnya dan di temani dewa yg duduk di depannya.
Entah kenapa dia bisa duduk disitu padahal itu kan tempat para ratu yaitu riri dan lia, sepertinya mereka sedang ke kantin dan belum kembali.
"Lecek aja tuh muka" sambar dewa.
"Lo kata muka gue cucian"
"Santai dong mba"
"Gue bukan mba lo, misi dong gue mau duduk" suruh franka pada rino lagi.
"Bisa gak sih lu ngomongnya pelan-pelan, lembutan dikit kek" omel rino pada franka yang masih berdiri ditempatnya.
"Eh lo ngaca gak sih? Lo juga ngomong sama gue ngegas mulu, gak ada pelannya sedikitpun" franka membalikan perkataan rino.
"Loh kok lo malah nyolot sama gue" rino langsung berdiri dari tempatnya dan menatap franka dengan agak sedikit menunduk karna franka lebih pendek darinya.
Dewa yang melihat tingkah mereka berdua hanya diam seribu bahasa.
"Ihhh siapa yang nyolot mas? Anda kali yang nyolot"
"Lo tuh yang nyolot"
"Dih,kok lu malah nyolot beneran sih"
"Lo yang mulai duluan"
"No,fran" dewa berusaha menegur mereka berdua yang sedang menjadi pusat perhatian didalam kelas, hanya diabaikan.
"Dih apaan sih,gak jelas banget sih lo jadi orang,bisa gk sih gk nyari ribut sehari aja"
"Lah kan lo yg suka nyari ribut sama gue"
"Udah stop,plis gue capek,jangan cari ribut untuk hari ini" mohon franka pada rino dengan ekspresi yang menggambarkan kalo ia sudah benar-benar lelah.
Franka langsung duduk dibangkunya dan meletakkan tasnya di atas meja sebagai tumpuan untuk menenggelamkan wajahnya.
"No" dewa memanggil rino.
"No,rino" dewa masih mencoba memanggil rino yang masih tak berkutik sama sekali.
"Rino!!!" dewa sudah tidak sabar akhirnya dia mengeraskan suaranya.
"Apaan sih lo?" rino yang terkejut pun merasa kesal.
"Lo yang apaan, sadar gak jadi pusat perhatian?"
Rino yang menyadari jika dirinya sedang diperhatikan dengan teman sekelasnya, langsung duduk di bangku nya kembali dan segera mengabaikan yang baru saja terjadi.
"Assalamualaikum"
Tiba-tiba bu lili datang dan semuanya langsung lari duduk ditempatnya masing-masing.
"Waalaikumsallam"
"Ayo dibuka bukunya hal 108"
Selama jam pelajaran bu lili,franka dan rino tidak fokus dalam penjelasan yang sedang dijelaskan oleh bu lili sampai jam pelajaran selesai pun mereka berdua masih melamun.
"Woyyy lo berdua bengong aja" dewa menggebrak meja rino dan franka.
Franka yang kaget langsung berujar "bacot!"
"Wihhh santai mba" dewa tertawa.
"Udah gue bilang,gue bukan mba lo"
"Marah-marah mulu dah,pms lo ya?" dewa menyindir.
"Kepo banget sih lo" franka menaikan satu oktafnya.
"Wesss gila-gila"
Tiba-tiba rino menarik tangan franka keluar kelas dengan langkah besar dan tergesa-gesa membuat franka susah mengikuti langkahnya.
"Ihhh ngapain sih lo narik-narik gue?!" sesampai di koridor franka menghempaskan tangan rino yang menarik pergelangan tangannya.
Rino langsung membalikan badannya ke arah franka,dan langsung menatap tajam franka.
"Ngapain sih lo narik-narik gue hah?!" mata franka sudah sangat lebar.
"Lo kenapa?" kata itu terlontar dari mulut rino begitu saja dengan nada datar yang terdengar membingungkan di telinga franka.
"Maksudnya?" franka mengangkat sebelah alisnya sambil menatap rino yang tengah menatapnya juga.
"Tadi gue liat lo ditaman belakang sekolah" tubuh franka langsung menegang,ia takut jika rino tau jika tadi dirinya menangis dibelakang sekolah.
"Gu-gue gapapa,emang gue kenapa?" tanya franka sambil menahan kegugupan nya.
Rino mengangkat sebelah alisnya memberi isyarat kepada franka "gapapa elah!"
"Gapapa bukan jawaban dan kata itu mempunyai beribu makna yang sulit untuk ditebak"
"Yaudah lo gak perlu tau makna dari kata itu" ujar franka langsung pergi dari hadapan rino yang terus menatap franka.
-----
Update wey:b
Baru update lagi,sibuk tugas sama persiapan un soalnya:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Feliz [H]
Fiksi RemajaSemua yang terjadi pasti ada pelajaran dan balasannya "Gue berharap bisa bahagia"