Tangan kanan El menyusup kebelakang leher Bianca, menekan tengkuk gadisnya, membuat ciuman mereka semakin dalam. Tidak butuh waktu lama untuk Bianca mengikuti permainan El karena detik berikutnya bibirnya mulai bergerak, membalas ciuman El.
Tangan Bianca yang meremas kuat kemeja El perlahan mulai melemah seiring dengan terlepasnya tautan bibir mereka. Kedua mata Bianca terbuka perlahan, nafasnya naik turun karena hampir kekurangan oksigen setelah kejadian tadi. Sementara El, kedua matanya yang tajam masih menatap lekat wajah Bianca dan kedua tangannya kini mengusap pipi Bianca.
"Astaga!!" gumam Bianca begitu tersadar. Bianca langsung mendorong dada El sambil menyentuh bibirnya.
"A...aku harus pulang!" Bianca langsung berlari meninggalkan El yang berdiri mematung menatap kepergiannya. Kedua matanya menatap sosok Bianca yang perlahan menghilang dari pandangannya. Kedua sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman.
###############
Sesampainya dirumah Bianca langsung berlari menuju kamarnya, ia mengunci pintu kamarnya dan masuk kedalam kamar mandi.
"Bianca, kau gila.... Kau gila.... Apa yang kau lakukan tadi bersamanya?" rutuk Bianca didepan cermin sambil membasuh wajahnya berkali-kali. Jari-jemarinya kini menyentuh bibirnya dan bayangan akan ciuman bersama El kembali muncul.
"Aku membalasnya... Bagaimana jika kak nathan tau?!" desis Bianca sambil menepuk-nepuk kedua pipinya yang merah. Bianca keluar dari kamar mandi lalu membaringkan tubuhnya diatas ranjang, kedua matanya menatap lurus langit kamarnya yang berwarna biru. Tangan kanannya bergerak naik kearah bibirnya, ia meraba bibirnya sambil memejamkan matanya. Mengingat peristiwa di taman tadi saat El, pria yang baru ditemuinya sore tadi menciumnya.
"Bagaimana ini?" rutuk Bianca.
"Seharusnya aku menamparnya atau tidak menginjak kakinya tapi,... Aku tidak bisa.... Ciuman El... Dia..." rona merah dipipi Bianca kembali muncul. Ia langsung menutup.wajahnya didalam bantal hingga ia terlelap.
#####################
Esok harinya
Bianca berjalan dengan santai dilorong kampus ia berjalan sambil memainkan game diponselnya hingga tidak menyadari ada seseorang didepannya.
Brukk!!
'Tidak sakit!!' pikir Bianca.
"Kau tidak apa-apa Bii?" Bianca mengerutkan keningnya lalu membuka matanya perlahan. Matanya membulat saat mengetahui bahwa pria yang memeluknya adalah pria yang sama dengan pria yang menciumnya. Dengan cepat Bianca mendorong tubuh El menjauh.
"Kau!!" tunjuk Bianca pada El. "Apa yang kau lakukan disini!!" tanya Bianca. El menampilkan senyum manisnya.
"Aku mahasiswa pindahan dari London dan berada dua tingkat diatasmu" jawab El dengan santai. Bianca terkejut mendengar jawaban El. Bianca membalikkan tubuhnya awalnya dia ingin kekelas namun karena insiden bertabrakan dengan seseorang yang harus dijauhinya dia berjalan menuju kantin, diikuti El dibelakangnya.
Bianca yang sadar diikuti menghentikan langkah kakinya dan berbalik melihat kebelakang.
"Kenapa mengikutiku?" tanya Bianca kesal. El hanya menampilkan senyum simpul.
"Karena aku menyukaimu!!" balas El.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Teen FictionKalau takdir berkata kita jodoh!!! Maka sampai kapan pun hatiku akan tetap kembali padamu