Chapter 5

9 0 0
                                    

Chapter sebelumnya

"Kenapa mengikutiku?" ucap Bianca kesal. El hanya menampilkan senyum simpul.

"Karena aku menyukaimu" jawab El.

###############

Bianca terdiam cukup lama, ia menatap El dengan kening berkerut. Bianca tersenyum sinis.

"Dasar gila!!" ucap Bianca sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. El menghampiri Bianca dengan wajah serius, sedangkan Bianca menatap Ep dengan datar. Berbeda dengan sekumpulan mahasiswi disekitar mereka yang memasang wajah penasaran.

"Kau tidak percaya padaku??" ucap El yang kini berada tepat didepan Bianca. Bianca memejamkan sejenak matanya saat deru nafas beraroma mint milik El menerpa wajahnya. Bianca membuka matanya dan tersenyum.

"Jika aku menjawab tidak!. Kau mau apa?" tantang Bianca.

Bianca dikampus terkenal sebagai seorang princess berwajah bidadari, bertopeng malaikat, berhati devil bagi mahasiswa yang mengenalnya. Berbeda saat bersama saudara dan sahabat, Bianca adalah sosok yang manja, mandiri dan ceria. Bianca dikenal sebagai gadis blasteran yang suka menantang.

El menampil smirknya saat mendengar jawaban Bianca yang seakan-akan meremehkannya. Chup~ El mencium bibir Bianca didepan seluruh mahasiswa. Bianca terkejut, matanya membulat. 'Aku ikuti permainanmu' ucap Bianca dalam hati

Awalnya El hanya ingin mengerjai Bianca namun, tindakan Bianca sangat membuatnya terkejut dan benar-benar ingin meledak saat itu juga.

Bagaimana tidak!! Bianca memejamkan matanya, kedua tangannya ia gunakan untuk menkan tengkuk El dan Bibirnya bergerak melumat bibir El dengan lembut. Sedangkan, El masih terkejut dengan tindakan El. Bianca melepas ciumannya dan menatap wajah El, ia tersenyum. Bianca mendekatkan bibirnya ke telinga El dan membisikkan sebuah kalimay.

"Kita satu sama sekarang" bisik Bianca sambil mengusap bibir El dengan ibu jarinya lalu pergi meninggalkan El yang masih terdiam.

Teriakan mahasiswa dan mahasiswi menyadarkan El dari keterdiamannya, saat ia sadar Bianca sudah pergi.

"Shitt!!" umpat El.

################

Bianca duduk ditaman belakang sambil tertawa, mengingat tampang El membuatnya terus tertawa. Kring~ Bianca mengambil ponselnya didalm tas, ia melihat nama yang tertera.

"Kakak!! Kenapa menghubungiku?"tanya Bianca pada dirinya sendiri lalu menerima panggilan dari kakaknya.

"Hallo kak" sapa Bianca.

"Hallo sayang!!" jawab kakak Bianca.

"Tumben kakak jam segini menghubungi Bianca, ada apa?" tanya Bianca.

"Kenapa kemarin tidak datang sayang!! Kakak, menunggumu!!" Bianca mengerutkan keningnya.

"Sekarang kakak dimana biar Bianca kesana!!" ucap Bianca sambil membereskan barang-barangnya.

"Telat sayang. Kakak sudah kembali, 2hari yang lalu kakak menyuruh vicko untuk memberitahumu tapi, kata vicko kau sudah pergi" Bianca berkaca-kaca.

"Kenapa kakak sudah kembali sebelum bertemu Bianca. Kakak tahu Bianca kangen sama kakak" ucap Bianca dengan suara parau.

"Hey sayang jangan jatuhkan airmatamu kakak tidak disampingmu. Kau mau kakak kesana sekarang. Kalau iya!! Kakak akan kesana sekarang. Ok"  suara kakak Bianca terdengar khawatir. Bianca menggelengkan kepalanya.

"Tidak perlu kak. Tunggu Bianca yang kesana.. Sekarang Bianca ada kelas jadi Bianca tutup ya love you" ucap Bianca.

"Love you to sayang" Cklik~ sambungan telfonpun terputus. Dengan perasaan yang bercampur aduk Bianca berjalan mencari keberadaan kakaknya.

#################

Disebuah kantin terdapat 2pasang kekasih yang sedang bersenda gurau. Mereka tertawa tanpa beban dipundak mereka. Bianca geram, ia berjalan dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

"Kak vicko boleh pinjam ponsel kakak?" tanya Bianca dengan suara serak. Vicko, velly, reyfan dan kiara menoleh kearah Bianca.

"Kamu kenap Bii.. Siapa yang membuatmu menangis bilang sama kakak... "Tanya vicko khawatir. Bianca menggeleng.

"Ponsel kakak"ucap Bianca. Vicko memberikan ponselnya. Dengan cepat Bianca mengotak-atik ponsel Vicko.

"Kenapa Bii.. Bilang sama kakak jangan seperti ini" giliran Reyfan yang membujuk Bianca. Bianca memejamkan matanya sejenak.

"Kak Efan dan kak Icko tahu bukan kalau Bianca sangat Merindukan kak aya?!" tanya Bianca.

"Kami tahu kalau kau sangat merindukan Arya tapi apa masalahnya Bii hingga membuatmu menangis.?" tanya Vicko bingung. Dua gadis yang dari tadi diam kini berwajah pucat.

"Kak aya kemarin datang dan dia nunggu Bian... Tapi kenapa kalian tidak memberi tahu bian.. Kenapa" pekik Bianca dengan mata yang memerah. Vicko dan Reyfan terdiam.

"Kenapa kak.... Kakak sibuk?.. Kakak lupa sama Bianca... Kakak lupa kalau kakak punya adik... Iya?!!..... Ok kalau begitu... Mulai sekarang jangan urusin Bianca lagi. Urus saja urusan kalian sendiri... Bianca bener-bener kecewa sama kakak." Pekik Bianca lalu berlari meninggalkan Vicko dan Reyfan yang mematung.

"Apa ini kelakuanmu velly?" tanya Vicko dingin. Velly menunduk.

"Bu..bukan aku" jawab velly terbata-bata.

"Baiklah itu jawabanmu... Kau memilih berbohong daripada jujur padaku." ucap Vicko lalu menghela nafasnya. "Kau pernah meminta putus padaku bukan... Maka baiklah kuharap ini yang terbaik. Kita putus" ucap Vicko datar. Velly menatap Vicko tak percaya.

"Kau mengakhiri hubungan kita demi Bianca Vick?" tanya Velly.

"Dia adikku ... Apapun akan aku lakukan asalkan dia bahagia. Walaupun aku harus mengakhiri hubungan ini" jawab Vicko lalu pergi mencari Bianca.

"Rey... Kau tetap bersamaku bukan?" tanya Kiara dengan suara bergetar.

"Aku rasa kau terlibat dalam hal ini. Cara berfikirmu terlalu dangkal hingga kau menggunakan cara apapun untuk membuat Bianca jauh dari kami" jawab Reyfan santai. "Bukan aku yang menghancurkan hubungan ini. Tapi kau sendiri. Hubungan kita cukup sampai disini. Aku sama dengan Vicko yang memilih hubungan ini beakhir dari pada menyakiti hati Bianca" lanjut Reyfan.

"Kau egois!! Kau menjaga perasaan Bianca tapi tidak perasaanku!" pekik Kiara. Reyfan tersenyum sinis.

"Kau lebih egois kia... Kau tahu jika aku dan Bianca memiliki sebuah janji kemarin tapi kau tidak mengingatkanku."sahut Reyfan, Kiara terdiam.

"Aku pergi. Jaga dirimu baik-baik" Reyfan pergi menyusul Vicko. Meninggalkan dua gadis yang sedang menangis

El melihat itu semua. Tangannya mengepal dan rahangnya mengeras, ia tidak suka jika gadisnya menangis. 'Lagi-lagi kau yang membuat gadisku bersedih Velly.' ucap El dalam hatinya.

Tbc.....

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang