pagi ini aku melihat diriku di kaca lemari kamarku saat aku baru saja bangun dari tidurku.
"ugh, aku memang sangat jelek"
"apa yang kau bilang, Ave? kau sangatlah cantik dan manis, hanya saja kau tak menyadari itu" dan aku sama sekali tidak tahu jika pelayanku masuk kedalam kamarku.
maafkan aku jika aku belum bilang bahwa sebenarnya aku seorang yang dari kalangan atas. tapi entahlah, style ku seperti... ya kalian tahu itu.
"haha, bercandamu sangatlah lucu. bilang saja aku jelek"
"terserah apa katamu, tapi aku tidak akan bilang kalimat itu. segeralah mandi dan berpakaian, kau ingin terus berkuliah kan?"
"entahlah, aku merasa lebih baik tak usah pergi kuliah"
"apa maksudmu? sudah jangan mengelak, segeralah mandi dan berpakaian lalu berangkat kuliah. kau mengerti Ave cantik?"
"haha, iya aku mengerti"
jika aku boleh jujur, aku merasa jika kehidupanku ini seperti tuan putri layaknya film disnep. jangan tertawa, tapi itu terlihat benar.
telepon genggamku bergetar, kulihat Belle menelponku.
"apa kau siap untuk kuliah, Ave?"
"apa maksudmu, Belle? apa kau menelponku hanya untuk meledekku?"
"jangan sensi begitu, aku hanya ingin memastikan dirimu saja"
"sudahlah Belle, aku segera berangkat. sampai ketemu di kampus!" lalu aku mematikan telepon dari Belle
teleponku bergetar lagi dan kulihat itu dari.. Jessy
"ada apa? apa kau bersama Belle? apa kau juga akan meledekku secara halus?" tanyaku langsung
"santai Ave, aku hanya ingin memastikan bahwa kau akan baik hari ini"
"aku akan baik hari ini, terima kasih sudah mau memastikan itu untukku. sampai nanti di kampus" dan aku langsung menutup teleponnya
saat perjalanan ke kampus dengan supirku, aku melihat ada sebuah mobil mewah berwarna merah dengan suara tape yang begitu menggelegar berhenti disebelahku saat berada di penyetopan lampu. yang aku pikirkan hanya "gila nih mobil". saat lampu sudah berubah warna menjadi hijau, supirku langsung mengegas secara cepat hingga kami berjarak agak jauh dengan mobil merah itu.
"hei Ave?"
"ya?"
"baguslah jika telingamu masih berfungsi"
"maksudmu?"
"kau pasti tau soal mobil tadi kan?"
"yang suara musiknya terdengar sampai mobil kita? tentu"
"hmm, mungkin yang punya mobil itu telinganya sudah tidak berfungsi sehingga ia memasang lagu sekeras itu"
"lupakan saja soal mobil itu, mungkin pengemudinya sudah agak sedikit tidak waras"
"apakah mobil itu berpenumpang?"
"yang kulihat tadi iya"
"oh astaga, aku yakin penumpangnya tidak bahagia"
"kupikir juga begitu, tak seperti aku yang berasa nyaman disini haha" dan kami masih melanjutkan percakapan kami hingga tiba dikampusku.
"terima kasih tumpangannya"
"tumpangan? terserah apa katamu manis"
"haha, ada saja kau ini. nanti jika aku sudah selesai, kau akan ku hubungi"
"baik, sampai nanti" lalu supirku dengan mobilku pergi menjauh dariku.
aku berdiri di teras kampusku dan kulihat lima lelaki tampan primadona kampus turun dari.. MOBIL MERAH?! aku terkejut dan langsung membeku menganga melihat ada seorang Niall Horan juga turun dari mobil itu. Niall menghampiriku dan aku hanya melihatnya dengan tajam.
"apa yang kau lihat?" untuk pertama kalinya Harry berbicara pelan padaku, enrah mantra apa yang sudah Niall berikan padanya.
"tidak ada"
"kalau begitu menjauhlah dari kami dan jangan lagi menatap kami seperti itu" aku hanya mengangguk pelan dan kulihat Niall berjalan menjauh sambil menoleh kebelakang, melihatku.
setelah kelas berakhir, aku mengajak kedua temanku untuk pergi ke kantin. yak, seperti yang kuduga. banyak cibiran dari 'teman-temanku yang lain', perlu ku tekankan lagi. SANGAT BANYAK CIBIRAN DARI TEMAN-TEMANKU YANG LAIN SAAT AKU MULAI BERANJAK MASUK KE DALAM KANTIN HINGGA AKU BERDIRI PERGI DARI KANTIN.
"sabar saja Ave, kau harus terus bersabar" suatu dukungan kecil dari Belle
"aku sudah sabar Belle, bisakah kau berhenti membuat kepalaku panas?" jawabku dengan sedikit emosi
"tak perlu emosi Ave" balas Jess
"lupakan masalah kutu-kutu di kampus ini. aku mengajak kalian kesini karena.."
"hei Ave?" Niall? suara Niall? ada dibelakangku?
"apa itu Niall?" tanyaku berbisik pada kedua temanku dan kedua temanku hanya mengangguk pelan
"iya Ave, aku.."
"jadi kau tadi turun dari mobil merah?" maafkan aku jika aku memotong kalimatmu, Niall
"ya, kenapa?"
"aku hanya tak suka dengan bunyi tape yang dapat membuatmu jantungan hingga kau mati"
"itu kebiasaan kami"
"dan itu bukan alasan" aku langsung berbalik menatap Niall
"kenapa kau marah?"
"aku hanya tidak mau kau terlihat seperti anak nakal"
"tapi bukankah image kami memang seperti itu?"
"image kalian, bukan image mu!"
"baiklah Ave, aku minta maaf" lalu Niall duduk tepat disebelahku
"untuk apa minta maaf padaku? minta maaf lah pada dirimu sendiri"
"baiklah, maafkan aku diriku"
"hahaha, oke kau dimaafkan" dan kami tertawa bersama
"boleh aku minta nomor ponselmu?"
"tentu, mana ponselmu? akan kutuliskan langsung"
"ini dia Ave" dan aku menuliskan nomor ponselku di ponselnya lalu kuberikan kembali ponselnya
"sudah, apa yang mau kau lakukan dengan nomorku? apa kau akan menerorku?"
"jangan memberi aku pertanyaan aneh seperti itu, tentu aku tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu. aku harus pergi, Harry mungkin akan memarahimu lagi jika ia tau aku dekat denganmu. nanti kau akan kuhubungi, k?" ia berdiri dan memberiku senyumnya yang begitu hangat.
"okay, sampai nanti" lalu ia pergi menjauh
"jadi, apa yang mau kau ceritakan, Ave?"
"mobil One Direction memasang lagu dengan suara menggelegar seperti dunia milik sendiri"
"yang kau tanyakan pada Niall tadi?"
"ya, ia seperti anak nakal"
"kau menyukainya kan?"
"tidak, maksudku hanya aku tidak mau ia seperti bad boy. bukankah Belle yang bilang jika Niall itu orang yang baik? karena itulah aku tidak ingin ia menjadi bad boy"
"aku memang yang mengatakan itu. baiklah, Niall memang good boy, tapi ia hanya sedikit naughty haha"
" terserah apa katamu Belle" kami berdiri dan berjalan menuju kelas
-to be continued-
YOU ARE READING
Love University
Fanficdia bukan gengster, tapi dia berkelompok. dia bukan artis, tapi dia terkenal. dia baik dan beda dari anggotanya yang lain. dia juga yang memikat hatiku dengan senyum hangatnya. apa dia hanya akan menyakitiku? apa dia hanya akan mempermainkanku? atau...