Prologue

88 7 3
                                    


"Bercerai dengannya atau angkat kaki dari rumah ini!"

"..."

"hiks...hiks...hiks..."

"ibu...kenapa ibu menangis?"

"..."

"aku serahkan keputusan padamu nak!"

"..."

"ayah apa yang terjadi?kenapa kakek marah?kenapa ibu menangis?"

"aku akan menceraikannya!"

"apa maksud ayah?"

"bagus putra ku itu keputusan yang bagus"

"..."

"sekarang pergilah kau wanita licik,dan bawalah anak pembawa sial itu bersamamu karena aku tak sudi mengakuinya sebagai seorang cucu."

"hiks...h
iks...b..baiklah jika itu maumu ayah"

"jangan pernah memanggilku ayah karena aku tidak pernah memiliki anak sepertimu."

"hiks...ayo nak kita pergi"

"tapi kemana ibu"

Kenangan pahit itu selalu muncul di otaknya bersama dengan datangnya hujan.Mendung dan rintik hujan benar-benar membuatnya semakin jenuh.Duduk sendiri di perpustakaan,memandangi orang-orang yang berlalu lalang menerobos rintikan hujan di luar sana.

Ini sebabnya dia membenci hujan.Bukan karena tidak mensyukuri pemberian Tuhan tapi hujan selalu membawanya kembali ke masa-masa kelam itu.

_________________________________________
Maaf pendek
Ini pertama kalinya aku buat cerita di wattpad,jadi harap di maklumi kalau ada yang aneh dari cerita ini.
Mohon bantuannya vote and coment😊

Cloudy Rain -HIATUS-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang