Feeling

20 5 0
                                    

Terris merebahkan tubuh di ranjang king size nya.Ia merasa lelah setelah mencari Lean.Tapi ia tidak pernah mengeluh karena ia melakukan itu semua untuk orang yang ia cintai.
C I N T A I.Kata itu terngiang-ngiang di benaknya.Ia tidak tau kenapa tapi ia merasa kalau mencintai Lean seperti sebuah kesalahan.Ia sangat mencintai Lean,tapi belum tentu Lean juga mencintainya.Karena Ia tahu Lean mencintai Kakaknya sendiri,Errick.
Semakin lama memikirkannya Terris semakin pusing.Hatinya terasa gundah.Ia bingung,harus mempertahankan rasa cintanya pada Lean atau merelakan Lean untuk kakaknya dan menghapus semua perasaannya pada Lean.
Terris mengacak rambut frustasi.Ini semua membuatnya pusing.Terris bangkit dari ranjang dan menuju kamar mandi untuk membasuh muka.
Ia keluar dari kamar mandi dengan mengenakan piyama hitam.Ia merebahkan diri di ranjang dan mulai terlelap.

...

Di lain tempat seorang anak sedang menangis di pelukan ibunya.
Lean.Ia kini sedang menangis sesenggukan di dalam pelukan ibu tercintanya. Ia terus saja menyalah kan dirinya tentang kejadian di masa lalu.

"Hiks...hiks...hiks...i..ini... semua salah Lean bu"ucap Lean sesenggukan.

"Sh...tenang Lean ini semua bukan salahmu,kamu nggak boleh nyalahin diri sendiri kaya gini"ucap ibu Lean lembut sambil mengusap rambut Lean lembut.

"Ta...tapi ga..ra..ga..ra a...aku ibu di...usir da..ri ru...mah"

"Tidak sayang ibu tidak diusir,kakek hanya menyuruh ibu untuk tidak tinggal di rumah itu selama beberapa hari"ucap ibu Lean menahan air matanya agar tidak jatuh.
Lean melepaskan pelukannya dari sang ibu.

"Aku bukan anak kecil lagi bu,aku sudah besar aku tahu kenapa kakek menyuruh kira pergi.Dia tidak pernah menyukaiku aku bukanlah cucu yang diharapkannya.Dia mengusir kita karena aku bu..."Lean menutup mukanya dengan kedua tangan,meluapkan semua melalui tangisannya.Ibunya tak kuasa lagi membendung air mata,ia menangis mengingat kejadian malam itu.Anaknya memang benar,sekarang anaknya sudah dewasa dia tidak bisa dibohongi lagi seperti dulu.

"Lean"panggil ibunya.Nada suaranya lembut namun terdengar serius.Menyeka air mata yang mengalir di pipinya.Lean mendongak menatap ibunya. Ibunya menarik nafas panjang lalu melanjutkan ucapannya.

"Lean,sekarang kamu sudah besar,kamu sudah bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar.Kamu bahkan sudah tahu kenapa kita berada di sini sekarang.Jadi ibu mohon kamu juga harus bisa menyikapi semua ini dengan sikap dewasamu itu.Kamu harus bisa menerima semua kenyataan ini.Kamu harus bisa melupakan masa lalu itu.Jangan seperti anak-anak cengeng yang menangis ketika berebut lollipop.Kamu sudah besar,bersikaplah layaknya seorang gadis dewasa."ucap ibunya lembut namun terdengar tegas di setiap kalimatnya.

Lean terdiam,dia menunduk.Ibunya benar ia harus bisa menyikapi ini semua.Ia sudah besar,sudah seharusnya dia bersikap layaknya gadis dewasa normal yang memiliki kehidupan yang normal pula.

"Aku akan melupakannya ibu.Aku bahkan tidak mau mengingat masa lalu itu,aku ingin sekali menghapus kenangan itu walaupun itu berarti aku juga menghapus masa kecilku.Masa kecil yang pahit."





Bersambung...
_________________________________________
*maaf jika ada kesalahan dalam penulisan kata
*jangan lupa voment ya😊

Cloudy Rain -HIATUS-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang