Punishment

52 5 0
                                    


"Hey Terris,cepat bantu aku menyapu!"
Kini Lean dan Terris sedang melaksanakan hukuman dari Pak Han.Mereka disuruh menyapu halaman belakang sekolah yang cukup luas.Sebenarnya halaman belakang tidak pernah didatangi oleh para siswa maupun guru,namun Pak Han tetap saja menyuruh Lean dan Terris untuk membersihkannya.Tapi dari tadi hanya Lean saja yang bekerja.Terris hanya tiduran di kursi taman.
Karena merasa kesal Lean menghampiri Terris.

"Hey pemalas"

"Hey kenapa kau mengganggu tidur nyenyak ku"

"Dasar,cepat bangun dan bersihkan di sekitar semak-semak itu!"

"Kenapa aku membersihkan yang di sana!"

"Karena aku telah membersihkan semuanya"

"Astaga disana kotor sekali"

"Jangan banyak mengeluh dan cepat lakukan!"

"Baik Ibu Guru Lean yang cantik"

"Hey apa yang kau katakan,Ibu Guru?awas kau ya"Lean memukuli Terris dengan gagang sapu.

"Hey...hey...setidaknya berterima kasihlah karena aku memanggilmu cantik."

"Aku tidak peduli,cepat bersihkan!"

"Iya iya kau tak ada bedanya dengan Pak Han"

"Cepaat"

"Dasar sadis"
Terris pergi ke semak-semak dan menyapu.Kini Lean yang gantian tidur di kursi taman.

...

Terris baru saja menyelesaikan pekerjaan beratnya dan ia sangat lelah.Ia memutuskan untuk istirahat di di samping Lean tidur.
Tanpa sadar bola matanya bergerak melirik Lean yang sedang tertidur pulas,mungkin ia sangat lelah.Siapa yang tidak lelah jika harus membersihkan halaman seluas lapangan basket dendirian.
Terris menatap Lean yang sedang tertidur.Ia tersenyum melihat Lean yang tertidur pulas.Rambutnya yang terurai bergerak bebas terkena angin,mengenai wajah cantiknya.
Terris tidak pernah merasa jenuh untuk memandangi wajah cantik Lean.

"Seandainya kau mengerti perasaanku"
Terris berucap sambil memandang Lean lembut.Terris memang sudah lama menyimpan perasaan pada Lean,namun ia tak berani mengungkapkan.Terris dan Lean memang sudah berteman sejak kecil,mereka satu sekolah sejak di Taman Kanak Kanak,dan ketika peristiwa pahit itu terjadi pada Lean,keluarganya membantu Lean dan ibunya untuk keluar dari masalah itu.

Sejak saat itu Terris merasa iba dan tumbuh perasaan lain ketika ia bersama Lean.Awalnya ia mengira itu hanya perasaan iba,tamun lama-lama ia sadar bahwa itu adalah perasaan suka.Kini ia sadar kalau dia menyukai Lean.Ia tidak tahu kenapa ia memiliki perasaan ini,nemun ia bertekad untuk tidak memberitahu Lean tentang perasaannya itu sebelum waktunya tepat.Ia tidak ingin membuat Lean semakin terluka karena merasa terbebani.

"Eugh..."

Terris memalingkan wajahnya ketika Lean terbangun.

"Hey puri tidur,bangun!"

"Apa kau sudah menyelesaikan pekerjaanmu?"

"Sudah,ayo kembali ke kelas sebentar lagi istirahat."

"Haah?Istirahat berarti kita melewatkan empat jam pelajaran?"

"Iya..,sudahlah kita bisa mengikuti kelas habis ini"

"Baiklah"

Terris dan Lean kembali ke kelas.Mereka berbeda kelas.Kelas Lean berada di lantai 2 sedangkan kelas Terris berada di lantai 1.Meskipun begitu namun Terris selalu rela naik ke lantai 2 untuk mengajak Lean ke kantin.





Bersambung...
_________________________________________
*Maaf bila ada kesalahan dalam penulisan kata.

Cloudy Rain -HIATUS-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang