Rose

24 4 0
                                    

Semilir angin menerpa paras cantik seorang Leandra Carlistle yang kini tengah termenung menatap bunga mawar putih yang sangat cantik dan bersih.Terlihan sangat menawan mengundang seekor kupu untuk hinggap di kelopaknya.Wanginya yang membuat hati Lean merasa tenang dan damai.Entah sejak kapan ia terus menatapi bunga mawar yang baru saja ia petik dikebun mawar milik Deana.

Sekarang Lean sedang berada di rumah Terris untuk belajar bersama menjelang ujian akhir semester mereka.

Tadi sepulang sekolah Terris merengek pada Lean agar mau belajar bersama di rumahnya,awalnya Lean menolak dengan alasan mau menjaga toko buku,bahkan Lean sudah mengajak Terris untuk belajar di toko buku saja'kan bisa sambil cari bahan buat belajar'fikirnya.tapi Terris tetaplah Terris orang yang sangat keras kepala sampai akhirnya Lean mengiyakan ajakan Terris untuk belajar di rumahnya.

"Lean"suara lembut menyapa indera pendengaran Lean.

"Iya tante"

"Dari tadi merhatiin mawar terus nggak bosen?"ucap Deana tersenyum sambil menaruh nampan berisi orange juice untuk Lean.

"Makasih tante"ucap Lean sambil tersenyum manis dan mengambil gelas yang berisi orange juice tadi.
Deana tersenyum melihat Lean yang sedang minum,dia mengusak rambut Lean sebentar lalu kembali berbicara setelah Lean meletakkan gelasnya kembali.

"Lean gimana kabar ibu kamu"

"Ibu sehat kok tante,setelah ibu mau istirahat di rumah ibu udah nggak sering sakit"
Beberapa Minggu yang lalu Mia memang sering sakit.Dia sering pusing dan merasa nyeri di perut bagian kanannya.Bahkan tengah malam Mia pernah menangis kesakitan dan membuat Lean panik dan akhirnya Lean harus keluar malam-malam untuk membeli obat.
Setelah hari itu Mia pergi ke dokter untuk melakukan USG dan ternyata dia terkena batu empedu.Awalnya dia tidak ingin memberitahu Lean tapi ia tidak tega karena Lean terus menanyakan hasil pemeriksaan ibunya itu.
Lean menjadi protektif terhadap Mia.Ia selalu mengingatkan ibunya agar tidak salah makan.Selang satu minggu Mia disarankan untuk melalukan operasi oleh pihak rumah sakit,Dan dia melakukannya.Untuk biaya operasi Mia menggunakan tabungannya selama bekerja di toko kue.Semenjak operasi Mia masih sering mengeluh tentang sakit bekas operasi,tapi dia memaksa dirinya untuk kembali bekerja.Itu membuat Lean marah,Lean melarang dan menyuruhnya untuk istirahat di rumah demi kesehatannya.

"Syukur deh kalau gitu,tante khawatir kalau ibu kamu sakit-sakitan terus kaya kemarin,kan kamu jadi nggak ada yang jagain malah kamu yang jagain ibu kamu,kamu juga jadi sering nggak masuk sekolah"

"Ngak kok tante,aku nggak kenapa-kenapa njagain ibu,aku malah seneng bisa jangain ibu,lagipula itu udah kewajiban aku sebagai seorang anak.Kalau soal sekolah nanti bisa tanya temen"

"Kamu anak baik Lean,tante yakin kamu nanti juga bakalan dapet jodoh yang baik dan bisa bikin kamu bahagia"

"Ma..makasih tante"ucap Lean malu.Gimana nggak malu kalau sebenarnya yang Lean inginkan menjadi jodohnya adalah anak Deana sendiri,Errick.

"Ya udah kalau gitu tante masuk dulu ya,mau nyiapin makan siang"

"Oh..iya tante"
Deana tersenyum lalu masuk ke dalam rumah,meninggalkan Lean yang kini sedang blushing.
'Kira-kira kalau aku pacaran sama kak Errick tante Deana ngrestuin gak ya?Kyaaa...'Baru ngebayangin aja Lean udah merona sambil jingkrak-jingkrak sendiri apalagi kalau jadian beneran,mungkin dia udah loncat dari atap sekolah.Eh.. engak deh kan baru seneng-seneng jadian sama kak Errick masa udah mau mati.Bayangan Lean udah sampai kemana-kemana,sampai ada suara yang manggil dia,dan buat imajinasinya bertebaran kemana-mana.

"Lean"

"Ih apaan sih gangguin aja"

"Heh nggak usah sewot gitu kenapa,lagian gue gangguin apa orang lo nggak lagi ngapa-ngapain"ucap Terris nggak kalah sewot.

Cloudy Rain -HIATUS-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang