Setelah cukup lama mereka menunggu akhirnya hujan berhenti, mereka pun bergegas pergi dari tempat tersebut.
"Aldo nanti berhenti di depan supermarket aja ya." ucap Aqila. Aldo yang mendengarnya hanya manggut mengiyakan.
Tepat di depan supermarket Aldo memberhentikan motornya.
"Thanks ya, lo balik aja duluan." ucap Aqila menyerahkan helm yang tadi ia pakai lalu merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Lah belom sampe rumah lo kan?" Tanya Aldo dengan raut wajah bingung.
"Rumah gue udah deket kok dari sini, gue mau beli cemilan dulu."
"Yaudah gue tungguin."
"Ga usah Do lo balik aja, udah malem baju lo juga basah lagi." tolak Aqila "Oh iya ini jaket lo." ucap Aqila lagi seraya menyerahkan jaket milik Aldo.
"Ga usah Qil lo pake aja dulu, yaudah gue balik ya." Aldo memasangkan helmnya kembali dan menyalakan mesin motornya. "Gue duluan." pamit Aldo pergi meninggalkan Aqila.
Setelah Aqila membeli sedikit cemilan di supermarket tadi Aqila pulang ke apartemen nya berjalan kaki karena memang jarak nya tidak terlalu jauh. Ketika sampai Aqila langsung membersihkan seluruh tubuhnya lalu duduk di meja rias mengeringkan rambutnya yang basah.
Aqila melamun membayangkan kejadian yang terjadi sepulang sekolah tadi bersama Aldo.
"Baik juga ya ternyata tu cowok, apalagi senyumnya." Ucap Aqila tersenyum.
"Ehh tar dulu tar dulu, kok gue jadi mikirin dia si! Are you okey Qil?" Tanya Aqila kepada dirinya yang ada di cermin.
"Tu kan masih aja nama dia melintas di otak gue. Wah gue sakit ni kayanya" Aqila langsung memegang keningnya "Tu kan panas ni" ucap Aqila beralibi. Aqila bergegas menuju kasur nya dan berusaha menutup matanya rapat-rapat.
***
"Dari mana kamu? Jam segini baru pulang?" Tanya Toufan di sela-sela dirinya yang sedang sibuk berkutik di laptopnya.
"Dari rumah temen pa." jawab Aldo berbohong.
Toufan mengehentikan kegiatannya dan menatap anak laki-laki nya itu lekat. "Dari rumah temen kok baju nya bisa basah gitu? Kamu emang main air di sana?"
"Ehhh, ya engga lah Pa. Aneh-aneh aja deh Papa."
"Lah jawaban kamu itu yang aneh. Sekarang jawab papa abis dari mana kamu?"
"Tadi Aldo abis nganterin temen, eh terus keujanan yaudah jadinya basah deh." jawab Aldo jujur.
"Cewek?" Tanya Toufan mulai kepo.
"Ahh eng-enggak kok pa." Jawab Aldo mulai gugup.
"Jujur aja deh kamu, ga usah bohong"
"Hehehe iy-iya Pa." Aldo menyeringai, menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
"Anak papa udah besar ternyata. Papa hanya ingin mengingatkan sama kamu. Kamu boleh saja pacaran tapi ingat jaga gadis kamu baik baik jangan sakiti fisik ataupun perasaan dia, karena kodrat seorang wanita itu untuk di jaga bukan untuk di sakiti. Dan satu lagi tetap ingat dengan masa depan kamu.
Mulut Aldo sedikit terbuka karena terkejut mendengarkan tuturan papa nya itu yang bijak.
"Denger kamu?" Tanya Toufan memecahkan lamunan Aldo.
"Eh iya pa denger kok. Tapi Aldo ga pacaran kok Pa, suer dah cuman deket doang."
"Jangan terlalu lama deketin cewek Do, nunggu itu di zona friend zone itu ga enak bagi para cewek. Kalo kamu terlalu lama juga nanti kamu bakal kena tikung gimana, apa lagi cewek yang kamu deketin itu pasti cantik."
"Ebuset bokap gue father jaman now kah?" Gumam Aldo pelan, namun masih bisa di dengar oleh Toufan.
Toufan tertawa kecil lalu mengacak-ngacak rambut Aldo. "Udah sana kamu masuk kamar bersihin badan kamu. Papa doain biar cepet jadian".
"Subhanallah dapet doa restu gue. Ya ampun Pa makasih banyak loh." Aldo langsung mencium tangan Papa nya itu lalu berlari menaiki anak tangga.
Belum sempat Aldo masuk ke kamar nya ia mendengar suara isakan tangis dari kamar orang tuanya itu.
"Loh Bunda nangis? Kenapa Bun?" Tanya Aldo khawatir sambil mengusap kedua mata Karina.
"Eh kamu udah pulang Do, Bunda gapapa kok. Udah sana kamu masuk kamar" suruh Karina lalu mengusap kedua pipi Aldo.
"Apaan si, kalau gapapa ga mungkin Bunda nangis. Sekarang cerita sama Aldo kenapa Bunda nangis!" Perintah Aldo.
"Bunda gapapa sayang. Udah sana kamu istirahat pasti capek kan kamu."
"Bunnn."
"Aldo, Bunda gapapa." Potong Karina.
"Oke kalo Bunda ga mau cerita. Aldo ke kamar tapi janji Bunda ga boleh nangis lagi!" Ancam Aldo kepada Kinar wanita yang benar benar ia sayangi.
"Iya Abanggg!"
"Bunn inget kan Aldo ga suka di panggil abang sama Bunda ataupun Papa?"
Karina tertawa getir. "Bunda inget kok, udah sana."
"Oke, selamat malam Bunda." Sebelum Aldo pergi, Aldo mencium kening Karina.
***
Safiransax
13 Desember 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
A Q I L A
Teen FictionRivaldo El Maska cowok berparas ganteng yang selalu di idamkan para cewek, karena itu lah ia di juluki dengan Most Wanted di SMA Garuda. Aqila Belquenzi Mahardika gadis yang memiliki wajah manis yang memiliki kharisma. Wajar saja jika para cowok se...