Part 3 "Him"

309 127 193
                                    

Warning : Typo betebaran !!!

Cast Delfh yang lama akan di ganti. Karena menurut author, cast cowok yang lama kurang pas dengan karakter Delfh. Mohon di maklumi.

Tiga jam berlalu telah di tempuh Faith dengan lelaki yang tak ia ketahui dan gerombolannya. Meskipun gadis itu tak merasakan betapa jauhnya perjalanan karena ia masih tak sadarkan diri.

Lelaki di sampingnya menatap Faith masih memejamkan mata dengan air mata yang masih berceceran di pipinya. Lelaki itu mengusap air mata Faith lembut lalu menggendongnya untuk memasuki rumah miliknya.

"OMG Faith!!" Lelaki itu menoleh saat mendengar teriakan Dorry yang berlari mendekat bersama Lisa.

"Apa yang terjadi dengannya Delfh?" Dorry mengusap kepala Faith dengan khawatir.

"Pingsan." Jawab singkat lelaki yang di panggil Delfh itu.

"Tenang sayang, saudaramu mungkin lelah menangis saat melihat kejadian tadi." Louis datang lalu mengusap punggung kekasihnya sekedar untuk menenangkannya.

"Ayo kita masuk!!" Perintah Thomas yang tiba-tiba muncul dari balik pintu. Dan mereka menuruti apa yang lelaki itu perintahkan.

Delfh membawa gadis yang ia bopong menaiki tangga untuk ia letakkan di dalam kamar.

"Kau mau kemana Delfh?" Teriak Will salah satu sahabat yang tinggal di rumah yang sama.
Teriakan Will berhasil membuat seluruh orang yang berada di ruang tengah terfokus pada Delfh yang di ujung tangga.

"Menurutmu?" Jawab lelaki itu acuh tak acuh lalu melenggang pergi menaiki tangga agar sampai di kamarnya. Sesampainya di dalam kamar, lelaki itu meletakkan Faith di ranjang besar miliknya.

Tak ada yang mengusulkan ataupun memerintah Delfh untuk membawa gadis yang tak sadarkan diri itu di dalam kamarnya. Ini murni Delfh sendiri yang menginginkannya.

Lagi pula selama ini tak ada satupun wanita yang pernah memasuki kamarnya. Boro-boro masuk, berada di depan pintu kamarnya saja di larang kalau tidak menyangkut hal yang benar-benar penting.

💦💦💦

Faith mengerjapkan matanya saat samar-samar sinar matahari menerpa wajahnya. Ia duduk dan mencoba mengumpulkan nyawa yang belum membuatnya sadar 100%.

"Siapa kau?" Faith terkejut saat sosok yang ia lihat tadi malam sedang duduk di atas sofa di dekat ranjang yang ia tempati.

Lelaki itu tak menjawab, melainkan kembali fokus pada buku yang ia pegang. Faith terdiam dan mulai teringat dengan kejadian yang ia alami tadi malam. Gadis itu mulai terisak karena ia khawatir dengan keluarganya.

"Dimana saudaraku dan orang tuaku?" Gadis itu sedikit berteriak dan Delfh menoleh kearahnya kembali.

"Kenapa kau membawaku kemari, huh?" Faith semakin meninggikan suaranya dengan tangisan yang menjadi-jadi.

Delfh berdiri dan mendekati Faith yang sedang menangis di atas ranjang dengan kedua tangan yang menutupi wajahnya. Sadar kalau lelaki yang Faith tidak ketahui identitasnya itu mendekat, gadis itu menuruni ranjang dan mundur perlahan.

Tetapi lelaki itu terus mendekatinya. Namun sayang Faith terjebak karena tembok dan lelaki itu sudah benar-benar berada di hadapannya.

"Jangan sakiti aku, ku mohon." Pinta Faith menundukkan wajahnya dan masih terisak. Dengan gerakan kilat lelaki itu menarik Faith kedekapannya dengan lembut. Faith tidak memberontak akan perlakuan lelaki itu. Entah apa yang membuat Faith malah merasa nyaman berada di dekapan lelaki itu. Sampai-sampai ia enggan menolaknya.

Summer RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang