Merry Christmas untuk yang merayakan
---**---
Author POV
Jalanan dimalam itu masih padat. Mobil-mobil masih berani keluar meski jam sudah menunjukan pukul 20.00--dilihat dari sebuah jam tangan biru laut--dan hujan deras yang sangat senang mengguyur Manado akhir-akhir ini.
Mobil putih yang dikendarai Shania terkurung dalam kemacetan itu. Mobil putih yang dinamai pemiliknya Lotus ketika ia melihat bunga lotus putih. Padahal nama mobil itu memang Lotus yang merupakan mereknya.
Shania didalam tengah menggeram kecil. Kadang dia mengumpat saking kesalnya. Sudah dua puluh lima menit ia terjebak dalam kemacetan membosankan itu dan selama itulah dia harus duduk diam didalam mobil kesayangannya yang membuat pantatnya kram.
"Lama banget sih." Dia memencet-mencet klackson yang diikuti suara klakcson mobil yang berada disekitarnya. Bunyi deringan hp memutuskan umpatan yang ingin dia keluarkan dan mengalihkan perhatiannya. Dia menoleh kearah handphone yang terletak di kursi penumpang disebelahnya.
Ia mengambil handphonenya dan melihat nama yang tertera di sana.
Mama
Digesernya bulatan hijau itu dan mendekatkan benda pipih itu didekat telinganya.
"Hallo ma?"
"Hallo sayang. Kamu dimana?"
"Dijalan ma. Mau ke rumah sakit. Mama masih disana?"
"Nggak sayang, mama sama papa udah pulang. Baru aja sampai rumah. Mama kira kamu lagi dirumah soalnya mama udah beli martabak. Eh taunya kamu udah pergi ke rs."
Tanpa sadar Shania meneguk ludah ketika mendengar bahwa mamanya telah membeli martabak. "Hehehe. Iya ma." Terjadi keheningan beberapa saat.
"Ehm, ma?"
"Iya sayang"
"Em, dia baik-baik aja kan?" Ucap Shania hati-hati. Terdengar seperti dia tengah berbisik.
Wanita diseberang sana tersenyum mendengar pertanyaan anak gadisnya. "Iya dia baik-baik aja kok. Cuman demam biasa karena mandi hujan."
Tanpa sadar Shania bernafas lega. Yang disambut kekehan kecil yang tak didengar Shania. "Syukur deh kalau gitu. Tapi tadi mama bilang dia mandi hujan?"
Hana mengangguk meskipun dia tahu Shania tidak akan melihatnya. "Iya. Kata Irma tadi pas dia pulang sekolah bajunya udah basah kuyup gitu. Trus pas ditanyain dia kenapa nggak dijawab malah masuk kekamarnya. Kayak orang baru patah hati gitu. Karena itu Irma nyuruh mama untuk nanya sesuatu ke kamu."
Shania menaikan sebelah alisnya. Kakinya menginjak pedal gas pelan, karena mobil didepannya sudah bergerak pelan. "Nanya apa ma?" Sebenarnya Shania sudah dapat menebak pertanyaan apa itu, hanya saja dia ingin memastikan betul bahwa apa yang ada dipikirannya memang benar.
"Kamu sama Azka marahan?" Tanya Hana hati-hati.
Diseberang sana Shania tersenyum kecut. Sama. Untung saja mamanya tidak ada disebelahnya, kalau tidak pasti tanpa Shania jawab pun mamanya sudah tahu jawabannya. Ingin sekali dia bilang 'iya' tapi entah kenapa jawaban yang keluar
"Nggak kok ma. Aku sama dia baik-baik aja." Mungkin?
Shania dapat mendengar helaan napas disebelah sana. Entah itu helaan napas lega karena tidak ada masalah antara dia dan Azka atau helaan napas lelah karena Shania membohonginya. Semoga saja pilihan pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
None
Teen FictionTerkadang hati dan otak tidak saling sinkron, keduanya saling ingin mendominasi. Namanya Shania Alyssa Pierce, gadis cantik yang memiliki kenangan buruk dimasa lalunya yang pernah membuatnya ingin mengakhiri hidupnya. Namun ada seseorang yang selalu...