"Ini dimana?"
Azka tersenyum kearah Shania. "Ini tempat kesukaan gue kalau lagi sedih atau ada masalah. Yuk masuk." Azka menarik Shania kedekatnya dan menggenggam tangan Shania.
Shania melongo mendengar penuturan Azka. "H-hah? Tu-tunggu." Azka berhenti lalu menoleh kearah Shania yang masih ditempatnya. "Lo sering kesini?" Azka mengangguk. "Di hutan?" Azka mengangguk, lagi. "Lo nggak takut?"
Azka terkekeh mendengar pertanyaan Shania. "Lo takut?" Tanya Azka balik. Shania menatap horor kearah Azka. Namun ia lalu mengangguk. Azka kembali terkekeh melihat Shania. "Tenang aja kan ada gue. Udah sering gue kesini sama anak-anak. Jadi nggak perlu takut. Gue bakalan jadi guide yang baik untuk princess Shania yang cuaantik ini. Ayo masuk." Shania tidak mempedulikan ungkapan Azka, yang ia pedulikan adalah hutan lebat yang berada didepannya. Karena pastinya sebentar lagi ia akan dipaksa masuk kedalam.
"Tu-tunggu Ka. Be-beneran kita bakalan masuk kesana?" Shania menunjuk takut-takut kearah pohon-pohon besar didepannya. Hutan didepan mereka benar-benar terlihat menakutkan. Pencahayaan yang keluar hanya dari sinar bulan diatas mereka. Mungkin saja ketika masuk didalam mereka berdua tak akan menemukan cahaya dilihat dari rimbunnya pepohonan itu yang pasti akan menutup jalan masuk cahaya satu-satunya yaitu bulan diatas mereka.
"Iya kita berdua bakalan masuk kesana. Ki-ta ber-dua." Azka menekankan kata-kata terakhirnya. "Udah ayok" Azka menarik Shania. Dia dapat merasakan dinginnya tangan Shania. Ia lalu menarik Shania lebih dekat kearahnya agar Shania tidak terlalu merasa dingin. Menggenggam erat tangan Shania agar panas tubuhnga dapat tertransfer kedalam tubuh Shania.
Keduanya lalu mulai berjalan masuk. Ketakutan Shania dapat berkurang karena tiba-tiba jalan didepannya terlihat lebih terang. Meskipun tetap terlihat menyeramkan. Azka sudah menyalakan senter yang ia bawa untuk menerangi perjalanan mereka.
"Di dalam nggak ada yang aneh-aneh kan Ka?" Azka tersenyum mendengar pertanyaan Shania. Dia mengerti akan kata 'aneh-aneh' yang Shania utarakan. "Tenang aja gue udah biasa kesini dan nggak ada yang 'aneh-aneh' didalam sini. Gue datang kesini kadang lebih malam dari ini."
Shania menatap tak percaya laki-laki disampingnya. "Datang lebih malam dari ini?" Azka mengangguk mengiyakan. Senyuman tak pernah lepas dari wajahnya. Shania lalu melihat jam tangannya dan ingin sekali ia mengumpat tapi ia urungkan karena disebelahnya ada Azka. Jam sudah menunujukan pukul dua belas lewat lima belas menit.
"Kenapa?" Tanya Azka melihat bahwa Shania seperti gelisah akan sesuatu. Shania lalu menatap kearah Azka "Udah jam dua belas lewat, mama gue marah nggak ya kalau gue pulang semalam ini?"
Azka tersenyum, lagi. Sepertinya stok senyumnya sangat banyak. "Tenang aja nggak perlu takut. Mama lo udah tahu kok kalau kita berdua disini?"
"Hah?"
Azka kembali lagi terkekeh. Tentu saja Azka sudah merencanakan hal ini sebelumnya. Ketika dia tahu dari maminya bahwa Shania akan datang yang maminya tahu dari mama Shania yaitu Hana. Akhirnya Azka merencanakan untuk menculik Shania dulu ketempat ini.
Hal itu juga sudah ia bicarakan dengan mami dan papinya dan tentu saja sudah ia beritahukan kepada Hana. Dan betapa bahagianya Azka ketika Hana dan Rizal, papa Shania, mengijinkanya. Dan akhirnya disinilah mereka. Ditempat yang selalu didatangi Azka ketika ia sedang bingung, kesal, bahagia dan perasaan lainnya yang sering hinggap padanya.
"Gue udah kasih tahu ke om dan tante kalau lo bakalan gue culik dulu malam ini." Azka mengedipkan sebelah matanya kearah Shania lalu tersenyum. Shania lalu memukul pelan lengan Azka.
"Serius?" Azka mengagguk. Shania pun bernafas lega. Sedangkan Azka kembali terkekeh. Entah sudah berapa kali dia terkekeh-kekeh.
"Ih elo. Kenapa nggak kasih tahu dari awal coba. Gue kan jadi takut." Azka hanya terkekeh (lagi) mendengar kekesalan Shania. Shania jadi ikut terkekeh melupakan ketakutannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
None
Teen FictionTerkadang hati dan otak tidak saling sinkron, keduanya saling ingin mendominasi. Namanya Shania Alyssa Pierce, gadis cantik yang memiliki kenangan buruk dimasa lalunya yang pernah membuatnya ingin mengakhiri hidupnya. Namun ada seseorang yang selalu...