Normal POV
(Y/n) sedang memakai kaus kakinya ketika tiba-tiba ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak dikenalinya.
[From: (0XX - XXX - XXX) ]
Ohayou, Yama-chan.
Kau siap menerima hukumanmu kan?
Ngomong-ngomong, aku merindukanmu.[06.45]
------------END------------
(Y/n) menatap sengit layar ponselnya. Ia tahu betul siapa pengirim pesan itu. Siapa lagi kalau bukan Aomine Daiki.
"'Aku merindukanmu' apanya. Dasar sinting." Decak (y/n) kemudian berpamitan kepada Ibunya.
Sekolah tampak sepi begitu (y/n) melewati gerbang. Entah dia yang terlalu pagi atau orang-orang yang malas keluar kelas.
Setelah meletakkan tasnya, (y/n) segera mengambil map merah berisi dokumen milik manusia terlaknat yang untungnya pagi ini belum bertemu dengannya. Puja kerang ajaib.
Ah, tentu saja. Seorang Aomine Daiki akan masuk sekolah usai jam pelajaran pertama berakhir. Dan dia biasanya akan singgah di atap sekolah hingga waktu pulang tiba.
(Y/n) membuka pintu ruang osis, irisnya menangkap sosok yang dicarinya.
"Permisi, Nijimura-senpai. Ini dokumen Aomine Daiki-senpai." Cletuk (y/n) sekenanya. Nijimura yang sedang mengetik menghentikan kegiatannya kemudian menerima map merah yang diberikan (y/n).
"Terima kasih. Oh iya, pulang sekolah akan ada rapat khusus komite. Kau bisa hadir 'kan?" Tanya Nijimura. (Y/n) mengangguk.
"Tentu saja, senpai."
"Bagus. Ah, dan satu hal lagi, apa kau sudah bertemu Haizaki pagi ini? Aku menghubunginya dari kemarin tapi tidak ada jawaban."
"Haizaki? Aku belum melihatnya. Pagi ini juga tasnya belum ada di kelas."
"Ah, begitu. Baiklah, kau boleh kembali ke kelas. Sebentar lagi bel. Sekali lagi, terima kasih."
(Y/n) mengangguk lagi, kemudian ia segera berpamitan. Ia menghela nafas. Dalam batinnya, (y/n) bersyukur setan mesum pembawa gunting keramat itu tidak ada di singgasananya. Hingga sialnya ia malah bertabrakan dengan pemilik mata heterokrom itu.
Andai ini adalah dunia manga romance yang manis, pasti (y/n) tidak akan terjatuh dan Akashi akan memeluk pinggang (y/n). Mereka akan bertatapan lama sekali hingga keduanya sadar kemudian merasa canggung. Dan dapat dipastikan bahwa keduanya akan blushing.
Tetapi ini bukanlah sebuah manga, apalagi yang bergenre romance.
(Y/n) terduduk setelah menabrak Akashi. Untung saja posisi jatuhnya masih tergolong elit sehingga harga dirinya masih terselamatkan.
'Astaga kenapa orang ini mendadak muncul.' Batin (y/n) kesal.
"Apa kau tidak apa-apa?" Tanya Akashi.
'Baka. Kenapa malah bertanya? Tolong aku dulu dasar tidak peka! Tunggu. Kenapa juga aku harus mengharapkan bantuan dari si mesum ini? Cih.'
"Hei, kalau ada orang bertanya seharusnya kau jawab, bukan menatap tajam seperti itu." Akashi kembali membuka suara. (Y/n) segera berdiri. Manik (e/c)nya masih menatap Akashi.
"Aku baik-baik saja. Terima kasih." Ketus (y/n) kemudian berlalu.
Akashi tak menghiraukan (y/n), kemudian melangkahkan kakinya menuju ruang osis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Neighbor [Akashi x Reader]
Fiksi PenggemarMataku terpaku padanya. Pada iris dwiwarnanya. Pada caranya menatapku. Menatap angkuh. Dan jangan lupakan senyum setannya. Yang sialnya adalah kakak kelasku. Sekaligus tetanggaku. Warning! • Typo • AU • Gaje, abal, dkk. [Akashi Seijuurou X Reader] T...