kang daniel

3.9K 395 26
                                    

Bulan Desember saat di Bandung memang lagi musim hujan. Suhu di daerah rumahku, Braga, sampai menembus belasan celcius. Tidak heran kalau sekarang sehabis kerja kelompok, aku mampir ke warung wedang jahe langgananku.

Seperti biasa aku memesan wedang jahe dan roti bakar cokelat keju, favoritku dari dulu. Sudah bilang ke mamah sih kalo hari ini bakal pulang telat. Lagipula besok gaada PR, jadi nyantai ajalah ya?

Hujan masih deras membasahi kota Bandung. Cuaca seperti ini emang enak banget buat melamun. Sampai akhirnya pesananku datang.

Mari makan!

Seperti ada yang memperhatikanku, aku menoleh menghadap meja depan.

Ada seorang laki - laki yang tersenyum dan sedikit terkekeh melihat wajahku. Ada yang aneh?

Dia menunjuk bagian mulut dan kembali fokus ke makanan yang dia pesan.

Saat diriku sadar, ternyata banyak mèses yang menempel di bagian bibir dan pinggir mulut.


Aku pun langsung menunduk sambil melihat keadaan luar. Menahan malu karena ketahuan makannya berantakan.

××

"Bu, ini semuanya jadi 15 ribu kan?" tanyaku.

Memastikan kalau harganya belum naik.

"Iya nèng, masaiya lupa sih"

Aku pun merogoh saku di bagian kanan baju berlambang osis mengambil uang sepuluh ribu dan lima ribuan.


loh, uang gocèng nya mana???????


"Aduh bu bentar ya, aku cari dulu sisanya di tas," ucapku karena sudah memberi uang sepuluh ribuan di meja kasir.

"Santai aja nèng, Ibu gakemana - mana kok."


Saat lagi mengoprak - aprik isi dalam tas, ada seseorang yang datang menghampiriku dan menyuruh geser ke samping, karena dia mau ke meja kasir.


"Saya aja yang bayar bu. Uangnya si nèng dikembaliin aja"


Jelas aku kaget, orang gakenal malah main bayarin aja.


"Gausah, kang. Aku masih ada uang"

"Tèh, cuma 15 ribu mah gapapa. Kecuali seratus ribu, baru saya gamau" jawabnya terkekeh sambil memamerkan gigi kelincinya.


Satu kata di benakku, manis.


Sesaat insiden hilangnya uang lima ribu, aku menuju ke depan warung dan melihat hujan sudah tak deras lagi. Hanya rintikan saja.


"Ga bawa payung ya tèh?" tanya laki - laki yang tadi menolongku.

"Iya kang hehehe" jawabku sambil malu - malu.

"Udah berenti kok. Kalo diterebos mah gabakalan kuyup"

Aku hanya mengangguk tanda setuju dengan apa yang ia katakan.




"Ngomong - ngomong, namanya siapa?"



Pertanyaan yang susah untuk dijawab.

Karena yang nanya adalah orang ganteng, makanya lidah jadi kelu dan gabisa ngomong.


"Mifti kang. Panggil aja Mifti"

"Oh iya, salam kenal ya Mif"
"Kalo aku, panggil aja Daniel"



Aku hanya tersenyum dah ber - ooh ria. Cowok tampan sekaligus imut ini sering banget nunjukin gigi kelincinya kalau lagi ngobrol sama aku.



"Kapan - kapan ngobrol lagi ya tèh, saya mau pulang dulu"



Seketika suhu Braga menjadi hangat hanya karena tindakan kang Daniel yang menanyakan namaku dan sepakat untuk saling mengenal dengan baik.



Semoga, kita dipertemukan lagi ya!

Kang Daniel.

•••


woi wkwkwk yaampun baru pertama kali membawa goddaniel jadi gemeter body ini,,,

BDMTNJAY kalo jelek, tempeleng aja gapapa. Gue mendedikasikan ini hanya untukmu kw 100 Yoon Seulgi :---(

Semoga yang mampir kesini, sukak ya! Ihiw><

cheese! ㅡ kang daniel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang