ke kampus daniel

799 188 18
                                    

Hari ini aku pakai kemeja hitam polos dengan jeans dan dibalut kerudung berwarna cokelat muda.

Sedangkan Daniel, tetap pada style nya yaitu kaos putih dan jaket denim. Celana sih udah pasti ripped jeans. Dan sepatu converse hitam yang terlihat tidak pernah dicuci selama berbulan - bulan.


"Mif?"

"Apa Niel?"

"Aku jarang deh liat kamu pake baju rapih begini. Gatau kenapa, suka banget. Kalo main sama aku kayak gini kek"

"Ih apasih, kan ini mau ke kampus makanya aku harus rapih"

"Gemes banget iiiiiii lucu"


Berakhir pipi ku yang merah karena dicubiti oleh Daniel. Ditambah aku yang tersipu malu, jadi seperti kepiting wajah ini.



Hanya perlu beberapa menit dengan motor kita berdua sampai di ITB. Tak kusangka pengunjung hari ini ternyata banyak. Daniel menggandeng tanganku agar tak kesasar katanya.


Dasar, tukang modus.


Tempat pertama yang aku dan Daniel kunjungi adalah jelas pameran dari FSRD. Daniel baru masuk ruangan aja udah disambut sama temen - temennya. Sepertinya Daniel termasuk orang yang gampang berteman.

"Widih Daniel, bawa siapa nih? Namanya siapa?"

"Ahelah bang, jangan ngeledekin kek gini sih"
"Gamau dikasih tau ah, entar lo embat"

Maksudnya Daniel apa coba?

"Saya ong, kamu siapa?"

"Ong?" tanyaku. Namanya kok aneh?

"Iyaaaa. Udah panggil kak Ong aja, gausah protes haha. Kamu namanya siapa?"

"Mifti kang"

"Saya gasuka dipanggil akang, jadi panggil kakak aja ya"

"Udah sana hush hush, jangan ganggu ganggu" Daniel mendorong punggung kak Ong dan kembali menggandeng tanganku.


Daniel terlihat menikmati pameran fakultasnya sendiri. Aku sih ga begitu ngerti, jadi cuma lihat - lihat aja. Daniel juga sudah mengeluarkan kameranya, jadi sudah dipastikan kalo aku bakal dicuekin beberapa menit kedepan.


"Mif, mau makan?"

"Terserah kamu. Aku bingung mau makan apa"

"Jangan bingung! Disini makanan banyak, kamu tinggal pilih. Apa mau semuanya? Syaratnya cuma satu, perut kamu harus kuat wkwk"

"Yang menurut kamu paling enak aja, Niel"

××

Setelah makan, aku berujung duduk di bawah pohon rindang yang gedeeeeee banget. Daniel bilang istirahat dulu, biar turun semua makanannya.


"Mif, gimana? suka gak sama ITB?"

"Suka banget, Niel. Suasananya adem ya"

"Ada aku sih, makanya sejuk" ujar Daniel yang berakhir dicubit olehku.

"Kamu nanti kuliah disini aja, biar aku bisa nyamperin kamu terus setiap hari"

Aku terdiam. Ketemu? Setiap hari?

"Kalo bisa itu juga" jawabku.

"Nanti dibantuin belajar. Kamu jangan pesimis gitu"

"Tapi kalo misalnya aku kuliah di luar kota, gapapa kan Niel?"

Daniel pun langsung beranjak dari duduknya dan menarik tanganku.



"Tega ya kamu. Kita udah jauh dari segala - galanya, Mif. Jangan buat aku jadi ngelupain kamu juga"




Daniel menggenggam erat kedua tanganku dan berakhir aku yang senyam senyum karena gakuat liat muka seriusnya.



"Bawel" ucapku.



Padahal, memang bawelnya itu yang aku suka.




"Ayooook aku bawa kamu ngiter - ngiter ITB. Biar kamu makin cinta sama kampus ini, biar kamu termotivasi masuk sini, biar kamu semangat juga sekampus sama aku"

"Daniel ih, ngomongnya gausah pake toa. Malu diliat orang..."

"Gapapa!!! ITB baru dibeli sama aku kok, kamu bebas mau ngapain juga, Mif"


Tangangku yang sedang digandeng diayun - ayunkan mengikuti langkah kaki. Daniel seneng banget sih? Kenapa coba?


"Mif, aku cuma berharap kita terus kayak gini. Aku nyaman banget deket kamu, gamau pisah" kata Daniel.

"Emang siapa juga yang mau pisah?" timpalku sambil tertawa dan menutup wajahku dibalik badannya Daniel.

"Kalo kamu deket sama orang, bilang ya"
"Akang Daniel yang bakal nyeleksi"

"Niel ihhhh jangan alay!"



Pucuk kepalaku dielus olehnya. Gatau kenapa, ini ngebuat diriku nyaman.



"Aku sayang kamu, Mif. Terserah mau dibilang bohong atau engga"

"Oh iya Mif, Tahun baruan kosong kan? Main sama aku, titik."




Kayaknya ITB masuk list tempat favorit aku deh. Daniel sih, buat aku geer kan.

cheese! ㅡ kang daniel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang