Anak Ayam (1)

16.1K 835 54
                                    

"Sasuke, kau tidak sedang diburu interpol, kan?"

Suigetsu ngos-ngosan, hidungnya kempas-kempis, bola mata membesar, keringat mengalir deras dari pori-pori epidermis seolah keran air yang rusak.

Berlari dari ujung ke ujung, mengekori pemuda tampan yang telah diakui –secara sepihak– sebagai sahabat.

Celingukan melirik ke belakang, ke pojok-pojok ruangan yang sering diabaikan, namun menyimpan sejuta misteri di dalamnya.

Pemuda itu bergidik, sekelumit bayangan menghilang ketika ia menoleh ke belakang.

Gamang. Sebagian logika menolak akan adanya sesuatu tak kasat mata tersebut, namun sebagiannya lagi mempercayai fakta yang ada. Suigetsu menarik ujung gakuran Sasuke, mencoba menarik perhatian. Memberitahu secara nonverbal bahwa ia butuh disadarkan dengan realita.

Sasuke bergeming –bukan bermaksud sok cool atau apa– walau sejujurnya ia juga sama cemasnya.

Permasalahan ini bukan lagi sekadar surat cinta anonim yang memenuhi loker si raven setiap jamnya, meski sudah berulang kali dibersihkan pula.

Bukan lagi sekumpulan anak cowok kurang belaian yang iri dengan kerupawanannya ingin mencelakai. Yah, satu dua lecet justru menambah ketampanan dirinya. Sekali lagi Sasuke bukan bermaksud berbangga diri dengan segala kelebihnya yang memang berlebih. Tapi, — oh sudahlah.

Bukan pula mata-mata yang dikirim orang tuanya.

Atau malah interpol yang sangat mustahil mengejarnya.

Hantukah?

Sasuke menggeleng, tertawa kemudian. Suigetsu sampai merinding melihatnya.

Lebih merinding daripada merasa diikuti makhluk tak kasat mata.

The Chick

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : SasuNaru

Rated : T-M

"Cerita ini dibuat hanya untuk kesenangan belaka. Bukan untuk menjelek-jelekkan siapa pun."


"Sejak kita pulang dari penelitian bersama si Bakoro itu, aku merasa diikuti." Suigetsu mendesah. Ceritanya sedang mencurahkan keresahan pada soulmate sehidupnya.

Lawan bicaranya hanya manggut-manggut.

"Yah, efek berdekatan dengan Sasuke mungkin membawa perubahan pada diriku. Aura charming menguar dari tubuhku," celoteh pemuda Hozuki itu besar kepala.

Juugo, pemuda berambut oranye, bertubuh besar, tinggi melebihi anak puber pada masanya, lawan bicara Hozuki Suigetsu, sobat sepermainan sejak bangku kanak-kanak, hanya bisa meringis.

Ruang kelas itu begitu sepi. Kantin menjadi destinasi utama saat krusial seperti ini. Sebut saja saatnya istirahat, keadaan di mana perut keroncongan menjadi prioritas di atas segalanya. Dan toilet menjadi nomor dua kala konstipasi menyerang.

Lagu lama.

Juugo melirik, hanya ada dua siswa yang tetap tinggal, dengan jarak yang terpisah oleh beberapa kursi dari meja Suigetsu dan dirinya. Salah satunya menyembunyikan kepala di lipatan tangan. Pose tertidur hingga tak menyadari bel makan siang. Satunya lagi asyik dengan ponselnya, terkadang terkikik sendiri sembari mengetik beberapa kata di keypad-nya, dilanjutkan tersedu-sedan sambil menyanyi lantang saat suara gesekan pedang dari soundtrack anime mengudara. Juugo sampai tak bisa membedakan mana yang jones tulen atau yang sudah taken dengan karakter dua dimensi khayalan.

The Chick [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang