Anak Ayam (9)

4.2K 504 278
                                    

"Sakura, apa yang kaulakukan?" Sasuke bertanya dengan tampang madesu. Instingnya mengatakan apa pun yang dikerjakan Bocah Haruno itu bukanlah sesuatu yang menyenangkan.

Tisu, kertas, saputangan, dan tali berserakan di kamarnya. Tidak. Sakura tidak sedang mencoba praktik reproduksi dengan metode bondage, discipline, sadism, and masochism.

Sakura masih terlalu polos untuk melakukannya.

Bocah itu bukannya merasa bersalah karena telah mengotori kamar, malahan membalas tatapan Sasuke dengan berbinar-binar. "Kak Itachi akan pulang. Jadi, aku memasang teru-teru bozu agar langit selalu cerah!"

Sasuke melipat kulit dahinya. Bingung. "Mengapa begitu semangat menyambut seseorang yang belum pernah kautemui? Seingatku kau masih dalam proses fertilisasi ketika Itachi di rumah."

Sakura mengerjap. "Benarkah?" Ia tak terlalu menanggapi omongannya dengan bungsu Uchiha tersebut. "Tapi, aku merasa pernah bertemu dengannya dalam mimpi," ucap gadis Haruno sambil lalu.

Dasar, Bocah!

"Lagipula aku merasa kalau Kak Itachi itu sangaaatt tampan ...." Sakura berkata dengan pipi yang merona, tampak seperti tengah berkhayal. "Ia pasti lebih tampan daripada Kak Sasu!!" tambah si merah muda dengan penuh keyakinan.

Garis tegak lurus secara imajiner telah merambati dahi Sasuke. Emosi. Ingin sekali rasanya ia menelan bulat-bulat anak itu.

"Oh begitu ..., kalau dibandingkan Rock Lee, lebih tampan siapa?" tanya Sasuke dengan jengkel. Tampaknya ia masih tak rela jika harus kalah saing dalam hal kerupawanan.

Sakura mengapit dagu dengan ibu jari dan telunjuk. Dahi luasnya bergelombang. Gadis itu terlihat berpikir terlalu serius untuk sebuah pertanyaan gampang.

Seharusnya ia langsung bisa memutuskan jawabannya dalam sekali dengar. Semestinya jawaban itu sudah pasti karena siapa pun juga tahu, kalau yang lebih tampan tentu saja —

"Rock Lee! Tentu saja yang paling tampan adalah Kak Lee!!" Sakura menjawab dengan kedua tangan di pinggang. Serasa ada hidung yang memanjang dari Haruno kecil itu saat ia menyatakan jawaban tanpa ragu.

Sasuke jadi ingin menepuk jidat ....

Jidatnya Sakura.

Hah, Bocah!

.

.

.

The Chick

Disclaimer : Masashi Kishimoto

.

.

.

Seluruh anggota keluarga menanti di teras layaknya pagar betis sebuah acara kampanye. Sang Ibu tak henti-henti memoles wajah, menyingkirkan debu tak kasat mata dari paras awet mudanya. Sang ayah duduk dengan koran di tangan. Terlihat tak peduli, namun sesekali mata tajam itu tampak menyapu jalanan guna menunggu seseorang.

Sakura sendiri ....

Sudahlah, Sasuke bahkan tak berniat sekali pun untuk meliriknya. Biar saja bocah itu berbuat sesuka hati.

Mau dia rol depan, rol belakang, kayang, salto, sikap lilin, meroda, dan seabrek senam lantai lainnya, Sasuke tak peduli.

Bahkan, jikalau bocah yang baru lulus Sekolah Dasar itu mau aerobik sekalian, Sasuke rela sepenuh jiwa.

The Chick [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang