Anak Ayam (10)

3.7K 426 246
                                    

"Kak Itachi menjadi orang ketiga!!"

Sakura mencekik leher sosok yang diberitahu kabar ini. Berusaha menarik atensi atau justru bermaksud membunuh untuk melampiaskan emosi. Ia juga menggoyangkan foto sebagai bukti.

Tingkahnya semakin berani. Sakura mencekik semakin kuat hingga kedua tangan bisa melingkari leher itu. Ia bahkan memaju-mundurkan tangannya sampai kepala ikut terangguk-angguk.

"Percayalah padakuuu ...."

Sosok itu tak menunjukkan perubahan ekspresi yang berarti. Sakura geram, gadis itu ingin membenturkan kepala yang terangguk ke kaca. "Kak Sasuu, lakukan sesuatuu."

Masih tak ada tanggapan. Haruno kecil ini seolah bermonolog dengan benda mati. Sungguh kejam, padahal ia sudah berbicara panjang lebar.

"Kak Sasu ...."

Akhirnya, Sasuke menunjukkan reaksi. Ia membenarkan otot leher yang kaku. Mimik serupa masih dipasang. Jengah. Mengapa pula harus ada anak kecil di rumahnya? Sudah berisik, bikin sakit kepala pula.

"Kak Sasukeee!!!"

"Berisik! Jangan mencekik boneka idolamu dan membuat keributan di kamarku!"

Sakura seketika diam. Tangan yang semula meremat leher boneka dilepaskan. Ini bukan mainan kesukaannya lagi. Salahkan saja Aunty Mikoto. Setelah tahu bantal peluk bergambar Lee-sama kesukaan Sakura dirusak Sasuke, Nyonya Uchiha itu menjahitkan kain bergambar wajah Lee yang tersisa ke boneka Hello Kitty.

Jadilah sebuah revolusi baru hasil persilangan bantal peluk Lee-sama dengan boneka Hello Kitty menjadi Lee Kitty. Boneka berbadan kucing betina, berwajah lelaki bergigi cemerlang. Mengerikan.

Sakura memegang ujung kuping Lee Kitty dengan tampang jijik, lalu melemparkan begitu saja ke tempat tidur Sasuke. Seolah hal yang baru saja dilakukannya tak membuat marah pemilik kamar, Sakura kembali ke topik awal.

"Kak Itachi menjadi orang ketiga!!" Bukti foto diayun-ayunkan. "Kakak harus melakukan sesuatu! Rebut kembali anak ayam-chan!!"

Sasuke melirik sekilas. Tak acuh dengan foto yang menampilkan dua orang saling berdempetan layaknya pacar. Bungsu Uchiha itu mendengkus keras, kembali sibuk dengan kegiatan semula.

Lama diam di pihak Sasuke, karena Sakura sudah mencak-mencak sedari tadi. Meracau sendiri, mengomel tentang apa jadinya bumi jika penghuninya saja tidak saling toleransi.

Gadis itu juga menggerutu tentang apa jadinya dunia kalau manusianya menganut prinsip teman rasa pacar, pacar rasa mantan. Dikira pacar ternyata teman. Disebut mantan rupanya masih pacaran.

Sama seperti kelakuan tetangganya ini. Kalau disebut saudaranya Naruto, dia merengut. Kalau dikatai pacarnya anak ayam-chan, dia ngamuk. Mau dipanggil mantan juga pacaran belum sanggup. Maunya orang ini apa sih?

"Tak ada hubungannya denganku kalau Itachi mendekati Naruto."

Ooh, maunya dianggap belum ada hubungan apa-apa, toh.

Sakura mengangguk, selang beberapa saat menggeleng ribut. "Tapi ... tapi ..., Kakak harus melakukan sesuatu. Bagaimana kalau anakku dianu-anu?"

Sasuke bergelung dalam selimut. Perutnya masih panas karena kari tadi. Ocehan bocah ini justru membuat sakitnya bertambah melilit. Namun, ia masih menyempatkan diri menanggapi. Siapa tahu, setelah ini Sakura akan pergi.

"Kalau Naruto di-anu Itachi, cerita ini akan berganti haluan menjadi ItaNaru." Di balik selimut, Sasuke mengapit bantal di antara kedua paha. Dia meringkuk dengan badan miring ke kanan. "Begitu saja tidak tahu."

The Chick [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang