Anak Ayam (13)

2.5K 268 135
                                    

The Chick

Naruto © Masashi Kishimoto

SasuNaru
ItaKyuu

Hanya hiburan di kala pikiran mengajak beli mie ayam.

.

.

Kyuubi. Organisme mamalia setengah gila. Entitas perpaduan rubah dan gorila. Salah satu dari kelompok aneh penghuni belantara. Terserah kalian mau menyebutnya apa.

Kyuubi, tetaplah manusia biasa yang mempunyai hati dan ingin dicinta.

Kyuubi adalah-

“Itachi!! Apa yang kaulakukan di dalam sana? Cepat keluar, gantian! Mulas, nih!!”

Kyuubi adalah ..., bagaimana cara menyebutnya, ya? Seorang yang memberi warna baru dalam hidup yang abu-abu monyet menjadi biru kera? Lupakan saja, Itachi serasa buta warna setiap berdekatan dengan Kyuubi semata.

“Chi, cepet! Nggak tahan pengin keluar, nih!!”

“Kita keluarin sama-sama ya, Kyuu?”

“ITACHI!”

“Iya, deh. Tunggu tiga menit lagi sambil rebus mi cukup itu ....”

“Aku sakit perut karena mi eksperimenmu tahu!!” Gedoran di pintu akhirnya membuat Itachi mau tak mau, -tetapi diharuskan mau- mengalah.

Air mengguyur lubang dengan irama despacito. Menyamarkan bunyi sesuatu yang berusaha dikeluarkan dengan usaha ekstra. Erangan layaknya lahiran menjadi latar belakang. Itachi akhirnya keluar dengan senyum lega.

“Di dalam ngapain saja, sih? Nyabun?” Kyuubi menyerbu masuk setelah Itachi membuka pintu. Ia mendorong Uchiha itu agar memberinya jalan.

‘Habis buang hajat memang harus cuci tangan pakai sabun, kan?’ pikir Itachi yang tak berani disuarakan.

Setelah pintu tertutup dengan debaman keras, barulah Itachi menjawab, “Tentu saja memikirkanmu, wahai Adinda.”

Lalu, sebagai balasannya terdengar harmonisasi indah antara bunyi jebur air dengan teriakan Kyuubi dari kamar mandi. “MATI SAJA KAU, ITACHII!”

.

.

“Enak saja, mikirin aku di jamban, memangnya aku perangsang BAB? Penawar sembelit? Pengobat mencret?” Kyuubi masih sempat-sempatnya menggerutu tentang kejadian tadi. Perutnya kembali sakit saat membayangkan Itachi melamunkannya di toilet. Mual jadinya, mana ditambah lapar pula.

Rubah itu sekarat. Jalannya menabrak-nabrak. Kaki gemetar dengan mulut tak henti mengucap, “Lapar ....”

Butuh perjuangan untuknya sampai ke dapur, di sana barulah ia bisa mencium aroma-aroma calon pengisi perut. Cocok sekali, energi habis dibuang, tentu saja harus diisi ulang.

Sepenuhnya sadar, kaki membawanya ke arah bebauan itu timbul. Hidung mengendus-endus. Di balik bahu lebar yang tergerai rambut hitam panjang, terdapat sesuatu yang sedap; perangsang sesungguhnya.

“Chi, lapar ...,” ujar Kyuubi dengan liur yang sudah menetes di rambut basah Itachi.

Itachi tersenyum. Garis-garis kedewasaan di sekitar mata dan hidung naik beberapa mikromili. Ia menjawil dagu Kyuubi yang bersandar di bahunya. “Hm, mau bantu?”

The Chick [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang