Break The Ice "1"

8.6K 649 7
                                    



Break the ice

Break the ice

Give me more

Give me more

Jika seseorang yang memulai
maka dia yang harus mengakhirinya

Jika seseorang itu ragu
maka dia akan mati

Jika seseorang terperangkap dalam hal yang namanya
"CINTA"
maka dia akan mendapatkannya, apapun caranya, apapun trik kotornya
dia akan mendapatkannya



Malam yang damai dan tentram~
sunyi senyap dalam kegelapan~ (Kok kyk ngepuisi ya ?)
Tetapi hal kesunyian itu lenyap ketika seseorang mendobrak pintu besar itu.


Brakkkkk~

Seseorang yang terlelap itu pun terbangun mendengar suara keras tersebut, dia sedang mimpi berada di taman indah dengan bunga bermekaran dan di sana ayah dan ibunya menunggunya. Tetapi mimpi itu lenyap dalam beberapa detik.


"Tuan muda kise! Anda harus segera pergi dari sini!"
Teriak seorang pemuda yang memakai pakaian pelayan, mendadak masuk ke dalam setelah pintu dia dobrak.


"Kenapa begitu ribut malam-malam begini?"
Tanyanya berjalan turun dari kasur. Tanpa menjawab pertanyaan itu sang pemuda langsung menarik tangannya dan berlari keluar ruangan.

Di luar sana begitu ribut dan kacau, suara teriakan terdengar begitu keras dan menusuk. Kise tidak mempercayai penglihatannya saat ini. Darah berceceran dimana-mana rasanya dia akan muntah melihat pelayan-pelayannya merenggang nyawa bersimba darah di lantai.


"A..Ada apa ?"
Tanyanya akan memuntahkan semua isi perutnya. Dia memegangi mulutnya.


" Para Yakuza datang menyerang, mereka berkomlpot untuk membunuh semua bangsawan di daerah ini. Anda harus pergi dari sini segera!"
Jelas sang pelayan masih berlari dengan tergesa-gesa.


"Bagaimana mama dan papa ? Apa mereka baik-baik saja ?"
Tanyanya lagi melihat tidak ada orang lain yang hidup selain mereka berdua. Sang pelayan diam seribu bahasa.


"Tidak! Kita harus menyelamatkan mereka!"
Teriaknya melepas pegangan sang pelayan dan kembali berlari masuk ke dalam mansion, sedikit lagi mereka akan keluar dari mansion besar ini, mereka sudah di ambang pintu belakangnya.


"Mama! Papa!"
Teriaknya sambil berlari menelusuri lorong yang penuh dengan darah, hingga sampailah dia ke sebuah ruangan. Dia benar-benar tidak berdaya melihat kedua orang tuanya yang tewas dengan bagian kepala dan badan terpisah. Dia bergetar hebat dan terjatuh ke lantai dengan air mata berlinang dipelupuk matanya.


"Tidak!!!"
Teriaknya frustasi. Sang pelayan kembali menjemput majikannya dan menarik tubuh yang bergetar itu menjauh dari ruangan karena beberapa yakuza telah datang dan akan membunuh mereka.

Di tangan mereka masing-masing memegang senjata. Kapak, pistol, katana. Mereka segera mengejar kise dan pelayannya yang berlari keluar mansion. Sang pelayan keluar dan menyembunyikan kise ke semak-semak luar taman mansion.


"Tuan muda. Anda harus hidup!"
Ucap sang pelayan tersenyum pada majikannya.

Dan tanpa kata-kata lagi sang pelayan pergi untuk menghalangi para yakuza membunuh majikannya. Kise terdiam dengan tatapannya yang kosong, dia seperti seorang mayat hidup tanpa nyawa. Yang tadinya sunyi senyap menjadi riuh karena mansion itu mulai mengobarkan api besar membakar seluruh isi dalam mansionnya.

Tatapan lembut kise sebelumnya telah hilang, tatapan kosong itu hilang menjadi tajam dan merah. Dia melihat pelayannya terbunuh dan mereka kembali mencarinya tetapi langkah mereka terhenti ketika seseorang dari mereka memanggil mereka untuk kembali karena semua sudah beres dan polisi akan tiba sebentar lagi karena keributan besar ini. Mereka akhirnya menghilang di kegelapan malam.

Kise menatapi mansion nya yang merah, semuanya musnah ditelan api. Semuanya tanpa tersisa. Dia pun menghampiri pelayannya, dia menatap nanar pelayannya yang tewas menyedihkan.

Dia pun mengambil katana yang ada di tangan pelayan yang berhasil dia rebut dari salah satu yakuza sebagai pelindung diri. Kise melihat katana itu dan menyadari lambang yang terukir dalam katana, ular dan naga yang melingkar ditengahnya sebuah bola api.
Dia tidak menangis. Dia tidak diizinkan menangis.
Rambut pirang sebahunya berkibar diterpa angin panas dari mansionnya. Dia berbalik memunggungi mansionnya dan berjalan pergi sambil menyeret katana tersebut dan menghilang dalam kegelapan malam.

"Selamat Tinggal semuanya.."

Break The IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang