Break The Ice "6"

5.4K 493 9
                                    



Aomine datang karena permohonan ayahnya. Dia pun pergi menemui ayahnya di rumah jepang yang kuno. Baru turun dari mobil dia sudah disambut oleh beratus-ratus orang yang memakai baju hitam ada juga yang memakai yukata dengan katana terselip di pinggang mereka dengan tampang yang seram beberapa punya bekas luka di wajah mereka dan terlihat mengerikan.


"Selamat datang, Tuan muda!"
Ucap mereka bersamaan dan membungkuk. Aomine hanya diam dan berjalan masuk. Diikuti sekretarisnya. Di dalam rumah juga berjejer orang yang sama pakaiannya. Aomine acuh tak acuh dan kemudian melewati mereka dan masuk dalam ruangan yang besar dan terang, di sana duduk seorang pria tua berumur 50-an. Aomine duduk berhadapan dengannya sejauh 5 meter jauhnya.


"Ada apa tua bangka ? Kau terlihat baik-baik saja. Untuk apa kau memanggilku ?"
Tanyanya acuh tak acuh.
"Anak kurang ajar! Berani mengataiku tua bangka?"
Marahnya sambil menunjuk Aomine yang langsung diacuhkan Aomine.


"Aku hanya mengkhawatirkan keselamatanmu! Anak kurang ajar! Kenapa suka sekali tinggal di tempat tinggi seperti itu! Di sini lebih aman dan banyak bodyguard nya!" (Maksudnya apartemen)


"Tua bangka bisa kecilkan suaramu! Kupingku hampir tuli mendengar ocehanmu. Seharusnya yang kau khawatirkan adalah dirimu sendiri tua bangka. Kau memang bukan tetua klan lagi tapi kau pernah menjabatnya. Dan kudengar dia hanya membunuh tetua klan terdahulu. Pasti dia akan datang memenggal kepala..."
Belum selesai Aomine bicara, terdengar suara dari atas kepala mereka.

Suara gemuruh dari atap ruangan itu yang tiba-tiba roboh dan seseorang muncul dengan katana yang berkilau dan tajam serta pakaian hitamnya. Aomine tertegun melihat orang itu.

Mata Aomine dan mata nya bertemu sejenak sebelum dia berpaling ke arah ayahnya yang ada di belakangnya. Rambut panjangnya berkibar saat dia melesat ke arah ayah Aomine yang sudah ketakutan sambil merangkak mundur dengan bokongnya dan dibantu kedua tangannya.

Sebelum kise bisa mengibaskan katananya, sebuah peluru menembus kaki kanannya membuatnya tersungkur ke lantai. Dia tidak berniat menyerah dia bangkit lagi dan menyeret kakinya, Aomine tampak kesal karena diacuhkan. Padahal dia baru saja menembakinya seharusnya dia datang membunuhnya atau apapun.


"kalau kau tidak berhenti akan kubolongi kepalamu!"
Ancamnya yang tidak dipedulikan kise. Aomine benar-benar kesal dengan kise.

Kise kembali melayangkan katananya, tetapi sebuah peluru menembus bahu kanannya menjatuhkan katananya dan menancap tepat d itengah –tengah kedua kaki ayah Aomine. Kise tetap tidak berbalik walau sakit menyelimutinya.

Aomine pun marah dan penuh api kekesalan, dia diacuhkan oleh seorang pembunuh yang seharusnya datang membunuhnya. Padahal dia sudah memikirkan kata-kata sambutan untuknya, tetapi dia bukanlah target dari pembunuh ini. Dia merasa kecewa dan rencananya tidak berarti.


"Jangan mengacuhkanku sialan!"
Geram Aomine. Kise kembali mengambil katananya dengan tangan kirinya. Karena mendengar keributan di dalam ruangan tetua orang-orang Aomine berdatangan melindungi kedua orang penting mereka.

Mereka segera membawa pergi ayah Aomine, mereka juga akan membawa Aomine tapi dia menolak untuk pergi. Ini kesempatan untuk mendapatkannya. Beberapa orang datang menyerang kise, tetapi tak satu pun yang dapat menyentuhnya atau membekuk kise. Mereka hanya datang mengantar nyawa, dengan tangan kirinya dia masih bisa bertahan walau mereka tidak langsung mati melainkan hanya terluka.

Dalam ruangan itu dipenuhi darah kise dan bercampur dengan darah beberapa orang Aomine. Aomine melihatnya dalam diam, dia menatap sosok di depannya yang seperti menari di depannya. Dia berjalan mendekatinya dan menyuruh orang-orangnya untuk mundur.


"Yoo Killer. Akhirnya kita bertemu! Aku sudah menantimu sejak lama."
Ucapnya sambil tersenyum yang langsung diarahkan katana oleh kise di leher Aomine dan menatapnya tajam.

Aomine masih dapat melihat tatapan tajamnya dari poni rambut yang menutupi matanya. Orang-orang Aomine akan menyerang Kise tapi dihentikan Aomine dengan gerakan tangannya.

Break The IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang